∆y = perubahan defleksi setiap perubahan beban cm
b = lebar contoh uji cm
h = tebal contoh uji cm
P posisi dan arah pembebanan
½ L ½ L
L Gambar 5 Pengujian MOE dan MOR
.
b. Keteguhan Patah MOR
Pengujian modulus patah menggunakan contoh uji yang sama dengan contoh uji pengujian modulus lentur. Contoh uji berukuran 5x20 cm pada kondisi
kering udara, lebar bentang 15 kali tebal tetapi tidak kurang dari 15 cm. nilai MOR papan partikel dihitung dengan rumus:
Keterangan : MOR = modulus of rupture kgcm
2
P = beban maksimum kg
L = panjang bentang cm
b = lebar contoh uji cm
h = tebal contoh uji cm
c. Keteguhan Rekat Internal Bond
Contoh uji berukuran 5x5 cm diletakan pada dua buah balok besi dengan perekat epoxy dan dibiarkan mongering selama 24 jam. Kedua balok besi ditarik
tegak lurus permukaan contoh uji sampai beban maksimum, seperti dapat dilihat pada Gambar 6.
25 mm sampel
blok besi
Gambar 6 Pengujian internal bond.
Nilai keteguhan rekat dihitung dengan menggunakan rumus :
Keterangan : IB = keteguhan rekat kgcm
2
P = beban maksimum kg
A = luas penampang cm
2
d. Kuat Pegang Sekrup
Sekrup pada pengujian kuat pegang sekrup yang mengacu pada standar JIS, diletakkan di dua posisi pada contoh uji Gambar 7 untuk satu contoh uji
pada satu buah papan uji hingga kedalaman 8 mm. Selanjutnya, masing-masing sekrup ditarik secara vertikal sampai mencapai beban maksimum, seperti yang
terlihat pada Gambar 4. Nilai yang digunakan adalah rata-rata dari kegiatan penarikan kuat pegang sekrup tersebut. Kecepatan pembebanan tarik adalah
sebesar 2 mmmenit.
25 mm
50mm
100 mm Gambar 7 Pengujian kuat pegang sekrup.
3.4 Rancangan Percobaan dan Analisis Data
Penelitian ini akan menggunakan sistem pengolahan data dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap RAL pola faktorial, yang terdiri dari
satu faktor yaitu variasi kadar perekat dengan tiga taraf perlakuan perekat 12, 14 dan 16, sehingga papan partikel yang akan dibuat sebanyak 9 papan.
Menurut Hanafiah
2005, dalam
percobaan yang
dilakukan pada
kondisilingkungan homogen serba sama seperti di laboratorium dan rumah kaca standar, atau di lapangan yang data hasil percobaannya diperkirakan bervariasi
lebar seperti dalam penelitian fluktuasi erosi tanah termasuk peubah-peubah terkait, misalnya kadar hara dan partikel terlarut, serta fluktuasi populasi
mikrobia fungi, bakteri dan lain-lain yang tidak memerlukan galat error kecil,
maka rancangan yang sesuai adalah rancangan lingkungan homogen yang disebut Rancangan Acak Lengkap RAL.
Pada Rancangan Acak Lengkap RAL ini, data hasil percobaan Y dinyatakan dalam model matematik :
Y
ij
= µ + τ
i
+ ε
ij
dimana : i = kadar perekat 12, 14 dan 16
j = 1, 2, 3 ulangan
Y
ij
= nilai pengamatan karena pengaruh faktor perbedaan kadar perekat pada taraf ke-i dan ulangan pada taraf ke-j
µ = rataan umum
τ
i
= pengaruh perlakuan kadar perekat pada taraf ke-i ε
ij
= pengaruh acak pada perlakuan kadar perekat taraf ke-i ulangan ke-j
Rancangan percobaan yang telah dibuat untuk papan partikel yang terdiri dari satu faktor dengan tiga taraf perlakuan. Selanjutnya, papan partikel tersebut
diuji dan diperoleh data berupa data sifat fisis dan mekanis. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 dan SPSS 16.0 for
Windows Evaluation Version, untuk mengetahui pengaruh perbedaan persentase kadar perekat yang diberikan terhadap sifat-sifat papan partikel dari kulit buah
jarak pagar maka dilakukan analisis keragaman uji F. apabila berdasarkan hasil analisis data uji F menunjukkan nilai signifikan kurang dari 0,05 selang
kepercayaan 95 maka data tersebut dinyatakan berbeda nyata signifikan dan selanjutnya dilakukan uji Duncan.
Selanjutnya untuk menentukan sifat papan terbaik pada perbedaan persentase kadar perekat di setiap papan partikel kulit buah jarak pagar, maka
dibandingkan dengan standar JIS A 5908 2003. Papan partikel yang menggunakan kadar perekat 12 dan 14 untuk mengetahui perbedaan antara
perekat urea formaldehida dan phenol formaldehida maka dilakukan analisis perbandingan rata-rata independent-samples t test menggunakan aplikasi SPSS
16.0.
0,82 0,88
0,88
0.0 0.2
0.4 0.6
0.8 1.0
PF 12 PF 14
PF 16 K
er a
p a
ta n
g cm
3
Kadar Perekat
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Sifat Fisis Papan Partikel Kulit Buah Jarak Pagar Jatropha curcas L.
4.1.1 Kerapatan
Kerapatan didefinisikan sebagai massa atau berat per satuan volume, biasanya dinyatakan dalam kgm
3
. Kerapatan menjadi salah satu faktor penting yang sangat mempengaruhi sifat-sifat papan yang dihasilkan dan menjadi dasar
dalam penggunaan suatu produk Bowyer et al. 2003. Nilai kerapatan rata-rata
papan partikel disajikan dalam Gambar 8.
Gambar 8 Nilai rata-rata kerapatan papan partikel phenol formaldehida.
Pada Gambar diatas menunjukkan nilai rataan kerapatan papan partikel kulit buah jarak pagar berkisar antara 0,82-0,88 gcm
3
. Nilai kerapatan tertinggi terdapat pada papan partikel yang menggunakan kadar perekat phenol
formaldehida 14 dan 16 yaitu sebesar 0,88 gcm
3
, sedangkan nilai kerapatan terendah terdapat papan partikel dengan kadar perekat phenol formaldehida 12
yaitu 0,82 gcm
3
. Pada penelitian pendahuluan, perekat yang digunakan adalah urea
formaldehida dengan kadar 10, 12 dan 14. Nilai rataan papan partikel yang diperoleh berkisar antara 0,72-0,79 gcm
3
Gambar 9, dengan nilai kerapatan tertinggi terdapat pada papan partikel yang menggunakan kadar perekat urea
formaldehida 14 yaitu 0,79 gcm
3
. Sedangkan untuk nilai rataan kerapatan
1 0,8
0,6 0,4
0,2 0,0