2.4 Phenol Formaldehida
Perekat phenol formaldehida adalah molekul berbobot rendah yang terbentuk dari phenol dan formaldehida, dan termasuk ke dalam perekat termoset.
Beberapa sifat yang dimiliki oleh perekat termoset yaitu kekuatan kohesif dari termoset melebihi kekuatan tarik kayu, memiliki kepolaran cukup tinggi dan
viskositas cukup rendah untuk berpenetrasi ke dalam pori-pori mikro dalam kayu yang secara mekanis bertindak sebagai jangkar. Gugus polar mampu membentuk
ikatan hidrogen yang kuat dengan gugus hidroksil kayu. Jadi ada interaksi dwikutub yang kuat selain gaya sekunder gaya van der walls. Ikatan kimia
polimer dapat terbentuk melalui reaksi kimia antara gugus fungsi dalam kayu dan gugus fungsi dalam resin Ahmadi 1990 dalam Sumardi 2000.
Perekat phenol formaldehida PF membutuhkan waktu pengerasan yang lebih lama dibandingkan perekat urea formaldehida UF. Adanya katalis akan
sangat mempengaruhi pengurangan waktu pengempaan secara signifikan pada perekat phenol formaldehida PF. Phenol terdiri dari grup hidroksil yang diikat
oleh senyawa aromatik benzena. Perekat ini membutuhkan panas yang stabil dan membutuhkan suhu pengempaan yang tinggi yaitu berkisar antara 121-149
o
C Maloney 1993.
Perekat phenol formaldehida PF untuk perekatan memiliki berat molekul yang cukup baik. Perekat ini tetap berada pada bagian permukaan partikel dan
dapat tahan lama, keras dan tahan terhadap air. Menurut Sumardi 2000 resin phenol formaldehida dapat masuk dan mengembangkan dinding sel kayu, dan
setelah dimatangkan dengan panas akan menghasilkan stabilitas dimensi yang tinggi. Polimerisasi resin ini dikendalikan dalam kondisi asam dan basa pH
kondisi lainnya juga yang penting adalah nisbah molar phenol dan formaldehida. Menurut Ruhendi et al. 2007, kelebihan phenol formaldehida yaitu tahan
terhadap perlakuan air, tahan terhadap kelembaban dan temperatur tinggi, tahan terhadap bakteri, jamur, rayap dan mikroorganisme serta tahan terhadap bahan
kimia, seperti minyak, basa dan bahan pengawet kayu. Kelemahan phenol formaldehida yaitu memberikan warna gelap, kadar air kayu harus lebih rendah
daripada perekat urea formaldehida atau perekat lainnya serta garis perekatan yang relatif tebal dan mudah patah.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN