7. Perusahaan
Saprodi Tersedianya tenaga kerja terampil
Kondisi sosial, politik dan keamanan kondusif Tersedianya pupuk organik
Keuntungan layak dan berkelanjutan
Gambar 7. Diagram input-output model pengembangan pertanian perkotaan di wilayah DKI Jakarta.
3.4.4.4. Pemodelan Sistem
Pemodelan sistem merupakan perumusan masalah ke dalam bentuk pernyataan yang dapat mewakili sistem nyata. Formulasi model menghubungkan
variabel-variabel yang telah ditentukan dalam bentuk kontekstual. Dalam permodelan, beberapa variabel yang berada di luar sistem dapat mempengaruhi
kinerja sistem, sehingga dapat dipertimbangkan untuk dimasukkan sebagai variabel model kebijakan pengembangan pertanian perkotaan secara kualitatif. Tahapan-
Model Pengembangan Pertanian Perkotaan Berkelanjutan
Input Terkontrol
Luas lahan dan ruang usaha tani pekarangan,
dan kebun spesifik Pengembangan
komoditas dan teknologi ramah lingkungan
komod. ekon.penting dan tek.pertanian
Kelembagaan pertanian kerjasama stakeholders,
penyuluhan, kel.tani, keuangan dan insentif
dan kompensasi.
Input Tak Terkontrol
Jumlah penduduk Kondisikonversi lahan
Kondisi iklim Jumlah industri
Jumlah tranportasi Pertumbuhan penduduk
Input Lingkungan
Kebijakan pemerintah
Kondisi ekonomi global
Output Yang Diharapkan
Kelestarian lingkungan
Menambah penghasilan
RTH dapat dipertahankan
Output Yang Tidak Diharapkan
Konflik Sosial Konversi lahan
Pengembangan Teknologi Tidak
Ramah Lingkungan
Manajemen Pengendalian
Tabel 5. Lanjutan
tahapan analisis dalam merumuskan model kebijakan pengembangan pertanian perkotaan berkelanjutan dapat dilihat pada Gambar 9.
3.4.4.5. Validasi Model dan Uji Ketetapan MDS
Uji validitas model dilakukan dengan analisis Monte Carlo pada taraf kepercayaan 95 Kavanagh dan Pitcher 2004. Pengecekan secara dimensional
satuan ukuran terhadap variabel-variabel model, meliputi leverage dan konstanta terhadap data sekunder, mengetahui ketepatan penggunaan metode integrasi dan
time step yang dipilih, serta meminta stakeholder untuk mengevaluasi model yang dibuat. Validasi model merupakan suatu usaha untuk menyimpulkan apakah model
sistem yang dibangun merupakan perwakilan yang sah dari realitas yang dikaji sehingga dapat menghasilkan kesimpulan yang meyakinkan Eriyatno 2003.
Uji statistik yang dipakai untuk mengukur penyimpangan antara output simulasi dengan data aktual, di antaranya: Mean Absolut Deviation MAD, Mean
Square Error MSE, Mean Absolut Percentage Error MAPE, dimana masing- masing uji statistik di atas mengukur keakuratan output simulasi, dengan kriteria
ketepatan model adalah : MAPE 5 sangat tepat, 5 MAP 10 tepat
dan MAPE 10 tidak tepat, Mean Percentage Error MPE dapat menentukan apakah metode peramalan mengandung bias Hauke et al. 2001.
3.4.4.6. Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas bertujuan melihat sensitivitas parameter, faktor dan hubungan antar faktor dalam model yang dikaji. Ada dua kategori analisis
sensitivitas yang dibedakan dari intervensinya, yaitu intervensi fungsional dan intervensi struktural Muhammadi et al. 2001.Kriteria yang dipakai untuk menilai
performa sensitivitas dalam penelitian ini mengikuti kriteria seperti yang dikemukakan Maani dan Cavana 2000. Parameter dikatakan sensitif bila
parameter diubah sebesar 10 dan dampaknya terhadap kinerja sistem dapat mencapai 5-14, sangat sensitif very sensitive bila dampaknya terhadap kinerja
model berkisar 15-34 dan sangat-sangat sensitif highly sensitive bila dampaknya terhadap kinerja model lebih besar dari 35. Parameter yang memiliki sensitivitas
tinggi merupakan parameter penting dalam menentukan skenario kebijakan pengembangan pertanian perkotaan.
3.4.5. Merumuskan Faktor Penentu Kebijakan
Perumusan kebijakan dilakukan dengan analisis prospektif Bourgeois dan Jesus 2004. Analisis prospektif digunakan untuk menentukan faktor-faktor penting
dalam dalam pengembangan pertanian perkotaan berkelanjutan. Analisis prospektif tidak sama dengan peramalan karena analisis prospektif dapat memprediksi
alternatif-alternatif yang akan terjadi dimasa yang akan datang baik bersifat positif diinginkan ataupun yang negatif tidak diinginkan. Kegunaan analisis prospektif
adalah mempersiapkan tindakan strategis yang perlu dilakukan dan melihat apakah perubahan dibutuhkan dimasa depan Bourgoise, 2007. Analisis prospektif
digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor dominan faktor kunci yang berpengaruh terhadap model sistem pengembangan pertanian perkotaan, baik faktor
kunci yang diperoleh dari hasil analisis keberlanjutan MDS, analisis kebutuhan stakeholder need analysis maupun faktor kunci dari hasil analisis gabungan antara
hasil MDS dan need analysis. Untuk melihat pengaruh langsung antar faktor dalam sistem yang dilakukan pada tahap pertama analisis prospektif digunakan matriks
tertera pada Tabel 6
.
Tabel 6. Pengaruh langsung antar faktor dalam pengembangan pertanian perkotaan berkelanjutan.
DariTerhadap Faktor
A B
C D
E F
G H
A B
C D
E F
G H
Keterangan : A
– H = Faktor penting dalam sistem, Skoring
: 0 = Tidak ada pengaruh 1 = Berpengaruh kecil
2 = Berpengaruh sedang 3 = Berpengaruh kuat
Setelah diperoleh faktor-faktor kunci dari Tabel 6, selanjutnya dilakukan analisis matrik pengaruh dan ketergantungan untuk melihat posisi setiap faktor dalam
sistem menggunakan software analisis prospektif seperti pada Gambar 8. Masing-