Menurut Eriyatno dan Sofyar 2007, mengkaji kompleksitas dari suatu perihal di dunia nyata diperlukan suatu metodologi yang secara filosofis dapat
memberikan pedoman guna bertindak action oriented untuk menyiapkan informasi yang relevan pada kebijakan yang harus ditetapkan policy research. Metode yang
bersifat reduksi seperti linearisasi, permodelan yang statis, dan pengurangan faktor, sangat tidak efektif dalam menelaah sistem yang kompleks
Model adalah suatu penggambaran abstrak dari sistem dunia riil atau nyata yang akan bertindak seperti sistem dunia nyata untuk aspek-aspek tertentu. Menurut
Eriyatno 2003, model merupakan suatu abstraksi dari realitas yang akan memperlihatkan hubungan langsung maupun tidak langsung serta timbal balik atau
hubungan sebab akibat. Suatu model dapat dikatakan lengkap apabila dapat mewakili berbagai aspek dari realitas yang dikaji. Biasanya model dibangun untuk tujuan
peramalan forecasting dan evaluasi kebijakan, yaitu menyusun strategi perencanaan kebijakan dan memformulasikan kebijakan Tasrif 2004. Perilaku dinamis dalam
model dapat dikenali dari hasil simulasi model. Simulasi model terdiri atas beberapa tahap, yaitu penyusunan konsep, pembuatan model, simulasi dan validasi hasil
simulasi. Model dapat dinyatakan baik bila kesalahan atau simpangan hasil simulasi terhadap gejala atau proses yang terjadi di dunia nyata relatif kecil. Hasil simulasi
yang sudah divalidasi digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Pengelolaan sumberdaya alam memerlukan pengembangan konsep yang
bersifat interdisiplin dan interaktif. Pendekatan berpikir sistem dapat memberikan informasi yang lebih baik bagi pengelola atau pemegang kebijakan untuk
mempelajari kompleksitas. Metode berpikir sistem menyediakan pengetahuan tentang sebuah mekanisme untuk membantu pengelola sumberdaya dan pemegang
kebijakan dalam mempelajari hubungan sebab dan akibat dari proses yang berlangsung, mengidentifikasi permasalahan utama dan mendefinisikan tujuan yang
ingin dicapai Gao dan Nakamori 2003. Menurut Costanza dan Ruth 1998, sistem sumberdaya alam bersifat kompleks dan dinamis. Berbagai perubahan berlangsung
secara terus menerus dan sulit untuk di prediksi. Pendekatan yang kolaboratif lintas disiplin merupakan kekuatan untuk menciptakan hubungan antara ilmu pengetahuan
sumberdaya alam, manajemen dan kebijakan.
2.6. Tinjauan Terhadap Hasil Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian dan kajian terdahulu menunjukkan bahwa pertanian perkotaan secara umum masih terbatas pada penelitian dan kajian secara parsial
terhadap komoditas, teknologi dan sumberdaya serta metodenya. Penelusuran terhadap hasil-hasil penelitian dan kajian terdahulu yang merupakan rujukan dan
membandingkan penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Peneliti dan topik, metode, hasil penelitianpengkajian terdahulu.
No Peneliti dan Topik
Metode Analisis Hasil PenelitianKajian
1. Aminah et al.
2005. Kajian Teknologi
Pengembangan Sampah Organik
Kota. Pupuk dan Media Tanam
Metode dan analisis adalah
dengan; teknologi
pengomposan, teknologi
pembuatan pupuk dan
media, dan inovasi
teknologi efektivitas pupuk
dan media tanam. 1. Melalui proses pengomposan
sampah organik dapat tereduksi sekitar 18
–20. Kondisi ini merupakan peluang bagi sektor
pertanian untuk memanfaatkan hasil daur ulang sampah organik
kota sebagai sumber organik bagi tanaman atau pupuk organik dan
media tanam.
2. Bahwa kandungan nilai hara pada kompos sampah kota masih
tergolong rendah, oleh karena itu dalam pengembangannya harus
melalui proses pengkayaan enrichment dengan sumber hara
lain seperti cocopeat.
3. Uji efektivitas pupuk dan media kompos sampah kota terhadap
tanaman dilakukan pada tanaman sayuran daun sawi, kangkung dan
selada. Media tanam kompos yang ditambahkan cocopeat dan
batuan
fosfat memberikan hasil terbaik pada pertumbuhan tanaman sawi
pada komposisi kompos + cocopeat dengan perbandingan 3 :
1 + 5 batuan fosfat, sedangkan tanaman kangkung diperoleh hasil
terbaik pada komposisi kompos + cocopeat dengan perbandingan 1 :
1 + 5 batuan fosfat dengan umur panen tidak lebih dari 25
hari.
2. Bakrie et al. 2005.
Pengembangan Model Kredit
Agribisnis Usaha Mikro-Mandiri
KAUM-Mandiri Untuk Kegiatan
Agribisnis Itik Petelur di DKI
Jakarta. Metode analisis
deskriptif kualitatif,
Analisis uji kelayakan, sekeksi
screening menjadi anggota
KAUM- MANDIRI
1. Kelembagaan KAUM-Mamdiri merupakan modifikasi dari
kelembagaan Karya Usaha Madiri KUM yang berperan sebagai ajang
pendampingan penerapan teknologi.
2. Lembaga keuangan mikro dengan kegiatan sebagai saluran menerima
dana, jasa pinjaman kredit serta tabungan kelompok dalam
mengelolah usaha tani.
3. Sugiartini et al.
2007. Kajian Teknologi
Pemupukan dalam Pengelolaan
Tanaman Belimbing di
Jakarta Selatan. Metode analisis
dengan rancangan acak kelompok
RAK dengan 5 macam perlakuan
1. Hasil pengkajian ditetapkan jumlah dan kebutuhan terhadap pupuk Urea,
KCl dan TSP sesuai rekomendasi. Hasil analisa tanah, menunjukkan
bahwa status kesuburan tanah pada masing-masing lokasi pengkajian,
rata-rata dalam kondisi rendah.
2. Hasil analisa tanah, dapat diinformasikan bahwa lokasi kegiatan
disarankan untuk pemberian pupuk Urea berkisar 500 sd 750 kghathn.
Sedangkan Kebutuhan TSP dan KCl, berkisar antara 500 sd 1000
kghathn.
3. Kebutuhan pupuk untuk perpohon adalah Urea dan TSP berkisar antara
1.12 - 3.15 kgphnthn, sedangkan kebutuhan KCl berkisar antara 2.25 -
3.68 kgphnthn. Dengan teknologi pengelolaan yang baik sesuai anjuran
dapat meningkatkan produksi tanaman belimbing yang lebih tinggi
sebesar 28,255 kgpohontahun.
4. Sulaiman et al.
2006. Analisis Kebijakan Ruang
Terbuka Hijau RTH Lahan
Sawah di Propinsi DKI Jakarta.
Metode analisis deskriptif
kualitatif, dan analisis konten.
1. Memperkecil peluang terjadinya konversi lahan pertanian sawah dan
pengendaliannya serta lahan sawah eksisting dilindungi.
2. Revisi Perda tentang RTRW sesuai dengan Undang-undang berlaku.
3. Instrumen insentif dan disinsentif bagi pemilik lahan pertanian.
5. Sampeliling et al.
2007. Kajian Sumberdaya dan
Kesesuaian Pengembangan
Pertanian Perkotaan Metode Analisis
Zona Agro EkosistemAEZ
Metode analisis EKL dengan
“sistem matriks” dan macthing serta
interpretasi. 1. Peta arahan pengembangan
komoditas pertanian Skala 1 : 10.000 pada wilayah Kecamatan Cilincing
Jakarta Utara. 2. Kesesuaian lahan usaha tani rata-rata
pada kategori S3, sehingga perlu input inovasi teknologi yang tepat
guna berbasis agribisnis dan berwawasan lingkungan.
Tabel 1. Lanjutan