Keteguhan Patah Modulus of Rupture

Kekuatan lentur MOE yang dihasilkan papan partikel dengan perekat urea formaldehida memiliki nilai rataan yang lebih kecil dibandingkan dengan perekat phenol formaldehida. Nilai rataannya berkisar antara 2156,63-3098,25 kgcm 2 . Untuk mengetahui pengaruh perbedaan kadar perekat terhadap kekuatan lentur papan partikel maka dilakukan uji analisis keragaman. Hasil pengujian dapat dilihat dalam Lampiran 4. Hasil analisis menunjukkan bahwa perbedaan kadar perekat tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap sifat kekuatan lentur papan partikel. Dengan demikian semakin tinggi presentase penambahan kadar perekat pada papan partikel maka akan semakin meningkat kekuatan lentur papan partikel. Berdasarkan hasil uji analisis perbandingan rata-rata menunjukkan bahwa nilai rata-rata MOE pada papan dengan perekat phenol formaldehida signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan papan yang menggunakan perekat urea formaldehida. Nilai MOE yang dihasilkan pada penelitian ini masih tergolong rendah, rendahnya nilai MOE papan partikel disebabkan oleh partikel kulit buah jarak pagar yang digunakan sebagai bahan baku merupakan material ringan dan lunak sehingga kekuatan papan partikel tergolong rendah. Nilai kekuatan lentur MOE yang dihasilkan dalam penelitian ini belum sesuai untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku konstruksi, karena memiliki nilai MOE yang relatif lebih kecil dibandingkan standar untuk kayu konstruksi. JIS A 5908 2003 mensyaratkan nilai MOE pada papan partikel minimal 20400 kgcm 2 sehingga nilai kekuatan lentur papan partikel limbah kulit buah jarak pagar berada di bawah standar JIS A 5908 2003.

4.2.2 Keteguhan Patah Modulus of Rupture

Nilai keteguhan patah MOR merupakan nilai kekuatan lentur maksimum hingga material tersebut patah Mardikanto et al. 2009. Dalam hal ini, papan partikel limbah kulit buah jarak pagar diberi beban hingga papan partikel tersebut mengalami kerusakan patah. Hasil pengujian MOR papan partikel selanjutnya disajikan pada Gambar 18. 36,19 52,58 49,13 20 40 60 PF 12 PF 14 PF 16 Kadar Perekat M O R k g cm 2 18,96 24,83 36,32 10 20 30 40 UF 10 UF 12 UF 14 Kadar Perekat M O R k g c m 2 Gambar 18 Nilai rata-rata keteguhan patah MOR papan partikel phenol formaldehida. Gambar 19 Nilai rata-rata keteguhan patah MOR papan partikel urea formaldehida. Nilai keteguhan patah MOR papan partikel berkisar antara 36,19-52,58 kgcm 2 . Nilai MOR papan partikel tertinggi terdapat pada papan partikel dengan kadar perekat phenol formaldehida 14 yaitu 52,58 kgcm 2 , dan nilai terendah terdapat pada papan partikel dengan kadar perekat phenol formladehida 12 yaitu 36,19 kgcm 2 . Sedangkan nilai keteguhan patah MOR papan partikel berkisar antara 18,96-36,32 kgcm 2 . Dari Gambar 18 dan 19 dapat diketahui bahwa semakin tinggi kadar perekat papan partikel maka akan semakin tinggi pula keteguhan patah yang dihasilkannya. Hal ini diduga karena perekat yang lebih banyak dapat menghasilkan ikatan antar partikel sehingga kekuatan yang dihasilkan menjadi lebih baik Maloney 1993. Selanjutnya dilakukan uji analisis keragaman dan hasilnya disajikan dalam Lampiran 4. Analisis keragaman dengan uji F menunjukkan bahwa kadar perekat yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap nilai keteguhan patah papan partikel, hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh hampir sama pada setiap kadar perekat yang berbeda. Berdasarkan hasil uji-t diketahui bahwa nilai rata-rata keteguhan patah pada papan partikel dengan kadar perekat urea formadehida dan phenol formaldehida berbeda secara statistik dimana nilai rataan papan dengan perekat phenol formaldehida signifikan lebih tinggi dibandingkan papan dengan perekat urea formaldehida. JIS A 5908 2003 mensyaratkan nilai keteguhan patah MOR papan partikel pada Tipe 8 sebesar 82 kgcm 2 . Nilai keteguhan patah yang diperoleh masih berada jauh dibawah standar minimum yang ditetapkan. Nilai keteguhan patah papan partikel dengan kadar perekat phenol formaldehida 16 cenderung turun, sedangkan pada kadar perekat phenol formaldehida 14 cenderung naik. Hal ini diduga pada saat pembuatan papan, partikelnya kurang merata sehingga masih terdapat banyak rongga dan mempengaruhi nilai keteguhan papan partikel tersebut. Akan tetapi, mengingat hasil analisis uji F tidak terdapat perbedaan yang nyata antara kadar perekat yang berbeda tersebut sehingga tidak memberikan pengaruh terhadap hasil pengujian pada masing-masing papan. Terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rataan yang diperoleh MOE dan MOR pada papan dengan perekat phenol formaldehida terhadap papan dengan perekat urea formaldehida. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ruhendi et al. 2007 yang menyatakan bahwa perekat phenol formaldehida lebih tahan terhadap perlakuan air, tahan terhadap kelembaban dan temperatur tinggi, tahan terhadap bakteri, jamur serta tahan terhadap bahan kimia, seperti minyak, basa dan bahan pengawet kayu.

4.2.3 Keteguhan Rekat Internal Internal Bond