91
peluang pengembangan kegiatan produksi tersebut. Biaya produksi tidak akan menjamin keberlanjutan kegiatan produksi selama hasil produksi yang dihasilkan
tidak membaik sesuai standar yang ditetapkan. Karena itu, kelayakan usaha perikanan tangkap ini, juga tetap perlu melihat kondisi penerimaan yang bisa
diperoleh nelayan dan pelaku perikanan dari usaha perikanan tangkap yang dikembangkannya.
Tabel 31 Biaya operasional usaha perikanan tangkap di Kecamatan Nusaniwe
No Nama Desa
Biaya Operasional Rptahun
Gillnet Hanyut
Gillnet Dasar
Handline Pancing
Tonda Purse
Seine
1 Latuhalat
- -
11.340.000 119.952.000
192.000.000
2 Seilale
3.702.816 2.880.000
2.466.000 -
-
3 Amahusu
- -
22.464.000 -
4 Nusaniwe
10.800.000 -
- 23.220.000
-
5 Benteng
5.760.000 23.904.000
3.600.000 -
-
6 Urimesing
- -
- 174.420.000
180.144.000
7 Waihaong
2.622.828 4.050.000
- 32.130.000
168.300.000
8 Silale
5.760.000 -
3.600.000 -
131.400.000
5.3 Penerimaan Usaha Perikanan Tangkap
Hanley and Spash 1993 menyatakan bahwa tingkat penerimaan benefit perlu diperhatikan pada semua kegiatan operasi terutama yang melibatkan
masyarakat kecil. Tingkat penerimaan benefit merupakan indikasi awal untuk menggapai keuntungan operasi dan kesejahteraan masyarakat pelakunya. Dalam
penelitian ini, analisis BCR yang dilakukan akan mengukur perimbangan penerimaan ini dengan biaya yang dikeluarkan untuk suatu operasi perikanan selama
periode tertentu dengan nilai uangsuku bunga bisa berubah-ubah. Hasil analisis tingkat penerimaan usaha perikanan tangkap yang dilakukan di setiap desa pesisir di
lima kecamatan di Kota Ambon akan disajikan pada Tabel 32 - 36.
92
Tabel 32 Penerimaan usaha perikanan tangkap per tahun di Kecamatan Leitimur Selatan
No Nama
Desa
Penerimaan Rptahun Bagan
Gillnet Hanyut
Gillnet Dasar
Handline Pancing
Tonda Pole and
Line Purse
Seine
UP Tuna
1 Naku
- 63.000.000
- 48.600.000 150.000.000
- -
- 2
Kilang -
156.000.000 -
24.000.000 -
- -
135.000.000 3
Hukurila -
67.200.000 39.600.000 39.900.000 61.200.000
- -
- 4
Hutumuri 360.000.000
75.000.000 75.000.000 34.884.000 547.200.000 1.995.000.000 -
5 Rutong
- 36.000.000 37.440.000 19.200.000
67.200.000 -
- -
6 Leahari
- 162.000.000 54.000.000 37.800.000
75.600.000 -
504.000.000 -
Berdasarkan Tabel 32, usaha perikanan pole and line merupakan usaha perikanan tangkap dengan penerimaan paling tinggi per tahun di Kecamatan
Leitimur Selatan. Penerimaan usaha perikanan bagan dan purse seine juga cukup baik sebagai usaha perikanan yang biasa dikelola dalam skala besar. Penerimaan
usaha penangkapan tuna termasuk kecil dan bahkan lebih kecil dari biaya operasional yang dikeluarkan per tahun. Kondisi ini tentu kurang baik, karena
pelaku usaha perikanan tersebut cenderung merugi setiap tahunnya. Menurut Hou 1997, usaha ekonomi yang belum menguntungkan perlu melakukan perbaikan
terstruktur pada kegiatan produksi dan pemasarannya. Perbaikan produksi dapat dilakukan melalui pengendalian biaya produksi, pengaturan pola produksi trip, hari
operasi melaut,dan jumlah ABK yang berangkat melaut, dan pengawasan kegiatan produksi. Dan perbaikan pemasaran untuk usaha perikanan tangkap dapat dilakukan
minimal melaut penanganan dan penyediaan produk perikanan kualitas baik yang disukai pasar.
Penerimaan gillnet dan handline di Kecamatan Leitimur Selatan Tabel 32 dan juga di Kecamatan Teluk Ambon Tabel 33 rata-rata cukup baik dan tidak ada
yang lebih rendah dari biaya operasional yang dikeluarkan, namun demikian tetap perlu ditingkatkan. Nikijuluw 2002 menyatakan bahwa semangat pengelolaan
usaha perikanan harus diubah menjadi suatu kegiatan industri yang berdaya saing, melakukan perbaikan kinerja dan inovasi produk yang terus-menerus.
93
Tabel 33 Penerimaan usaha perikanan tangkap per tahun di Kecamatan Teluk Ambon
No Nama Desa
Penerimaan Rptahun Gillnet
Hanyut Handline
Ketinting Pancing
Tonda Purse
Seine 1
Laha -
33.600.000 48.600.000 420.000.000 1.185.600.000
2 Tawiri
- 32.019.300
- -
- 3
Hatiwe Besar -
42.000.000 -
- 1.150.092.000
4 Wayame
- -
- 43.200.000
- 5
Rumah Tiga -
30.000.000 -
- -
6 Waeheru
- 45.000.000
- -
- 7
Poka 104.400.000
- -
- -
8 Hunut
- 69.000.000
- -
-
Untuk pancing tonda Tabel 33, tingkat penerimaannya termasuk baik dan lebih dari 2 kali dari biaya operasional yang dikeluarkan. Sekilas hal ini
menunjukkan bahwa pengusahaan pancing tonda tersebut telah dapat dilakukan dengan baik di Desa Laha Kecamatan Teluk Ambon Dalam. Hermawan 2006
dalam penelitian disertasinya menyatakan bahwa usaha perikanan tangkap dapat dikembangkan secara mandiri oleh nelayan menjadi berskala lebih besar dengan
mengalokasikan secara kontinyu sebagian dari perinerimaan yang didapat setelah dikurangi biaya-biaya produksi. Pelaku usaha perikanan skala kecil seyogianya
dapat melakukan hal itu sebagai upaya memandirikan kegiatan perikanan dan pereknomian bangsa. Purse seine di Desa Laha dan Desa Hatiwe besar merupakan
usaha perikanan tangkap dengan penerimaan paling besar di Kecamatan Teluk Ambon Dalam.
Berdasarkan Tabel 34, pole and line merupakan usaha perikanan dengan tingkat penerimaan per tahun paling tinggi di Kecamatan Teluk Ambon Banguala di
Desa Lateri dan di Desa Halong. Bila dilihat skala pengusahaan dan biaya operasional yang dikeluarkan, maka penerimaan yang besar adalah wajar. Imron
2008 menyatakan bahwa usaha perikanan dengan tingkat penerimaan besar belum tentu bisa dijamin keberlanjutannya bila biaya operasional tidak dikontrol dengan
baik, karena kegiatan penangkapan sangat tergantung pada kondisi alam yang menganggu kegiatan penangkapan ikan dalam waktu lama.
94
Tabel 34 Penerimaan usaha perikanan tangkap per tahun di Kecamatan Baguala
No Nama Desa
Penerimaan Rptahun Bagan
Gillnet Hanyut
Handline Payang
Pole and Line
Redi
1 Nania
- -
- 966.000.000
- -
2 Negeri Lama
- 69.000.000 30.000.000
- -
69.000.000
3 Passo
- 56.160.000
- -
- -
4 Lateri
340.068.000 42.000.000 -
- 1.764.000.000 561.600.000
5 Halong
- 69.000.000
- -
960.000.000 135.000.000
6 Latta
- 17.460.000 140.400.000
- -
-
Usaha perikanan handline yang bisanya dioperasikan sendiri oleh nelayan pemilik, juga memperlihatkan tingkat penerimaan yang baik di Kecamatan Teluk
Ambon Banguala, dan bila dibandingkan dengan biaya operasional yang dikeluarkan meningkat 2-4 kali. Kondisi ini yang sama juga terjadi pada handline yang
dioperasikan skala kecil di Kecamatan Sirimau Tabel 35, dimana dengan biaya operasional yang relatif rendah dapat dihasilkan pemerimaan yang tinggi.
Tabel 35 Penerimaan usaha perikanan tangkap per tahun di Kecamatan Sirimau
No Nama Desa
Penerimaan Rptahun Gillnet
Hanyut Gillnet
Dasar Handline
Pole and Line
Purse Seine
1 Batu Merah
90.000.000 7.200.000
8.550.000 -
246.000.000 2
Pandan Kasturi 24.000.000
- -
- -
3 Hatiwe Kecil
- -
- 1.200.000.000
- 4
Galala 26.400.000
- -
2.964.000.000 -
Bila dibandingkan dengan biaya operasional yang dikeluarkan, gillnet hanyut dan gillnet dasar juga memberikan penerimaan yang tinggi di Kecamatan Sirimau.
Pole and line dan purse seine, penerimaannya termasuk besar karena biaya operasional yang dikeluarkan juga tinggi serta ABK yang telibat juga banyak.
Menurut Nurani dan Wisudo 2007, jumlah ABK merupakan komponen pengeluaran yang besar dalam pengelolaan usaha perikanan skala besar. Karena itu,
komponen biaya ABK harus disisihkan dalam setiap perhitungan keuntungan usaha. Pancing tonda dan purse seine merupakan usaha perikanan tangkap dengan
penerimaan tertinggi di Kecamatan Nusaniwe. Namun bila dibandingkan dengan biaya operasional yang dikeluarkan, peningkatannya kurang dari 2 kali, bahkan
penerimaan purse seine di Desa Urimesing lebih rendah dari pengeluaran per tahunnya. Untuk handline dan gillnet, penerimaan umumnya lebih dari 2 kali biaya
operasional yang dikeluarkan.
95
Tabel 36 Penerimaan usaha perikanan tangkap per tahun di Kecamatan Nusaniwe
No Nama
Desa Penerimaan Rptahun
Gillnet Hanyut
Gillnet Dasar
Handline Pancing
Tonda Purse
Seine
1 Latuhalat
- -
44.100.000 386.568.000 500.040.000 2
Seilale 38.880.000 20.880.000
7.650.000 -
- 3
Amahusu -
- -
43.200.000 -
4 Nusaniwe
57.600.000 -
- 81.000.000
- 5
Benteng 38.880.000 230.400.000
8.550.000 -
- 6
Urimesing -
- -
338.220.000 144.000.000 7
Waihaong 80.434.140
27.000.000 -
76.500.000 897.600.000 8
Silale 38.880.000
- 8.550.000
- 162.000.000
Dari segi kuantitas, penerimaan handline dan gillnet ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan pancing tonda dan purse seine, namun untuk keberlanjutan
usaha perikanan, handline dan gillnet baik karena lebih mudah memenuhi kebutuhan operasionalnya terutama pada musim ikan sepi paceklik. Menurut Wilson 1999,
kondisi produksi yang lesu dan krisis ekonomi yang berkepanjangan akan lebih terasa pada usaha perikanan skala besar yang menggunakan banyak faktor produksi
yang berasal dari luar lokasi usaha, terutama BBM solar, minyak tanah, bensin, oli, dan es balok.
5.4 Keuntungan Usaha Perikanan Tangkap