persyaratan itu maka tidak diperbolehkan seseorang untuk menjadi pengurus Aisyiyah di wilayah penduduk asli ini.
7
C. Manajemen Organisasi
Menurut Shrone dan Voich, tujuan utama manajemen ialah produktivitas dan kepuasan. Produktivitas merupakan ukuran kuantitas dan kualitas kerja dengan
mempertimbangkan kemampuan sumber daya. Produktivitas dibagi ke dalam 2 kategori, yaitu sebagai berikut
8
: a.
Produktivitas teknik, mengacu pada keefektifan dan efisiensi penggunaan sumber daya, diukur dengan produktifitas fisik kuantitas.
b. Produktivitas perilaku, merupakan sikap mental yang senantiasa berusaha
untuk berkembang, diukur berdasarkan nilai-nilai. Struktur organisasi adalah rangkaian aturan yang menunjukkan hubungan antara
fungsi-fungsi organisasi yang meliputi pimpinan, tugas, wewenang, serta tanggung jawab yang masing-masing memiliki peran dalam satu kesatuan yang utuh untuk
mencapai tujuan organisasi. Sebagai organisasi, Aisyiyah membutuhkan adanya struktur organisasi yang sehat dan efisien. Struktur yang sehat berarti tiap-tiap satuan
organisasi dapat menjalankan perannya dengan tertib. Struktur organisasi yang efisien yakni dalam menjalankan perannya, masing-masing satuan organisasi dapat mencapai
perbandingan terbaik antara usaha dan hasil kerja.
7
ibu Hj. Warnisma, M.Pd, Wawancara, Depok, 22 Agustus 2014.
8
Iwan Purwanto, Manajemen Strategi, Bandung: CV. Yrama Widya, 2008, hal. 22-23.
Aisyiyah merupakan suatu organisasi formal dan juga informal. Suatu organisasi belum tentu bekerja secara sehat dan efisien apabila hanya didasarkan pada struktur
formalnya, sedangkan segi informalnya diabaikan. Oleh karena itu, organisasi informal merupakan sesuatu yang akan melengkapi segi formal dari organisasi
tersebut. Adapun peranan organisasi informal sebagai saluran informasi untuk mempertajam perasaan dan keutuhan pribadi, percaya diri dan kebiasaan bertindak
kepada orang-orang yang tergabung dalam organisasi. Dengan demikian organisasi informal bertujuan untuk memperlancar hubungan dalam melaksanakan kerja
organisasi. Pada dasarnya pengertian formal dan informal tidak menunjukkan sah tidaknya
organisasi, juga tidak menunjukkan adanya dua macam organisasi. Dalam hal ini organisasi tetap hanya satu bentuk, dengan wadah dua. Formal atau tidaknya sebuah
organisasi dapat diketahui dari strukturnya dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, sedangkan informal organisasi dapat diperoleh melalui pendekatan pribadi.
Dalam membentuk struktur organisasi, agar diperoleh struktur organisasi yang sehat dan efisien, dibutuhkan berbagai azas organisasi yang berperan sebagai
pedoman untuk membentuk struktur organisasi yang sehat dan efisien dan sebagai pedoman untuk melakukan kegiatan organisasi agar dapat berjalan lancar. Adapun
azas atau landasan struktur Aisyiyah ialah sebagai berikut: 1.
SK Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang berupa kaidah-kaidahnya tentang organisasi
2. AD dan ART Muhammadiyah
3. AD dan ART Aisyiyah
Dalam hal praktik manajemen dalam sebuah organisasi, permasalahan waktu untuk para pengurus terkadang menjadi faktor internal timbulnya masalah, misalnya
apabila akan melakukan kegiatan rapat rutin ataupun rapat untuk mengadakan suatu acara dan lain sebagainya. Masalah ini sebenarnya tidak menjadi masalah yang terlalu
serius, tidak terlalu mengganggu dalam melakukan rapat-rapat yang diadakan, karena bisa diwakilkan dengan pengurus lainnya, akan tetapi dengan begitu ada beberapa
pengurus yang tugasnya menjadi rangkap sehingga kurang maksimalnya kerja yang dilakukan oleh pengurus tersebut.
Persoalan manajemen waktu ini timbul dikarenakan banyak pengurus Aisyiyah yang juga bekerja menjadi pegawai, karyawan dan lain sebagainya, oleh karenanya
terkadang sulit untuk mengatur waktu saat akan dilaksanakan rapat, waktunya sering bentrok antara waktu bekerja dengan waktu rapat sehingga pengurus yang
bersangkutan dan memiliki suatu tugas berhalangan untuk hadir. Untuk itu, dalam manajemen sebuah organisasi diperlukan adanya pengendalian,
sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana atau selaras dengan standar. Proses pelaksanaan dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan, rencana dan melakukan
tindakan perbaikan jika terdapat penyimpangan-penyimpangan, agar tujuan yang dihasilkan sesuai dengan yang direncanakan. Adapan cara-cara pengendalian,
diantaranya
9
: 1.
Pengawasan langsung, yaitu pengawasan yang dilakukan sendiri secara langsung oleh seorang pimpinan.
9
Ibid., hal. 67-70.
2. Pengawasan tidak langsung, yaitu pengendalian jarak jauh melalui laporan
yang diberikan oleh bawahan. 3.
Pengawasan berdasarkan kekecualian, yaitu pengendalian yang khusus dilakukan pada penyimpangan-penyimpangan yang luar biasa dari hasil
atau standar yang diharapkan.
D. Kepemimpinan leadership
Menurut G.R. Terry, kepemimpinan ialah kegiatan-kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar mau bekerja sama untuk mencapai tujuan.
10
Untuk itu dalam suatu organisasi yang memiliki tujuan-tujuan yang ingin dicapai, maka dibutuhkan seorang
pemimpin. Macam-macam wewenang seorang pemimpin, antara lain:
1. Wewenang formal, yakni wewenang sah yang dimiliki seorang pemimpin
karena kedudukannya. a.
Wewenang yang diberikan oleh atasan kepada pimpinan yang lebih rendah.
b. Wewenang yang mendasarkan diri pada pimpinan yang dipilih oleh
mereka yang akan menjadi bawahannya. 2.
Wewenang karena wibawa yang dimiliki seseorang, misalnya karena seseorang, misalnya karena usia, pendidikan, kepribadian, sehingga dapat
mempengaruhi kehidupan kelompok dan kepuasan bawahan.
10
Ibid., hal. 63.