Seluruh kandungan kimia kulit buah jarak pagar tersaji di dalam Tabel 2 Sharma et al. 2009.
Tabel 1 Kadar air rata-rata pada bagian-bagian buah jarak pagar
Bagian buah n
Kadar air rata-rata
Kulit buah hull 3
88,95 ± 0,54 Inti biji
3 34,09 ± 0,95
Kulit Biji 3
51,87 ± 1,10 Keseluruhan buah
3 77,03 ± 0,70
Sumber: Sirisomboon et al. 2007
Tabel 2 Kandungan kimia kulit buah jarak pagar
Parameter Nilai
Dry matter 89,8
Karbon 46,05
Kadar protein 4,3-4,5
Nitrogen 0,688
CN ratio 66,93
Kadar fosfor mgg 145,983
pH 8,1
EC Konduktivitas Listrik 7,5
Protein terlarut mgg 0,762
Total phenol terlarut 1,831
Sumber: Sharma et al. 2009
Tabel 3 Komposisi bahan kimia dari biji, kulit dan buah jarak pagar
Unsur 100 Biji
Kulit Buah
Protein kasar 22,2-27,2
4,3-4,5 56,4-63,8
Lemak 56,8-58,4
0,5-1,4 1,0-1,5
Abu 3,6-3,8
2,8-6,1 9,6-10,4
Serat detergen netral 3,5-3,8
83,9-89,4 8,1-9,1
Serat detergen asam 0,0-0,2
45,1-47,5 0,1-0,4
Jumlah energy MJ kg
-1
30,5-31,1 19,3-19,5
18,0-18,3
Sumber: Trabi 1998 dalam Gubitz et al. 1999
Daun, ranting, batang, serta biji jarak mengandung berbagai macam senyawa kimia, beberapa diantaranya merupakan senyawa-senyawa aktif.
Senyawa-senyawa kimia yang terisolasi dari bagian daun dan ranting jarak pagar meliputi siklik triterpene stigmasterol, kampesterol,
β-sitosterol, 7-keto- β- sitosterol. Selain itu bagian daun dan ranting mengandung senyawa flavonoid
Naengchomnong et al. 1994 dalam Nurmillah 2009.
2.2 Papan Partikel
Papan Partikel adalah produk panel yang terbuat dari partikel-partikel kayu melalui proses pengempaan yang diikat dengan perekat Bowyer et al.
2003. Papan partikel adalah salah satu jenis papan komposit yang dibuat dengan cara mencampurkan partikel kayu dengan perekat dan memberikan perlakuan
pengempaan panas untuk menghasilkan produk Suhasman 2008. Papan partikel merupakan salah satu jenis panil yang memiliki beberapa kelebihan dibandingkan
dengan panil lainnya dan bahan bakunya dapat berasal dari berbagai macam bahan berlignoselulosa seperti kayu, jerami, sekam padi, dan yang lainnya.
Tsoumis 1991 menyatakan berdasarkan morfologinya, partikel yang digunakan sebagai bahan baku dibedakan menjadi :
a. Flakes memiliki dimensi yang bervariasi dengan ketebalan antara 0,2-0,5 mm, panjang antara 10-50 mm, dan lebar antara 2,0-2,5 mm. Rasio antara
panjang partikel dengan ketebalannya adalah 60-120 : 1 atau lebih tinggi. Flakes berukuran besar dan persegi dengan ukuran panjang dan lebar
berturut-turut 50x50 mm
2
– 70x70 mm
2
dan tebal antara 0,6-0,8 mm disebut wafers. Partikel yang mirip dengan wafers tetapi lebih tipis dan
kadang-kadang sedikit lebih panjang disebut strands. b. Silvers berbentuk serpihan dengan tebal sampai 5 mm dan panjang sampai
dengan 15 mm. c. Fines berupa serbuk gergaji atau serbuk hasil pengamplasan
Menurut Maloney 1993, berdasarkan kerapatannya papan partikel dibagi menjadi tiga golongan diantaranya :
1. papan partikel berkerapatan rendah low density particleboard yaitu papan yang mempunyai kerapatan kurang dari 0,4 gcm
3
2. papan partikel berkerapatan sedang medium density particleboard yaitu papan yang mempunyai kerapatan antara 0,4-0,8 gcm
3
3. papan partikel berkerapatan tinggi high density particleboard yaitu papan partikel yang mempunyai kerapatan lebih dari 0,8 gcm
3
Papan partikel mempunyai kelemahan stabilitas dimensi yang rendah. Pengembangan tebal papan partikel sekitar 10-25 dari kondisi kering ke basah
melebihi pengembangan kayu utuh serta pengembangan liniernya sampai 0,20. Pengembangan tebal hanya sebagian yang dapat kembali, jadi jika papan partikel
secara berulang-ulang berada pada kondisi basah kemudian dikeringkan lagi maka ketebalannya akan meningkat secara terus-menerus. Secara tetap, pengembangan
tebal yang terjadi pada komponen papan partikel yang tidak dapat dipulihkan kembali disebut irreversible swelling Bowyer et al. 2003. Papan partikel yang
telah dibuat kemudian dilakukan pengujian sesuai dengan Standar JIS A 5908 : 2003 yang disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4 Sifat fisis dan mekanis papan partikel Standar JIS A 5908 : 2003
Sifat Papan Partikel Persyaratan Nilai
Kerapatan gcm
3
0,40-0,90 Kadar Air
5-13 Pengembangan tebal
Maks 12 MOR Nmm
2
Tipe 8 Tipe 13
Tipe 18 Min 8
13 18
MOE Nmm
2
Tipe 8 Tipe 13
Tipe 18 Min 2000
2500 3000
Daya Pegang Sekrup N Tipe 8
Tipe 13 Tipe 18
Min 300 400
500
Keteguhan Rekat Internal Nmm
2
Tipe 8 Tipe 13
Tipe 18 Min 0,15
0,2 0,3
Sumber : JIS A 5908 : 2003
Keterangan : Tipe 8 : base particleboard atau decorative particleboard dengan kuat lentur minimal
8,0 Nmm
2
82 kgcm
2
Tipe 13 : base particleboard atau decorative particleboard dengan kuat lentur minimal 13,0 Nmm
2
133 kgcm
2
Tipe 18 : base particleboard atau decorative particleboard dengan kuat lentur minimal 18,0 Nmm
2
180 kgcm
2
Faktor yang mempengaruhi kualitas papan partikel adalah sebagai berikut Sutigno dalam Prasetyo 2006 :
1. Berat jenis kayu Berat jenis papan partikel dibandingkan dengan berat jenis kayu harus
lebih dari satu, biasanya sekitar 1,3 agar kualitas dari papan partikel tersebut baik. Hal ini dikarenakan pada kondisi tersebut, proses pengempaan berjalan dengan
optimal sehingga kontak antar partikel baik. 2. Jenis partikel
Antara jenis partikel yang satu dengan yang lainnya, antara kayu dan bukan kayu akan menghasilkan kualitas papan partikel yang berbeda-beda.
3. Zat ekstraktif Kandungan zat ekstraktif yang tinggi akan menghambat pengerasan zat
perekat. Sehingga akan muncul pecah-pecah pada papan yang dipicu oleh tekanan ekstraktif yang mudah menguap pada proses pengempaan dan zat ekstraktif yang
seperti itu akan mengganggu proses perekatan. 4. Campuran jenis partikel
Papan partikel yang dibuat dari satu jenis bahan baku akan memiliki kualitas struktural lebih baik dibandingkan dengan campuran jenis partikel.
5. Ukuran partikel Papan partikel yang terbuat dari tatal akan lebih baik dari pada yang dibuat
dari serbuk karena ukuran tatal lebih besar dari serbuk. Oleh karena itu, semakin besar ukuran partikel maka akan semakin baik kualitas struktural yang
dimilikinya. 6. Kulit kayu
Kulit kayu akan mempengaruhi sifat papan partikel karena kulit kayu banyak mengandung zat ekstraktif sehingga akan mengganggu proses perekatan
antar partikel. Banyaknya kulit kayu maksimal 10. 7. Perekat
Penggunaan perekat eksterior akan menghasilkan papan partikel eksterior sedangkan pemakaian perekat interior akan menghasilkan papan partikel interior.
Namun, dapat terjadi penyimpangan, misalnya karena ada perbedaan dalam komposisi perekat dan terdapat banyak sifat papan partikel. Sebagai contoh,
penggunaan perekat urea formaldehid dengan kadar formaldehidanya yang tinggi akan menghasilkan papan partikel yang memiliki keteguhan lentur dan keteguhan
rekat internal yang baik akan tetapi emisi formaldehidanya sangat tinggi. 8. Pengolahan
Dalam pembuatan papan partikel, kadar air hamparan campuran partikel dengan perekat maksimum 10-14. Jika terlalu tinggi, keteguhan lentur dan
keteguhan rekat internal papan partikel tersebut akan menurun. Selain itu, tekanan
kempa dan suhu optimum yang digunakan juga dapat berpengaruh terhadap kualitas papan partikel.
2.3 Urea Formaldehida