Rumusan faktor determinan untuk setiap kluster desa

termasuk dalam meningkatkan nilai BCR-nya. Dari tiga dimensi tersebut, kondisi pemukiman dan pengendalian pencemaran merupakan dimensi yang signifikan Tabel 58 memberikan dukungan bagi kesiapan ekologi desa kluster di Kota Ambon, sehingga perlu menjadi perhatian penting. Pemukiman perlu terus dibenahi di desa kluster yang belum mapan K5 dan K6, terutama yang kepadatan penduduknya rendah atau masih berstatus mina mula, sedangkan di desa kluster 1-4 K1-K4 tinggal dipertahankan. Khusus dimensi pengendalian pencemaran perlu ditingkatkan di desa pesisir yang aktivitas perikanannya padat, berstatus mina mandiri, dan dekat jalur bisnis di kluster 1-2 K1 K2.

7.3.2 Rumusan faktor determinan untuk setiap kluster desa

Sebuah rumusan perlu dibuat untuk memudahkan perencanaan pengembangan pembangunan perikanan di Kota Ambon. Rumusan ini merupakan rangkuman hasil analisis yang dijelaskan dalam Bagian 7.2 dan Bagian 7.3.1, dengan kesimpulan tentang faktor apa saja yang perlu dikembangkan, dipertahankan, dikurangi, atau diabaikan Tabel 7.8. Hal ini penting agar program pembangunan perikanan tangkap dan masyarakat pesisir Kota Ambon dapat dilakukan secara optimal dan efektif sesuai kebutuhan setiap desa kluster. Dalam penentuan apakah suatu faktor determinan perlu dikembangkan, dipertahankan, dikurangi atau diabaikan, didasarkan pada koefisien pengaruh dan signifikansinya. Jika koefisien pengaruhnya positif besar dan signifikan, faktor determinan tersebut dipertahankan. Bila koefisien pengaruhnya positif tidak terlalu besar tetapi siginifikan, faktor determinan tersebut harus dikembangkan, dan jika koefisien pengaruhnya negatif dan signifikan, faktor tersebut harus dikurangi. Sebaliknya, jika koefisien pengaruh nya positif atau negatif tetapi tidak signifikan, faktor determinan tersebut diabaikan. Pada Tabel 64 tergambar pengaruh suatu faktordimensi pengelolaan terhadap pengembangan perikanan tangkap di kluster desa ditunjukkan oleh nilai koefisien KP seperti yang dijelaskan pada Bagian 7.2 dan Bagian 7.3.1. Pengaruh dikatakan positif bila nilai KP 0 dan kuat jika nilai KP 1,00, dan negatif bila nilai KP 0 Sarwono, 2006. Selanjutnya, strategi dan aksi pengembangan kluster desa dapat dirancang berdasarkan informasi tentang pengaruh dan sifat pengaruh tersebut. Untuk faktordimensi dengan pengaruh positif siginfikan dapat dikembangkan lanjut atau menjadi fokus perhatian dalam setiap program pembangunan perikanan di Kota Ambon, sedangkan lokasi pelaksanaan program dapat dilakukan pada desa kluster yang sesuai seperti ditunjukkan pada kolom lokasi pengembangan di Tabel 64. Pengaruh positif signifikan memberi indikasi bahwa suatu faktordimensi sangat mendukungbermanfaat untuk pengembangan kluster desa, seperti faktor pengendalian pencemaran sangat dibutuhkan untuk pengembangan kluster desa dari aspek ekologi, dengan sasaran utama desa berstatus mina mandiri dan dekat jalur bisnis desa-desa di kluster 1 dan kluster 2. Hal ini karena desakelurahan tersebut sangat padat aktivitas perikanannya, sehingga bahan pencemar yang ditimbulkannya juga banyak. Faktordimensi dengan pengaruh positif kuat dan signifikan memberi indikasi optimalnya peran dan signifikannya manfaat peran tersebut bagi pengembangan kluster desa. Karena itu, interaksi faktor tersebut perlu dipertahankan arahan Tabel 64 di semua kluster desa. Namun demikian, dapat saja dikembangkan lagi untuk desa kluster lain dengan kondisi khusus. Faktor keuntungan misalnya, meskipun secara nyata telah memberi manfaat layak bagi sebagian besar nelayan, tetapi perlu terus ditingkatkan untuk UPT dengan BCR rendah 1,50 dan BCR sedang 1,50- 2,00, sementara UPT dengan BCR rendah dan sedang tersebut banyak terdapat desa kluster 4-6 K4-K6. Karena itu, program pembangunan perikanan di masa depan terkait perbaikan keuntungan UPT dapat difokuskan pada desa pesisir di kluster 4-6, dengan sasaran program UPT yang mempunyai BCR rendah dan sedang. Dalam model ini tidak ada faktordimensi yang berpengaruh negatif dan signifikan, dengan kata lain faktor-faktor itu tidak akan menurunkan BCR usaha perikanan tangkap. Menurut Gaspersz 1992, jika dalam suatu sistem alam tidak ada komponenfaktor berinteraksi secara negatif maka sistem tersebut memiliki peluang untuk berkembang secara bebas. Sebaliknya, jika interaksi yang negatif perlu dikurangi atau mungkin dinetralkan agar keutuhan sistem tidak rusak. Pada rangkuman di Tabel 64 tersebut, ada tujuh faktordimensi yang dapat diabaikan pengaruhnya karena tidak signifikan, diantaranya faktor kehidupan sosial gotong royong, makan ikan, dan tata nilai. Seperti dijelaskan pada Bagian 7.2, kebiasaan makan ikan dan tidak bisa makan tanpa ikan sudah menjadi tradisi dalam kehidupan masyarakat Maluku terutama Kota Ambon, dan hal ini sudah berlangsung sejak jaman kerajaan. Hal yang sama juga untuk tata nilai, menurut Vanden 2001 tata nilai keagamaan sudah berkembang sejak jaman VOC 1605 M yang ditandai oleh didirikan gereja di berbagai tempat di Kota Ambon. Sampai saat ini, tata nilai ini berkembang dengan baik sebagai bagian dari perkembangan sosial-budaya di Kota Ambon dan tidak dipengaruhi oleh maju mundurnya usaha perikanan tangkap. Oleh karena itu, pengembangan faktordimensi ini tidak perlu diprogramkan atau dianggarkan secara khusus untuk mendukung pengembangan kluster desa.- 159 Tabel 64. Formulasi faktor determinan untuk pengembangan setiap jenis kluster desa di Kota Ambon Faktor Terkait Pengembangan Kluster Kluster Pengaruh Lokasi PengembanganKluster Desa Sasaran Utama K1 K2 K3 K4 K5 K6 Pengembangan Fisik Desa Topografi dan Demografi Signifikan ♯ ♯ ♯ ♯ Dikembangkan pada desa berstatus mina mula atau bertopografi terjal di K5-K6 Potensi SDA Desa Signifikan ♯ ♯ ♯ Dikembangkan pada desa berbatasan dg Teluk Ambon dan Teluk Ambon Dalam di K1-K3 Sarana dan Prasarana Desa Tidak signifikan       - Pengembangan SOSBUD Desa Kehidupan Sosial gotong royong, makan ikan Tidak signifikan       - Tata Nilai Tidak signifikan       - Mobilitas Penduduk Tidak signifikan       - Pengembangan Ekologi Desa Pemukiman Signifikan ♯ ♯ ♯ ♯ Dikembangkan pada desa mina mula di K5 dan penduduk rendah di K6 Pengendalian Pencemaran Signifikan Dikembangkan pada desa berstatus mina mandiri dan dekat jalur bisnis di K1 K2 Ekosistem Terumbu Karang Tidak signifikan       - Pengembangan Teknis UPT Armadakapal perikanan Tidak signifikan       - Alat tangkap Signifikan ♯ ♯ ♯ ♯ Dikembangkan utk UPT BCR rendah 1,50 di K1-K6 dan dipertahankan utk UPT BCR 2,00 di K1-K4 Teknologi metode operasi Signifikan ♯ ♯ ♯ Dikembangkan pada desa berstatus mina mula di K4-K5 atau BCR 1,50 di K6 160 Pengembangan BCR UPT Modal Kerja Tidak signifikan       - Pengembalian Investasi Signifikan ♯ ♯ Dikembangkanditingkatkan pada desa dengan kepemilikan UPT rendah sedang di K3-K6 Keuntungan Signifikan ♯ ♯ ♯ ♯ Dikembangkanditingkatkan pada UPT BCR UPT 2,00 di K4-K6, dan dipertahankan UPT BCR UPT 2,00 di K1-K4 Kontinyuitas Signifikan ♯ ♯ Dikembangkanditingkatkan pada UPT ukuran kecil di K3-K6 dan UPT dg BCR1,50 di K5-K6 Keterangan : • Makna simbol : = harus dikembangkan, ♯ Harus dipertahankan,  = diabaikan, dan  = harus dikurangi • Tidak ada faktordimensi dengan status dikurangi tidak ada faktor dengan pengaruh negatif signifikan • K1 sd K6 adalah Kluster Desa 1 sd Kluster Desa 6 8 KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI PERIKANAN TANGKAP BERBASIS DESA KLUSTER

8.1 Rancangan Final Hierarki Pengembangan Industri Perikanan Tangkap