8
3. Menghitung besarnya nilai kesediaan menerima kompensasi WTA masyarakat akibat eksternalitas negatif yang ditimbulkan dari pencemaran
Sungai Musi oleh aktivitas industri. 4. Mengkaji faktor-faktor yang berpengaruh terhadap besarnya nilai kompensasi
masyarakat yang terkena dampak pencemaran industri sekitar kawasan Sungai Musi.
1.4. Manfaat penelitian
a. Bagi Penulis
Sebagai alat untuk mempraktekkan teori-teori yang selama ini diperoleh selama kuliah, sehingga penulis dapat menambah ilmu secara praktis tentang
masalah-masalah yang dihadapi masyarakat, serta pemahaman yang lebih mendalam mengenai pentingnya menjaga sumberdaya lingkungan yang tersedia
sehingga dapat terus dimanfaatkan tanpa mengurangi kualitasnya.
b. InstansiPerusahaan
Sebagai pertimbangan untuk penentuan besarnya dana kompensasi yang pantas diberikan kepada masyarakat yang terkena dampak negatif atas
pencemaran akibat kegiatan produksinya.
c. Bagi Pemerintah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pemerintah untuk menentukan kebijakan terkait masalah pencemaran Sungai Musi yang telah
melibatkan banyak perusahaan dan mengorbankan kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada Sungai Musi.
d. Bagi Masyarakat
Masyarakat lebih memahami betapa pentingnya menjaga kualitas sungai baik dari hulu hingga ke hilir. Akibatnya masyarakat mengetahui dampak apa saja
9
yang ditimbulkan oleh pencemaran Sungai Musi, baik secara sosial dan ekonomi, dan itu mendorong masyarakat untuk lebih menjaga lingkungan dan turut
berpartisipasi dalam perbaikan Sungai Musi yang telah tercemar.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dan batasan-batasan dalam penelitian yang dilakukan yaitu : 1. Objek penelitian adalah warga sekitar Sungai Musi yang memanfaatkan air
Sungai Musi dan merasakan kerugian dari dampak pencemaran oleh limbah industri.
2. Responden penelitian adalah bapak atau ibu dalam rumahtangga dan pihak- pihak yang terkena dampak pencemaran dan kerugian ekonomi.
3. Dampak dalam penelitian ini adalah dampak sosial dan ekonomi yang dirasakan masyarakat.
4. Penelitian dibatasi hanya pada pencemaran air akibat kegiatan industri 5. Willingness To Accept adalah nilai yang bersedia diterima oleh masyarakat
sebagai kompensasi atas penurunan kualitas air Sungai Musi.
10
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pencemaran Air
Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi mahluk hidup dan tanpa air maka tidak akan ada kehidupan. Dalam Pasal 5 UU No.7 tahun 2004 tentang
sumberdaya air dinyatakan, “negara menjamin hak setiap orang untuk
mendapatkan air bagi kebutuhan pokok minimal sehari-hari guna memenuhi kehidupannya ya
ng sehat, bersih dan produktif”. Air yang relatif bersih sangat didambakan oleh manusia, baik untuk
keperluan sehari-hari, industri, pertanian, sanitasi kota dan lain sebagainya. Belakangan ini air menjadi masalah yang cukup rentan di beberapa wilayah di
Indonesia, untuk memperoleh air yang bersih dan sehat menjadi kondisi yang sulit dan memerlukan biaya yang mahal karena air telah tercemari oleh limbah dari
hasil kegiatan manusia baik dari limbah rumah tangga, industri, pertanian dan kegiatan lainnya Wardhana, 2001.
Dewasa ini perkembangan sektor industri dan transportasi semakin meningkat, baik industri minyak dan gas bumi, pertanian, industri kimia, industri
logam dasar, industri jasa dan jenis aktivitas manusia lainnya, maka semakin meningkat pula tingkat pencemaran pada perairan, udara dan tanah akibat
berbagai kegiatan
tersebut. Berdasarkan
Keputusan Menteri
Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No.02MENKLH1998, yang dimaksud
dengan pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi, danatau komponen lain ke dalam airudara oleh kegiatan manusia atau proses
alam, sehingga kualitas udaraair menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya Kristanto, 2004.
11
Dalam rangka mencegah terjadinya pencemaran oleh akibat kegiatan tersebut maka ditetapkan baku mutu lingkungan termasuk baku mutu air, baku
mutu limbah cair, baku mutu udara ambient, baku mutu udara emisi, dan sebagainya. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.20 tahun 1990 tentang
Pengendalian Pencemaran Air pada Pasal 1 Peraturan Pemerintah ini yang dimaksudkan yaitu :
1. Air adalah semua air yang terdapat di dalam dan atau berasal dari sumber air, dan terdapat diatas permukaan tanah, tidak termasuk dalam pengertian ini
adalah air yang terdapat di bawah permukaan tanah dan air laut. 2. Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,
energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan air tidak
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. 3. Pengendalian adalah upaya pencegahan dan atau penanggulangan dan atau
pemulihan. 4. Baku mutu air adalah batas atau kadar makluk hidup, zat, energi, atau
komponen lain yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar yang ditenggang adanya dalam air pada sumber air tertentu sesuai dengan
peruntukannya. 5. Beban pencemaran adalah jumlah suatu parameter pencemaran yang
terkandung dalam sejumlah air atau limbah. 6. Daya tampung beban pencemaran adalah kemampuan air pada sumber air
menerima beban pencemaran limbah tanpa mengakibatkan turunnya kualitas
12
air sehingga melewati baku mutu air yang ditetapkan sesuai dengan peruntukannya.
7. Baku mutu limbah cair adalah batas kadar dan jumlah unsur pencemaran yang ditenggang adanya dalam limbah cair untuk dibuang dari suatu jenis kegiatan
tertentu 8. Menteri adalah Menteri yang ditugasi mengelola lingkungan hidup.
Dalam pasal 7 penggolongan air menurut peruntukannya ditetapkan sebagai berikut :
• Golongan A : Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.
• Golongan B : Air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum. • Golongan C : Air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan
peternakan. • Golongan D : Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, dan dapat
dimanfaatkan untuk usaha perkotaan,industri, pembangkit listrik tenaga air. Sifat-sifat kimia air yang umum diuji dan dapat digunakan untuk
menentukan tingkat pencemaran air adalah nilai pH, keasaman dan alkalinitas, suhu, oksigen terlarut, karbondioksida bebas, warna dan kekeruhan, jumlah
padatan, nitrat, amoniak, fosfat, daya hantar listrik dan klorida. Nilai pH air yang normal untuk suatu kehidupan yaitu berkisar antara 6,5 sampai 7,5. Sedangkan pH
air tercemar seperti air limbah buangan berbeda-beda tergantung pada jenis limbah dan karakteristiknya. Pada Tabel 2 ditunjukkan hubungan antara sumber
limbah dan karakteristiknya.
13
Tabel 2. Hubungan antara sumber limbah dan karakteristiknya.
Karakteristik Sumber Limbah
Fisika :
Warna Bahan organik, limbah industri dan domestik
Bau Penguraian limbah industri
Padatan Sumber air, limbah industri dan domestik
Suhu limbah industri dan domestik
Kimia :
Organik
Karbohidrat Limbah industri, perdagangan dan domestik
Minyak dan Lemak Limbah industri, perdagangan dan domestik
Pestisida Limbah hasil pertanian
Penol Limbah industri
Anorganik
Alkali Sumber air, limbah domestik, infiltrasi air tanah,
buangan air ketel Klorida
Sumber air, limbah industri, pelemahan air Logam Berat
Limbah industri Nitrogen
Limbah industri, domestik pH
Limbah industri Posfor
Limbah industri, domestik dan alamiah Sulfur
Limbah industri, domestik Bahan beracun
Perdagangan, Limbah industri
Biologi :
Virus Limbah domestik
Sumber : Kristanto, 2004
2.2. Limbah Industri