Pendahuluan Studi Peran Interaksi Bakteri Patogen Dan Lingkungan Terhadap Penyakit Ice-Ice Pada Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii.
                                                                                Fernandez 2011. Hingga saat ini, belum ada publikasi yang melaporkan analisis filogenetik jenis bakteri penyebab ice-ice menggunakan gen 16S rRNA pada alga
merah Kappahycus alvarezii. Sebelumnya Aris 2011 melaporkan pengembangan metode deteksi secara molekuler untuk bakteri penyebab penyakit ice-ice dengan
primer  spesifik  PCR  berdasarkan  sekuen  gen  16S  rRNA.  Dengan  demikian penelitian  ini  bertujuan  untuk  mengidentifikasi  bakteri  kandidat  penyebab
penyakit  ice-ice  melalui  uji  biokimia  dan  uji  molekuler  menggunakan  metode sekuensing dengan target gen 16S rRNA.
2.2 Metode Penelitian 2.2.1  Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari-Desember 2015. Sampel rumput laut yang terserang ice-ice dikoleksi dari pembudidaya Kelompok Tani Menara di
Perairan Bulukumba, Sulawesi Selatan. Isolasi bakteri, uji biokimia dan histologi dilakukan  di  Laboratorium  Kesehatan  Ikan,  Departemen  Budidaya  Perairan
BDP,  Fakultas  Perikanan  dan  Kelautan  FPIK,  Institut  Pertanian  Bogor  IPB. Ekstraksi  DNA,  amplifikasi  polymerase  chain  reaction  PCR  dilakukan  di
Laboratorium  Reproduksi  dan  Genetika  Organisme  Akuatik,  Departemen  BDP, FPIK,  IPB dan sekuensing  gen 16S rRNA dilakukan di  First Base Laboratories,
Malaysia. 2.2.2  Bahan dan Metode
Isolasi dan identifikasi bakteri secara biokimia
Bakteri  diisolasi  dari  talus  K.  alvarezii  yang  menunjukkan  terserang  dan tidak  terserang  ice-ice.  Talus  diambil  sebanyak  1  g  dan  digerus.  Cairan  hasil
gerusan  diambil  sebanyak  0,1  ml  dan  disebar  ke  cawan  petri  berisi  media  padat sea water complex SWC yang terdiri dari komposisi 5 g bacto-peptone, 5 g yeast
extract, 3 ml gliserol, 250 ml akuades, 750 ml air laut steril dan 20 g bactoagar. Bakteri dikultur pada suhu 28 °C selama 24 jam. Kemudian, hasil isolasi bakteri
digores  ulang  beberapa  kali  untuk  memperoleh  isolat  murni  dan  dilanjutkan evaluasi tipe koloni dan identifikasi secara biokimia.
Ekstraki DNA genom
DNA genom bakteri diekstraksi menggunakan Presto™ mini gDNA bacteria
kit  Geneaid,  Taiwan.  Lisis  sel  bakteri  Gram  negatif  dilakukan  menggunakan bufer  GT  berisi  proteinase  K  20  µl  dan  diinkubasi  pada  suhu  60  °C  selama  10
menit,  sedangkan  lisis  bakteri  Gram  positif  dilakukan  menggunakan  bufer  GT yang mengandung lisozim 4 mgml dan diinkubasi pada suhu 37 °C selama 30
menit. Selanjutnya, 20 µl proteinase K ditambahkan dan inkubasi dilanjutkan pada suhu 60 °C selama 10 menit.
DNA  dilarutkan  menggunakan  100  µl  elution  buffer.  Hasil  isolasi  DNA dikonfirmasi  dengan  pengukuran  konsentrasi  DNA  menggunakan  Genquant
Teare  et  al.  1997  dan  pemisahan  DNA  dilakukan  menggunakan  elektroforesis pada gel agarosa 1. Visualisasi DNA dilakukan menggunakan pewarna etidium
bromida dengan bantuan cahaya ultraviolet. Larutan DNA disimpan pada suhu -20 °C hingga proses selanjutnya.
Amplifikasi PCR dan analisis nukleotida
Amplifikasi  gen  16S  rRNA  dilakukan  menggunakan  primer  universal Marchesi et al. 1998, yakni 63F
5’-CAG GCC TAA CAC ATG CAA GTC-3’ dan  1387R
5’-GGG  CGG  WGT  GTA  CAA  GGC-3’.  Program  PCR  yang digunakan  adalah  pre-denaturasi    94  °C  selama  2  menit,  30  siklus  amplifikasi
pada  suhu  denaturasi  92  °C  selama  30  detik,  annealing  55  °C  selama  30  detik, ekstensi  72  °C  selama  1  menit  dan  ekstensi  akhir  pada  suhu  75  °C  selama  20
menit. Produk PCR dipisahkan menggunakan elektroforesis pada gel agarosa 1 untuk  konfirmasi  adanya  produk  amplifikasi.  Selanjutnya,  produk  PCR
dipurifikasi  menggunakan  PCR  clean  up  dan  gel  extraction  Geneaid.  Hasil purifikasi disekuensing menggunakan mesin ABI3730XL.
Hasil  sekuensing  diedit  dengan  bantuan  program  Bioedit  v.7,4  Tamura  et al. 2011; Azanza et al. 2013. Selanjutnya, sekuen dianalisis menggunakan basic
local  alignment  search  tool  Altschul  et  al.  1990;  Azanza  et  al.  2013  untuk menentukan  spesies  bakteri  hasil  isolasi  dengan  membandingkan  analisis
homologi antara sekuen 16S rRNA isolat dan bakteri yang ada di database. Analisis filogeni
Hasil sekuensing 16S rRNA disejajarkan alignment menggunakan program ClustalW. Analisis filogeni  dibuat menggunakan program MEGA v.5,0 Azanza
et al. 2013 dengan boostrap pengulangan sampel 1.000 kali.
2.3 Hasil dan Pembahasan 2.3.1 Identifikasi isolat bakteri
Hasil  uji  biokimia  dilakukan  untuk  menentukan  genus  dari  isolat  bakteri. Berdasarkan uji biokimia diketahui  sebagian besar isolat  adalah kelompok  Gram
negatif  Tabel  1.  Bakteri  yang  termasuk  Gram  negatif  ada  6  isolat,  yaitu Shewanella  sp.,  Vibrio  sp.,  Stenotrophomonas  sp.,  Pseudomonas  sp.  dan
Ochrobactrum  sp.  Dua  isolat  yang  termasuk  bakteri  Gram  positif  adalah Arthrobacter  sp.  dan  Bacillus  sp.  Bakteri  yang  diisolasi  dari  permukaan  rumput
laut  K.  alvarezii  umumnya  adalah  Gram  negatif  dan  berbentuk  batang.  Hal  ini sejalan dengan yang umum ditemukan di lingkungan laut Austin 1988 dan juga
pada  rumput  laut  Gracilaria  gracilis  Jaffray  1998,  yakni  bakteri  Gram  negatif dan berbentuk batang.
Komunitas  epibakterial  berada  pada  tempat  yang  berbeda-beda  distribusi temporal  dan  spasial  pada  talus  pada  permukaan  inang  karena  keanekaragaman
komposisi biokimia dari talus ganggang coklat, merah dan hijau Longford et al., 2007 dan metabolitnya Steinberg et al., 2002; Paul et al., 2006. Sebagai contoh
alga  merah  menghasilkan  molekul  analog  dari  bakteri  lakton  N-asil-homoserine AHLs yang berfungsi untuk menghambat sinyal bagi bakteri Gram negatif yang
                                            
                