Kelayakan usaha perikanan tangkap di desa pesisir Kecamatan Nusaniwe

109 lainnya. Contoh jaring insang gillnet dan hasil tangkapannya dapat dilihat pada Gambar 29 dibawah ini. Gambar 29 Jaring insang dan hasil tangkapannya

5.5.5 Kelayakan usaha perikanan tangkap di desa pesisir Kecamatan Nusaniwe

Usaha perikanan tangkap yang dikembangkan di desa pesisir di Kecamatan Nusaniwe ada lima jenis, yaitu gillnet hanyut, gillnet dasar, handline, pancing tonda, dan purse seine. Kelima usaha perikanan tangkap tersebut di delapan desakelurahan pesisir yang ada di kecamatan tersebut. Keberadaan usaha perikanan tangkap tersebut mencerminkan kontirbusi sektor perikanan Kecamatan Nusaniwe dalam menggerakan roda ekonomi di Kota Ambon. Menurut BPS 2010, nilai produksi perikanan di Kecamatan Nusaniwe memperlihatkan kecenderungan yang meningkat setiap tahunnya. Kenaikan siginifikan terjadi pada tahun 2008, di mana nilai produksinya mencapai Rp 20.560.760.000 atau naik sekitar 25,12 persen dari tahun 2007. Tabel 46 Hasil analisis BCR setiap usaha perikanan tangkap pada desa pesisir di Kecamatan Teluk Nusaniwe No Nama Desa Nilai BCR Gillnet Hanyut Gillnet Dasar Handline Pancing Tonda Purse Seine 1 Latuhalat - - 3,61 1,50 1,40 2 Seilale 2,37 4,41 2,57 - - 3 Amahusu - - - 1,24 - 4 Nusaniwe 2,11 - - 1,48 - 5 Benteng 1,67 2,66 1,57 - - 6 Urimesing - - - 1,31 0,82 7 Waihaong 2,71 2,18 - 1,32 1,64 8 Silale 5,74 - 2,12 - 1,03 Kontribusi sektor perikanan tersebut, akan dapat dipertahankan bila usaha perikanan tangkap yang ada tetap layak secara finansial untuk dikembangkan. Hal ini karena pengembangan usaha perikanan tangkap membutuhkan biaya besar baik 110 untuk investasi, biaya operasional maupun untuk perawatannya. Tabel 46 menyajikan hasil analisis kelayakan finansial BCR setiap usaha perikanan tangkap yang dikembangkan pada desa pesisir di Kecamatan Teluk Nusaniwe, Kota Ambon. Dari hasil analisis Tabel 46 ini, semua usaha perikanan tangkap kecuali purse seine di Desa Urimesing layak dikembangkan atau dilanjutkan pengelolaannya. Purse seine di Desa Urimesing mempunyai nilai BCR 0,82, yang berarti penerimaannya lebih kecil daripada biaya yang dikeluarkan untuk pengoperasiannya, dan bila hal ini dibiarkan terus tentu akan membawa kerugian besar bagi pelakunya dan bahkan dapat membawa dampak sosial yang berkepanjangan. Dalam penelitiannya, Hendriwan, et al 2008 menyatakan bahwa konflik sosial yang terjadi di masyarakat nelayan cenderung bermula dari minimnya hasil tangkapan sehingga tidak dapat menutupi pembiayaan. Kondisi ini menyebabkan banyak nelayan mengambil jalan dengan menggunakan alat tangkapmetode penangkapan ikan illegal untuk mendapatkan hasil, seperti penggunaan bahan peladak, jaring yang destruktif, dan perebutan fishing ground dengan kelompok nelayan lainnya. Di Desa Latuhalat, handline mempunyai nilai BCR yang tinggi 3,61, sedangkan dua lainnya pancing tonda dan purse seine mempunyai nilai BCR rendah. Terkait dengan ini,maka handline dapat menjadi usaha perikanan tangkap unggulan bagi Desa Latuhalat. Gillnet hanyut, gillnet dasar, dan handline mempunyai BCR2,00 di Desa Seilale, sehingga dapat dijadikan unggulan bagi desa tersebut. Usaha perikanan tangkap yang dapat dijadikan unggulan bagi desa lainnya adalah gillnet hanyut untuk Nusaniwe, gillnet dasar untuk Kelurahan Benteng, gillnet hanyut dan gillnet dasar untuk Kelurahan Waihaong, gillnet hanyut dan handline bagi Desa Silale. Desa Amahusu dan Urimesing sebenarnya tidak mempunyai usaha perikanan tangkap unggulan untuk dikembangkan lanjut, karena tidak ada yang mempunyai nilai BCR yang tinggi 2,00. Menurut Hanley and Spash 1993, nilai BCR atau perimbangan penerimaan dan pembiayaan perlu diupayakan lebih besar sehingga usaha ekonomi dapat bertahan pada berbagai kondisi, terutama terkait dengan kebijakan keuangan yang terkadang menaikkan atau menurunkan suku bunga bank. Selisih penerimaan yang cukup signifikan terhadap biaya yang dibutuhkan untuk operasi memungkinkan usaha untuk tetap 111 stabilbertahan pada kondisi harga bahan baku dan produk yang tidak menentu pengaruh suku bunga, kondisi hasil tangkapan di musim paceklik, dan lainnya. Tabel 46 menunjukan jaring insang mendominasi tingginya tingkat kelayakan usaha perikanan tangkap di kecamatan ini. Sebaliknya, purse seine merupakan alat tangkap yang terendah tingkat kelayakannya, bahkan di Desa Urimesing, purse seine ini malahan tidak menguntungkan, karena BCR nya kurang dari 1, yaitu 0,82. Purse seine atau pukat cintin ini adalah sejenis jaring yang umunya berbentuk empat persegi panjang tanpa kantong dengan banyak cincin pemberat di bagian bawah. Contoh pukat cincin dan hasil tangkapannya dapat dilihat pada Gambar 30 dibawah ini. Gambar 30 Pukat cincin dan hasil tangkapan pukat cincin 6 KLUSTER DESA PERIKANAN Pengklusteran desa perikanan merupakan kegiatan mengelompokkan desa- desa di daerah pesisir Kota Ambon berdasarkan kemiripannya dalam menjalankan aktivitas ekonomi berbasis usaha perikanan. Menurut Aleman 2005, kemiripan jenis aktivitas dan kondisi sekitarnya menjadi pertimbangan penting dalam pengklusteran suatu aktivitas ekonomi sehingga dapat berjalan dan berkembang dengan baik. Dalam konteks ini, maka pembahasan tentang kluster perikanan di Kota Ambon ini akan dilihat dari beberapa kesamaan atau kemiripan yang ada, sehingga desa yang kondisi dan aktivitas perikanannya mirip akan berada dalam satu kluster. Menurut Anderson 2004 kesamaan atau kemiripan desa dapat dilihat dari a kelayakan usaha yang dijalankan, b status desa berdasarkan potensinya, c kedekatan dengan jalur distribusi dan pemasaran, serta d sebaran pelaksanaan dan pemilik usaha perikanan tangkap. Dalam Bab 6 ini, keempat hal tersebut akan disajikan untuk setiap desa dan dibahas sehingga didapatkan pertimbangan yang mengarah pada penetapan kluster desa yang tepat dan komprehensif. Secara bertahap, desa-desa pesisir yang ada dikelompokkan berdasarkan kelayakan usaha BCR, status desa, kedekatan jalur distribusi dan pemasaran, serta sebaran pemilikan usaha perikanan tangkap yang berkembang di Kota Ambon 6.1 Kelompok Desa Berdasarkan Nilai BCR Usaha Perikanan Tangkap 6.1.1