5.1.2 Berat Jenis
Menurut Panshin 1980 dalam Pandit 2008 berat kayu meliputi berat zat kayunya sendiri, berat zat ekstraktif dan berat air yang dikandungnya. Jumlah zat
kayu dan zat ekstraktif biasanya konstan, sedangkan jumlah airnya berubah-ubah, oleh karena itu berat jenis dari sepotong kayu besarnya dapat bervariasi,
tergantung pada kadar air kayu tersebut. Berat jenis Akasia mangium pada penelitian ini disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7 Rata-rata berat jenis Akasia mangium berdasarkan kelas diameter
Kelas Diameter cm
Berat Jenis
Akar Batang Utama
Cabang Ranting
0-5 0,37
0,49 -
0,34 5-10
0,41 0,42
- 0,39
10-15 0,35
0,41 0,32
0,33 15-20
0,41 0,46
0,42 0,39
20-25 0,45
0,46 0,40
0,39 25-30
0,39 0,53
0,46 0,35
30-35 0,44
0,55 0,54
0,49 35-40
0,47 0,47
0,42 0,45
Rata-rata 0,41
0,47 0,43
0,39
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 7 dapat diketahui bahwa berat jenis kayu Akasia mangium berkisar antara 0,39-0,47. Hasil tersebut berbeda
dengan Pandit 2008 yang menyatakan bahwa berat jenis Akasia mangium rata- rata sebesar 0,6. Perbedaan tersebut diakibatkan adanya faktor-faktor yang
mempengaruhinya yaitu umur, tempat tumbuh, posisi kayu dalam batang dan kecepatan tumbuh.
5.1.3 Kadar Zat Terbang dan Kadar Abu
Zat terbang menunjukkan kandungan zat-zat yang mudah menguap dan hilang pada pemanasan 950 °C yang tersusun dari senyawa alifatik, terpena dan
fenolik. Rata-rata kadar zat terbang Akasia mangium disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8 Rata-rata kadar zat terbang Akasia mangium pada berbagai bagian pohon
Kelas Diameter
cm Kadar Zat Terbang
Akar Batang
Utama Cabang
Ranting Daun
0-5 54,33
40,01 -
61,89 68,03
5-10 55,44
39,64 -
57,66 68,78
10-15 51,18
33,34 47,55
57,72 67,44
15-20 55,52
36,00 50,05
58,44 68,75
20-25 44,40
40,61 45,78
53,41 66,43
25-30 48,32
35,28 49,62
55,56 66,60
30-35 43,76
35,61 48,91
59,55 67,05
35-40 43,06
34,89 44,59
58,48 65,26
Rata-rata 49,50
36,92 47,75
57,84 67,29
Berdasarkan hasil analisis laboratorium yang disajikan pada Tabel 8, kadar zat terbang terbesar terdapat pada bagian daun sebesar 67,29 sedangkan kadar
zat terbang terkecil terdapat pada bagian batang utama sebesar 36,92 . Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Fadhli 2009 yang menyatakan bahwa kadar zat
terbang terbesar pada Akasia mangium terdapat di bagian daun sebesar 60,39 dan yang terkecil terdapat pada bagian batang utama sebesar 49,30. Keselarasan
data juga terlihat pada jenis kayu lain yaitu pada hasil penelitian Erlangga 2009 yang menyatakan bahwa kadar zat terbang tertinggi pada kayu Pinus Pinus
Merkusii Jungh et de Vriese terdapat pada bagian daun sebesar 68,46 dan yang
terkecil terdapat pada bagian batang utama sebesar 53,34. Berdasarkan hasil analisis laboratorium yang disajikan pada Tabel 9, kadar
abu terbesar terdapat pada bagian daun sebesar 3,61 sedangkan kadar abu terkecil terdapat pada bagian batang utama sebesar 1,46 . Hasil ini berbeda
dengan hasil penelitian Fadhli 2009 yang menyatakan bahwa kadar abu terbesar pada Akasia mangium terdapat di bagian ranting sebesar 2,37 dan yang terkecil
terdapat pada bagian cabang sebesar 1,28.
Tabel 9 Rata-rata kadar abu Akasia mangium pada berbagai bagian pohon
Kelas Diameter
cm Kadar Abu
Akar Batang
Utama Cabang
Ranting Daun
0-5 2,25
1,54 -
1,55 3,83
5-10 1,95
1,43 -
1,43 3,37
10-15 2,52
1,72 2,15
2,31 4,31
15-20 1,43
1,44 0,95
1,59 3,68
20-25 1,36
1,28 1,98
1,72 3,47
25-30 2,27
1,31 2,20
3,12 3,20
30-35 2,48
1,37 2,10
1,91 3,39
35-40 2,64
1,56 1,40
1,17 3,65
Rata-rata 2,11
1,46 1,80
1,85 3,61
Kadar abu adalah kadar oksida logam yang tersisa pada pemanasan tinggi, yang terdiri dari mineral-mineral terikat kuat pada arang seperti kalsium, kalium
dan magnesium. Abu adalah sisa dari pembakaran bahan yang mengandung bahan-bahan anorganik. Pada penelitian ini daun memiliki kadar abu terbesar
karena daun mengandung lebih banyak bahan anorganik dibanding bagian pohon yang lain.
Besarnya kadar karbon ditentukan oleh besarnya nilai kadar zat terbang dan kadar abu. Persentase kadar zat terbang dan kadar abu pada cabang, ranting,
daun dan akar yang lebih tinggi daripada batang menjadikan kadar karbon pada batang menjadi lebih tinggi dibandingkan bagian pohon yang lain.
5.1.4 Kadar Karbon