Analisis Sensitivitas Penyusunan Model Kebijakan Pengembangan Pertanian perkotaan

Berdasarkan data BPS 2010 kondisi sosial bila dilihat dari lapangan pekerjaan dan tingkat pendidikan masyarakat di wilayah DKI Jakarta, maka didominasi oleh PNS baik di Pemda DKI maupun pada instansi pemerintah pusat. Kondisi sosial terhadap kesehatan masyarakat, memperlihatkan bahwa penduduk yang mengalami keluhan kesehatan selama 3 tahun terakhir, cenderung meningkat. Tahun 2007 sebanyak 32,16 , naik menjadi 36,17 , dan tahun 2009 sebesar 36,81 . Keluhan kesehatan utama penduduk adalah penyakit batuk dan pilek serta ISPA infeksi saluran pernapasan akut. Penyakit ini terutama diduga disebabkan oleh perubahan iklim dan cuaca, peningkatan partikel debu di udara yang cenderung tidak menentu. Selama ini Pemda DKI Jakarta terus melakukan upaya untuk menyusun tata ruang perkotaan yang tepat dan memikirkan bagaimana memberi ruang hidup, makanan, air bersih, pelayanan kesehatan, obat-obatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan dan prasarana transportasi serta berbagai kebutuhan lainnya kepada penduduk DKI Jakarta. Sementara upaya transmigrasi penduduk juga terus-menerus dilakukan. Pada tahun 2009 sebanyak 100 kk atau sekitar 369 jiwa diberangkatkan ke provinsi Kalimantan Selatan, Bengkulu, Sumatera Utara, dan Sulawesi Tenggara dengan alokasi berturut-turut 25 kk, 28 kk, 25 kk, dan 22 kk.

4.3.3. Kondisi Ekonomi Pertumbuhan ekonomi

; Perekonomian DKI Jakarta pada tahun 2009 tumbuh sebesar 5,01, angka ini lebih lambat bila dibandingkan dengan keadaan tahun 2008 yang tumbuh 6,22. Sektor-sektor yang menunjukkan pertumbuhan tinggi pada periode tersebut adalah sektor pengangkutan dan komunikasi 15,63 , sektor jasa 6,49 , dan sektor bangunan 7,67 BPS 2010. Sementara dari sisi pengeluaran pada tahun 2009, konsumsi rumah tangga masih mampu tumbuh 6,15 dan konsumsi pemerintah bahkan terakselerasi hingga 10,24. Seiring dengan membaiknya perekonomian global, perekonomian Jakarta dalam tahun 2010, menunjukkan kinerja ke arah yang positif. Semester I tahun 2010 perekonomian Jakarta kembali tumbuh 6,35. Perekonomian yang bergerak lebih cepat ini dipicu oleh meningkatnya laju pertumbuhan komponen ekspor dan impor yang terakselerasi hingga 3,73 dan 4,09. Dari sisi produksi pada semester I2010 pertumbuhan tercepat dicapai oleh sektor pengangkutan dan komunikasi, yaitu sebesar 14,80. Setelah itu diikuti oleh sektor perdagangan, hotel, restoran yang tumbuh 6,95 dan sektor jasa yang tumbuh 6,68 . Struktur ekonomi lapangan usaha; Pada tahun 2008 PDRB atas dasar harga berlaku mencapai Rp.677,41 triliun dan pada tahun 2009 nilainya mencapai Rp.757,02 triliun. Sektor-sektor dengan kontribusi terbesar dalam pembentukan PDRB tahun 2009 adalah sektor keuangan, real estate, dan jasa perusahaan 28,18, sektor perdagangan, hotel dan restoran 20,62, serta sektor industry pengolahan 15,65. Dominasi ketiga sektor tersebut masih berlanjut hingga semester awal tahun 2010 dengan kontribusi 27,72 dari sector keuangan, real estate, dan jasa perusahaan, kemudian 20,72 dari sektor perdagangan, hotel, dan restoran, serta 15,76 dari sektor industri pengolahan BPS 2010. Perkembangan PDRB menurut komponen penggunaan ; Berdasarkan data BPS 2010, ditinjau dari sisi penggunaan pada tahun 2009, sebanyak 55,37 PDRB DKI Jakarta digunakan untuk konsumsi rumah tangga, kemudian yang digunakan untuk pembentukan modal tetap bruto sebanyak 34,80 , dan untuk konsumsi pemerintah sebanyak 8,19. Pada awal semester pertama 2010, kontribusi konsumsi rumah tangga meningkat menjadi 56,85, sedangkan komponen PMTB sedikit menurun menjadi 34,40, dan konsumsi pemerintah sedikit bertambah menjadi 8,27 . Perkembangan PDRB dan pendapatan regional per kapita ; Berdasarkan BPS 2010, bahwa PDRB per kapita secara tidak langsung bisa dijadikan salah satu indikator untuk mengukur kemakmuran suatu wilayah. Angka yang dihasilkan disini sifatnya makro karena hanya tergantung dari nilai PDRB dan penduduk pertengahan tahun tanpa memperhitungkan kepemilikan dari nilai tambah setiap sektor ekonomi yang tercipta. Data pada tahun 2009 PDRB per kapita penduduk DKI Jakarta atas dasar harga berlaku naik sebesar 10,62 dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yakni dari sebesar Rp.74,20 juta menjadi Rp 82,08 juta. Namun demikian nilai PDRB per kapita riil DKI Jakarta adalah dengan melihat nilai PDRB per kapita berdasarkan harga konstan 2000, dimana nilainya meningkat dari Rp 38,74 juta pada tahun 2008 menjadi Rp 40,27 juta pada tahun 2009.