Sejarah Berdirinya Aisyiyah Kota Depok dan Perkembangannya

Aisyiyah Depok menjadi tingkat daerah PDA pada tahun 1994. 21 Cabang- cabang yang baru ada pada waktu Aisyiyah Depok menjadi tingkat daerah PDA, di antaranya: cabang Beji, cabang Pancoran Mas, cabang Depok Barat, cabang Cimanggis Sukmajaya. Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah PDA yang pertama adalah ibu Hj. Khadijah Ali. dan waktu Muktamar tahun 1995 di Aceh, Aisyiyah kota Depok untuk yang pertama kalinya menjadi peserta Muktamar. 22 Kemudian pada tahun 2000 kota Depok mulai mengalami perkembangan dan dipimpin oleh ibu Hj. Ummi Kulsum dari ranting Beji. Aisyiyah ranting Beji didirikan pada tahun 1975 dan merupakan cikal bakal dari berdirinya Aisyiyah kota Depok 23 , oleh karenanya ranting ini merupakan ranting tertua yang ada di kota Depok. Aisyiyah kota Depok saat itu berada di wilayah-wilayah penduduk asli, yakni wilayah Beji, Kukusan, Beji Timur, Pondok Cina, dan Depok Barat. Wilayah Pancoran Mas saat itu masih masuk ke dalam wilayah Depok Barat, sedangkan wilayah Beji, Kukusan dan Pondok Cina sudah ada. Tokoh Muhammadiyah yang ada di Beji saat itu adalah Kiai Haji M. Usman yakni orang tua dari bapak Wazir selaku ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah PDM kota Depok pada tahun 1995-2005. Cabang yang tertua selanjutnya ialah cabang Depok Barat yang dulunya wilayah Pancoran Mas masuk ke dalam wilayah ini, dan merupakan wilayah penduduk asli. Ranting-ranting dari cabang ini berada di wilayah Jemblongan, Rawadenok, Pulo, 21 Surat Putusan Pengesahan Organisasi yang dikeluarkan oleh Pimpinan Pusat „Aisyiyah di Yogyakarta pada tanggal 26 November 1994. 22 Ibu Hj. Warnisma M.Pd, Ketua PDA Kota Depok Periode 2005-2010 dan 2010-2015, Wawancara Pribadi, Depok, 22 Agustus 2014 pukul: 09.00-10.00 WIB . 23 Ibu Hj. Ummi Kulsum, Tokoh Pendiri Aisyiyah Kota Depok, Wawancara Pribadi, Depok, 5 Juli 2014, pukul: 13.00-14.30 WIB dan tokoh- tokohnya saat itu ialah alm. Hj. Maryanih, Hj. Mahyani Mas’udi. Kemudian cabang selanjutnya, wilayah penduduk asli yang merupakan wilayah cikal bakal dari Aisyiyah tingkat daerah PDA kota Depok ialah salah satunya cabang Beji. Jadi, cikal bakal berdirinya Aisyiyah tingkat daerah PDA kota Depok terdiri dari cabang Beji dan cabang Depok Barat, karena kedua daerah ini merupakan wilayah dari penduduk asli Depok. Aisyiyah di wilayah ini dipimpin oleh ibu Khadijah, yakni pada saat Aisyiyah menjadi tingkat Pimpinan Daerah Aisyiyah PDA kota Depok. Karena adanya struktur pemerintahan sehingga adanya pemekaran di kota Depok, akhirnya wilayah Pancoran Mas memisahkan diri dari Kecamatan Depok Barat, yakni menjadi Kecamatan Pancoran Mas. Oleh karenanya, wilayah Pancoran Mas yang tadinya dalam struktur organisasi Aisyiyah merupakan sebuah ranting menjadi sebuah cabang baru, yakni cabang Pancoran Mas pada tahun 1979. Selanjutnya, muncul lagi cabang baru yakni cabang Cimanggis Sukmajaya, dan cabang ini juga merupakan cabang yang tertua di kota Depok. Salah satu ranting dari cabang ini ialah ranting Cisalak. Amal Usaha Aisyiyah yang ada di ranting Cisalak ini salah satunya bergerak pada bidang pendidikan, yakni pembinaan karakter pada anak usia dini melalui didirikannya TK Aisyiyah di Cisalak. Kemudian Aisyiyah di cabang Cimanggis Sukmajaya ini berkembang dan muncul ranting baru, di antaranya ranting Mekar Jaya, ranting Abadi Jaya, ranting Kota Kembang yang sekarang dikenal dengan ranting Grand Depok City GDC. cabang yang muncul selanjutnya ialah cabang Sawangan. Saat itu Aisyiyah di wilayah ini dibina oleh bapak Amiruddin Siregar, akan tetapi karena struktur pemerintah daerah saat itu, wilayah ini masuk ke dalam Pimpinan Daerah Muhammadiyah PDM Jakarta Selatan. 24 Kemudian, dengan adanya struktur pemerintah mengenai pemekaran kota Depok, akibatnya muncul pemecahan, di mana yang tadinya Cimanggis bergabung dengan cabang Sukmajaya, akan tetapi karena struktur pemerintah tersebut antara Cimanggis dan Sukmajaya menjadi Kecamatan tersendiri, yakni Kecamatan Cimanggis dan Kecamatan Sukmajaya, sehingga menjadi cabang Cimanggis dan cabang Sukmajaya. Wilayah dari cabang Cimanggis meliputi, Tugu, Cisalak Pasar, dan Sukatani. Namun, pemerintah kota Depok melakukan pemekaran lagi sehingga Sukatani sudah menjadi Kecamatan tersendiri dan rencananya ranting Sukatani akan memisahkan diri dengan cabang Cimanggis dan menjadi cabang tersendiri. Sama halnya seperti seorang anak yang lahir dari ibunya, kemudian tumbuh besar dan dewasa, lalu menikah tentunya akan memisahkan diri dari ibunya, dan begitu juga dengan Aisyiyah di tingkat ranting yang setelah berkembang tentunya ada kemungkinan untuk memisahkan diri dari cabangnya dan menjadi sebuah cabang sendiri. Di wilayah barat Sawangan, yakni Meruyung yang letaknya dekat dengan masjid Kubah Mas, sebelumnya wilayah Meruyung ini masuk ke dalam cabang Sawangan, akan tetapi setelah adanya pemekaran kota Depok menjadi 11 kecamatan, akhirnya Meruyung mendeklarasikan diri terpisah menjadi cabang sendiri yakni cabang Limo, dan memiliki Amal Usaha Aisyiyah di bidang pendidikan melalui didirikannya TK Aisyiyah 16. Akan tetapi, wilayah Cinere belum menjadi cabang 24 ibu Hj. Warnisma, M.Pd, Ketua PDA Kota Depok Periode 2005-2010 dan 2010-2015, Wawancara Pribadi, Depok, 22 Agustus 2014 pukul: 09.00-10.00 WIB sendiri dikarenakan belum menjadi sebuah kecamatan sendiri, sehingga Cinere merupakan sebuah ranting dan masih masuk ke cabang Limo. Sebagian struktur organisasi Aisyiyah di kota Depok mengikuti struktur Pemerintahan kota Depok, dikarenakan agar memudahkan untuk mengontrol pembinaan ke wilayah karena bermitra kerja dengan Pemerintah dan untuk memudahkan dalam pengembangan ekspansi. 25 Anggota Aisyiyah ialah anggota Muhammadiyah perempuan yang berasal dari masyarakat sekitar kota Depok. 26 Keanggotaan Aisyiyah sama halnya dengan keanggotaan Muhammadiyah, yakni ada dua macam anggota, pertama anggota biasa yaitu warga Negara Republik Indonesia yang beragama Islam, dan yang kedua anggota luar biasa, yaitu orang Islam yang bukan warga Negara Indonesia. Seseorang dapat diterima menjadi anggota Muhammadiyah ialah telah berusia 18 tahun, menyetujui maksud dan tujuan persyarikatan, dengan konsekuen bersedia mendukung dan melaksanakan amal usahanya. Setiap anggota memiliki hak dan kewajiban sebagai berikut: 1. Tunduk dan patuh pada putusan-putusan dan peraturan-peraturan persyarikatan. 2. Menjaga nama baik persyarikatan. 3. Sanggup menjadi suri tauladan utama seorang Islam. 4. Membayar uang pangkal dan iuran. 25 Ibu Hj. Warnisma, M.Pd, Wawancara, Depok , 7 Februari 2015 pukul: 11.00-11.20 WIB 26 Ibu Hj. Ummi Kulsum, Ummi Kulsum, Tokoh Pendiri Aisyiyah Kota Depok, Wawancara Pribadi, Depok, 5 Juli 2014, pukul: 13.00-14.30 WIB. Jumlah anggota Aisyiyah kota Depok meliputi 7 cabang dan 31 ranting, yang berasal dari berbagai latar belakang pekerjaan. Adapun latar belakang profesi atau pekerjaan anggota Aisyiyah kota Depok, di antaranya: No. Cabang Pekerjaan Jumlah dalam 1. Beji 1. Pekerja pegawai, guru 2. IRT Ibu Rumah Tangga 3. Usaha 4. Home industri 5. Petani Belimbing 1. 19,9 2. 25 3. 50 4. 5 5. 0,1 2. Pondok Cina 1. Pekerja pegawai, guru 2. IRT Ibu Rumah Tangga 3. Usaha 4. Industri 1. 10 2. 25 3. 60 4. 5 3. Depok Barat 1. Pekerja pegawai, guru 2. IRT Ibu Rumah Tangga 3. Usaha 4. Industri 1. 20 2. 60 3. 15 4. 5 4. Pancoran Mas 1. Pekerja pegawai, guru 2. IRT Ibu Rumah Tangga 3. Usaha 1. 30 2. 50 3. 20 5 Sukmajaya 1. Pekerja pegawai, guru 2. IRT Ibu Rumah Tangga 3. Usaha 4. Industri 1. 60 2. 37,1 3. 2 4. 0,1 6. Limo 1. Pekerja pegawai, guru 2. IRT Ibu Rumah Tangga 3. Usaha 1. 30 2. 60 3. 10 7. Sawangan 1. Pekerja pegawai, guru 2. IRT Ibu Rumah Tangga 3. Usaha 1. 30 2. 60 3. 10 Tabel. Latar belakang pekerjaan anggota Aisyiyah kota Depok. Sumber : Profil Pimpinan Derah Aisyiyah Kota Depok. Aisyiyah sebagai organisasi memerlukan adanya struktur organisasi. Struktur organisasi Aisyiyah dibentuk sama seperti struktur organisasi Muhammadiyah yang memiliki dua macam struktur organisasi, yakni struktur organisasi secara vertikal yang disusun bertingkat dari bawah sampai ke atas dan struktur organisasi secara horizontal yang terdiri atas bidang kegiatan amal usaha. Struktur organisasi Aisyiyah secara vertikal disusun dari tingkat Pimpinan Ranting PR, Pimpinan Cabang PC, Pimpinan Daerah PD, Pimpinan Wilayah PW, Pimpinan Pusat PP yang merupakan kelompok dalam satu kesatuan tertentu. Struktur organisasi Aisyiyah secara horizontal terdiri dari beberapa bagian sesuai dengan kewajiban dalam melaksanakan kegiatan di masing-masing jenjang organisasi. Saat ini jumlah cabang-cabang tingkat Daerah PDA kota Depok berjumlah sebanyak 7 cabang dan jumlah rantingnya sebanyak 31 ranting. Ada pun perincian nama-nama pimpinan cabang dan ranting se-daerah Depok, sebagai berikut: Perincian Cabang dan Ranting Aisyiyah se-Daerah Kota Depok Ranting Cabang 1. Kukusan 2. Beji Timur 3. Kukusan Timur 4. Pondok Cina PC. Aisyiyah Beji 1. Rawadenok 2. Cipayung 3. Pulo 4. Parungbingung 5. Jemblongan PC. Aisyiyah Depok Barat 1. Cisalak Pasar 2. Tugu 3. Sukatani PC. Aisyiyah Cimanggis 1. Cisalak Kota 2. Mekarjaya 3. Abadijaya PC. Aisyiyah Sukmajaya 4. Bhaktijaya 5. Sukmajaya 6. Grand Depok City 1. Pancoranmas 2. Depok Jaya Barat 3. Depok Jaya 4. Depok Jaya Tengah PC. Aisyiyah Pancoranmas 1. Sawangan Utara 2. Kampung Bulu 3. Kampong Bulak 4. Cinangka 5. Cipayung 6. Sawangan Kaum PC. Aisyiyah Sawangan 1. Meruyung 2. Limo 3. Cinere PC. Aisyiyah Limo Periodesasi kepemimpinan Pimpinan Daerah Aisyiyah PDA kota Depok sejak didirikannya hingga sekarang, melalui Surat Keputusan Nomor 1416PPAAXI67794 27 , di antaranya sebagai berikut: 1. Periode pertama 1995-2000: ibu Khadijah Kasim alm. 27 Profil Pimpinan Derah Aisyiyah Kota Depok, Depok: Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota Depok, 2012, hal. 11. 2. Periode kedua 2000-2005: ibu Hj. Ummi Kulsum, S.Ag. 3. Periode ketiga 2005-2010: ibu Hj. Warnisma, M.Pd. 4. Periode keempat 2010-2015: ibu Hj. Warnisma, M.Pd. Dengan struktur kepengurusan Pimpinan Daerah Aisyiyah PDA kota Depok 2010-2015 , sebagai berikut: Ketua : Dra. Hj. Warnisma, M.Pd. Wakil Ketua : Nurhayati, S.Pd. Wakil Ketua : Hj. Ummi Kalsum, S.Ag. Sekretaris : Dra. Ida Marhamah Wakil Sekretaris : Rusmiyati Yahya, S.Pd., M.Pd. Wakil Sekretaris : Badariyah, S.E. Bendahara : Hj. Henny Rochainidar Wakil Bendahara : Hj. Kusmiyati, S.Pd. Ketua Majlis Tabligh : Titin Upit Kartinah Anggota Majelis Tabligh :- Dzusmaniar, BA - Hj. Maemunah - Hj. Risnelly - Yenita Anwar Saat ini Pimpinan Daerah Aisyiyah PDA kota Depok memiliki berbagai Amal Usaha, namun Amal Usaha yang menjadi ikon dari Aisyiyah kota Depok ialah Amal Usaha di bidang pendidikan, yakni pembinaan karakter anak usia dini melalui sekolah taman kanak-kanak TK yang sekarang jumlahnya sebanyak 24 sekolah TK, di antaranya sebanyak 23 TK sudah berjalan, sedangkan yang satunya akan segera berjalan dan gedungnya baru saja diresmikan pada tanggal 31 Agustus 2014, yang gedung sekolahnya sekaligus digunakan sebagai gedung pusat dakwah Pimpinan Daerah Aisyiyah PDA kota Depok, letaknya berada di Bedahan, Sawangan. Masing-masing mereka yang memiliki taman kanak-kanak TK Aisyiyah ini, karena Aisyiyah memang boleh mengelola TK, SD, SMP, akan tetapi yang dikelola oleh Aisyiyah tingkat Daerah PDA adalah taman kanak-kanak dan PAUD Aisyiyah yang berada di ranting-ranting kota Depok dan madrasah Diniyah Awaliyah yang berada di ranting Sawangan Kaum.

C. Visi dan Misi Didirikan Aisyiyah Kota Depok

Dalam perjalanannya Aisyiyah telah melakukan banyak pengabdian bagi kemaslahatan dan kemajuan untuk umat Islam, khususnya untuk kaum perempuan. Sejak awal keberadaannya tahun 1917, Aisyiyah telah memiliki pandangan jauh ke depan yakni bahwa kaum perempuan haruslah berwawasan luas, namun juga harus sesuai dengan kedudukan dan fungsinya di dalam keluarga, tidak keluar dari kodratnya sebagai perempuan yang tertera di dalam Al- Qur’an dan Al-Hadits. Hal ini sebagaimana dalam firman Allah terdapat 3 ayat yang menjadi landasan Aisyiyah, yakni surat Ali Imran ayat: 104, surat At-Taubah ayat: 71, dan surat An-Nahl ayat: 97. Ketiga ayat itulah yang menjadi dasar dan orientasi gerakan Aisyiyah, bahwa baik perempuan maupun laki-laki sama-sama memiliki kewajiban untuk menjalankan perintah Allah, yakni mengerjakan amar makruf nahi munkar. Aisyiyah merupakan organisasi perempuan berkemajuan yang tiada henti melakukan sesuatu yang nyata riil, yang bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, dan Negara dalam menebar Islam yang Rahmatan Lil’alamin. Oleh karenanya, misi abadi Aisyiyah ialah sebuah organisasi perempuan yang berorientasi pada gerakan dakwah Islamiyah amar makruf nahi munkar. Visi didirikannya Aisyiyah di kota Depok, ialah sebagaimana anggaran dasar „Aisyiyah pada Bab III Pasal 7, yakni tegaknya agama Islam sehingga terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. 28 Ideologi dari organisasi Aisyiyah merupakan tali pengikat yang diwujudkan dalam sistem Jam’iyah, Jama’ah, Imamah, dan gerakan Amal Usaha untuk menjadikan Islam sebagai Rahmatan lil ’alamin di muka bumi. Organisasi Aisyiyah memiliki ciri-ciri gerakan sebagai berikut 29 : a. Berorientasi ke depan, Islam yang berkemajuan. b. Selalu bergerak kreatif, banyak inovatif, dan energik atau dinamis. c. Menjadi pioner penggerak. Selain itu pada keputusan Tanwir yaitu kegiatan yang diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab Pimpinan Pusat dan dihadiri oleh anggota Pimpinan Pusat, Ketua serta Sekretaris Pimpinan Wilayah dan Wakil Wilayah yang diambil dari Daerah-Daerah. Kegiatan ini berkaitan dengan Evaluasi dan Kerja Aisyiyah, yakni laporan Pimpinan Pusat, pelaksanaan keputusan Muktamar, Organisasi, hambatan serta upaya mengatasi, dan lain- lain, sebagaimana yang tertera dalam ADART Aisyiyah, Bab VIII pasal 24. Aisyiyah menyebutkan bahwa Aisyiyah adalah organisasi yang gerakannya action pada pemajuan, pemberdayaan, serta pengentasan. Untuk mencapai tujuan dakwah Aisyiyah, dua tahun setelah berdirinya Asiyiyah yakni pada tahun 1919, berdirilah 28 ibu Hj. Warnisma, M.Pd, Wawancara, Depok, 22 Agustus 2014. 29 Catatan Pribadi milik Ibu Hj. Ummi Kulsum saat mengikuti kegiatan ke-Muhammadiyahan kota Depok tahun 1980-an. sekolah frobel atau taman kanak-kanak yang bertitik tolak dari Nabi Muhammad S.A.W. yaitu Semua anak dilahirkan dalam keadaan fithrah suci, kedua orang tuanyalah yang menjadikan ia Yahudi, Nasrani, atau Majusi. Frobel yang pertama didirikan oleh pribumi orang Indonesia. Pemberian nama terhadap lembaga pendidikan anak usia dini ini berbeda dengan nama lembaga pendidikan lainnya, yaitu Aisyiyah memberikan nama lembaga ini dengan Bustanul Athfal. Nama ini diambil dari bahasa Arab, yang terdiri dari dua kata yakni Bustan dan Athfal. Kata Bustan berarti taman, dan kata Athfal berarti anak-anak, jadi apabila kedua kata ini dagabungkan artinya menjadi taman kanak-kanak, sehingga taman kanak-kanak yang dimiliki oleh Aisyiyah dinamakan dengan Bustanul Athfal, namun tidak semuanya dinamakan dengan Bustanul Athfal, ada juga yang dinamakan dengan taman kanak-kanak Aisyiyah. Lembaga pendidikan ini biasanya berada di tingkat cabang Aisyiyah, juga di tingkat ranting-ranting, khususnya di Depok lembaga pendidikan Bustanul Athfal ini berada dan tersebar di tingkat ranting-ranting Aisyiyah Depok. Misi Aisyiyah yang lainnya untuk mencapai tujuan dakwah Aisyiyah, ialah dengan merintis berdirinya kelompok pendidikan keterampilan bagi kaum perempuan pada tahun 1923. Kelompok pendidikan ini dirintis oleh Nyai Walidah Ahmad Dahlan. Kelompok pendidikan ini dibuat oleh Nyai Walidah sebagai upaya agar kaum perempuan dapat mengembangkan daya kreatifitasnya. Kegiatan dalam kelompok ini dilakukan di kediaman Nyai Walidah dengan berkegiatan menjahit, menyulam, dan memasak. Dalam keterampilan itu dilaksanakan oleh kelompok remaja yang diberi nama Siswo Proyo, yang kemudian berganti nama menjadi Nahsiyatul Aisyiyah. 43

BAB III AMAL USAHA AISYIYAH KOTA DEPOK

DALAM BIDANG SOSIAL-BUDAYA Mayoritas masyarakat Indonesia menganut ajaran Islam, namun posisi masyarakat Islam masih terpinggirkan. Padahal ajaran Islam seharusnya dapat menjadi motor penggerak di dalam kehidupan sebagaimana yang tertera dalam Al- Qur’an dan Al- Hadits. Dalam keputusan majlis Tarjih definisi dari ad-din ajaran Islam ialah sesuatu yang disyariatkan oleh Allah dengan perantara para Nabi-Nya berupa perintah, larangan serta tuntutan untuk kemaslahatan umat muslim di dunia dan akhirat dan merupakan suatu yang telah diturunkan Allah dalam Al- Qur’an yang termaktub dalam sunnah yang shahih berupa perintah, larangan serta tuntutan untuk kemaslahatan umat di dunia dan akhirat. Dengan kata lain, Muhammadiyah memiliki pemahaman bahwa Islam bukan semata-mata mengajarkan bagaimana seharusnya seseorang menghubungkan dirinya kepada Allah, seperti shalat, puasa, menunaikan haji dan sebagainya, namun Islam membawa ajaran yang sempurna menuntun hambanya mendapatkan kehidupan yang bahagia sejahtera di dunia dan akhirat. Islam mencakup seluruh segi kehidupan manusia, baik perorangan maupun masyarakat seperti masalah aqidah, ibadah, akhlak, kebudayaan, pendidikan ilmu pengetahuan sosial, ekonomi, politik dan sebagainya. 1 1 Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan ‘Aisyiyah, hal. 17-18.