Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

dan cakalang, dikenal sebagai rumpon laut dalam dengan alat tangkap yang digunakan berupa pancing yang disebut huhate pole and line dan pukat cincin purse seine. Jenis kedua adalah rumpon yang digunakan biasanya disebut rumpon laut dangkal. Alat tangkap yang biasanya digunakan untuk menangkap ikan di rumpon laut dangkal adalah pukat cincin, gillnet dan juga pancing tonda untuk menangkap ikan-ikan pelagis kecil Zulkarnain 2002. Rumpon, khususnya rumpon dangkal digunakan nelayan di Kei Kecil. Ditinjau dari beberapa aspek konstruksinya, rumpon di Kei Kecil relatif sederhana, rumpon ini juga mudah dibongkar pasang. Tali yang digunakan tidak terlalu panjang 50 m dan penempatan rumpon yang tidak terlalu jauh dari pantai serta obyek penangkapan berupa ikan pelagis. Kombinasi antara tipe rumpon dan alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan di Kei Kecil sangat bervariasi. Namun demikian sampai saat ini belum diketahui dengan pasti tingkat efektivitas pemanfaatan rumpon pada alat tangkap yang digunakan. Berkait dengan hal tersebut di atas maka penting untuk di lakukan pengkajian tentang tingkat efektivitas rumpon dalam meningkatkan hasil tangkapan ikan pada suatu alat penangkapan ikan. Kajian-kajian terhadap teknologi rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapan produksi baik kaitannya dengan alat tangkap yang digunakan maupun konstruksi dari rumpon itu sendiri sudah banyak dilakukan Sondita 1986; Subani 1986; Subani dan Barus 1989; Monintja 1990; Badan Litbang Pertanian 1992; Monintja 1993; dan Mathews et al. 1996; Tim Pengkajian Rumpon IPB 1987; Zulkarnain 2002. Akan tetapi dari beberapa penelitian yang sudah dilakukan tersebut masih sangat jarang penelitian yang secara khusus mengkaji bagaimana keberadaan ikan khususnya ikan pelagis di sekitar rumpon.

1.2 Perumusan Masalah

Rumpon sebagai alat bantu penangkapan ikan merupakan salah satu alat bantu yang memberikan peranan besar bagi nelayan – nelayan kecil tradisional di perairan Maluku Tenggara. Rumpon yang dioperasikan oleh nelayan setempat dapat dikatagorikan ke dalam dua kelompok, berdasarkan bahan konstruksinya. Yang pertama menggunakan bambu sebagai rangkanya sedangkan daun kelapa sebagai attraktor. Jenis kedua, menggunakan drum plastik sebagai rangkanya sedangkan untuk attraktor digunakan juga daun kelapa. Rumpon digunakan hanya sebagai alat bantu untuk mengumpulkan ikan, untuk menangkap ikan-ikan yang telah berkumpul tersebut, nelayan Maluku Tenggara biasanya menggunakan alat tangkap utama berupa purse seine, gillnet dan pancing tonda. Namun sejauh mana tingkat efektivitas dari rumpon ini dalam menunjang operasi penangkapan ikan masih perlu dikaji lebih mendalam. Disamping itu, teknologi penangkapan tepat guna dalam melakukan penangkapan ikan di sekitar alat bantu rumpon juga masih perlu dikaji lebih jauh sehingga diharapkan dengan penggunaan teknologi penangkapan yang tepat dapat memberikan tingkat efektivitas yang lebih tinggi dalam penggunaan rumpon. Berdasarkan permasalahan di atas maka perlu dilakukan penelitian untuk mengkaji tingkat efektivitas pemanfaatan rumpon dalam menunjang operasi penangkapan ikan dengan menggunakan teknologi tepat guna.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk: 1 Membandingkan komposisi jenis dan jumlah hasil tangkapan masing-masing rumpon dari unit penangkapan ikan 2 Membandingkan efektivitas operasi penangkapan ikan yang menggunakan rumpon 3 Membandingkan kinerja teknologi penangkapan ditinjau dari aspek biologi, sosial, dan ekonomi yang dioperasikan di sekitar rumpon.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan berguna: 1 Sebagai dasar pertimbangan dalam pemilihan rumpon yang tepat dalam bidang teknologi penangkapan untuk peningkatan hasil tangkapan bagi nelayan Maluku Tenggara 2 Untuk memperkaya khasana ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan pemanfatan rumpon dalam teknologi penangkapan ikan. 3 Sebagai bahan masukan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara dalam pengelolaan dan pengembangan perikanan tangkap di Maluku Tenggara.

1.5 Hipotesis