36
- Kluster 2 K2 : desa yang memperoleh total bobot 11
- Kluster 3 K3 : desa yang memperoleh total bobot 10
- Kluster 4 K4 : desa yang memperoleh total bobot 9
- Kluster 5 K5 : desa yang memperoleh total bobot 8
- Kluster 6 K6 : desa yang memperoleh total bobot 7
- Kluster 7 K7 : desa yang memperoleh total bobot 6
- Kluster 8 K8 : desa yang memperoleh total bobot 5
- Kluster 9 K9 : desa yang memperoleh total bobot 4
2 Bila dalam hal dalam proses klusterisasi nanti, ternyata kluster tidak mencukupi 9, maka kluster baru dapat dibuat ketentuan pengklusteran desa pada poin a tidak
dipakai lagi. Jumlah dan urutan kluster baru akan dibuat berdasarkan total bobot tertinggi dan terendah yang dicapai dalam penelitian ini.
3.5 Metode Penentuan Faktor Determinan Tiap Kluster
3.5.1 Jenis data yang dikumpulkan
Data primer dan data sekunder yang dikumpulkan dalam penelitian faktor determinan tiap kluster desa dapat mencakup :
1 Data teknis usaha perikanan armada, alat tangkap, alat bantu penangkapan, perbekalan, dan ABK
2 Data desa penduduk, sarana dan prasarana perikanan, potensi desa, dan lain-lain 3 Data sosial budaya tingkat kesejahteraan, lapangan kerja, tata nilai budaya,
pendidikan, dan lain-lain 4 Data ekologi desa jenis SDI potensial, karakteristik dan topografi wilayah,
tingkat pencemaran, dan lain-lain 5 Data finansial usaha perikanan pendapatan usaha perikanan, biaya operasional,
sistem bagi hasil, persaingan, market capital dan lain-lain 6 Data kebijakan atau peraturan perikanan
3.5.2 Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data terkait faktor determinan pengembangan perikanan tangkap terdiri dari pemilihan kelompok sampling, identifikasi responden, dan
pengumpulan data responden. Sampling dilakukan terhadap stakeholder yang terkait dengan kegiatan perikanan tangkap di Kota Ambon, seperti perwakilan nelayan,
pedagangpengolah ikan, masyarakat pesisir, pengelola pelabuhan perikanan, Dinas
37
KP, PEMDA, dan pengusaha perikanan. Hal-hal yang diperhatikan dalam pemilihan kelompok sampling ini adalah :
• Kelompok sampling terlibatmempunyai kaitan dengan kegiatan perikanan tangkap di Kota Ambon baik langsung maupun tidak langsung.
• Populasi kelompok sampling yang berhubungan dengan kegiatan perikanan tangkap.
• Jenis kegiatan perikanan tangkap yang berhubungan dengan kelompok di lokasi. • Interakasi langsung kelompok sampling dengan nelayan.
Jumlah responden mengacu kepada kebutuhan estimasi matriks likelihood
dalam analisis Structural Equation Modelling SEM Ferdinand 2002 sebagai
metode yang digunakan dalam analisis faktor determinan yaitu sekitar 150 orang. Responden tersebut tersebut dipilih secara proporsional berasal dari perwakilan
semua kelompok sampling terpilih. Pengumpulan data responden terkait faktor determinan pengembangan
perikanan tangkap ini dilakukan dengan teknik wawancara terbuka dan contingent value method CVM. Teknik wawancara terbuka dilakukan untuk mengumpulkan
data-data yang mudah dicerna oleh responden berkaitan dengan usaha perikanan tangkap yang dikelola atau kdiketahuinya. CVM dilakukan untuk mengumpulkan
data yang penting terutama berkaitan dengan indikator kebijakan pengembangan perikanan di setiap, kluster namun maksudnya sulit dicerna responden. CVM
dilakukan dengan menciptakan kondisi pasar hipotesis dan penawaran menyatu, sehingga respden seakan-akan merasakan apa yang digambarkan responden.
3.5.3 Analisis s tructural equation modelling SEM