Pemeliharaan Ikan dan Pengumpulan Data

III BAHAN DAN METODE

3.1 Pakan Uji

Penelitian ini terdiri atas empat jenis perlakuan pakan buatan dengan kadar protein berbeda berat basah dan kadar air 10 dan mengandung energi sebesar 2487,16-2598,38 kkal DEkg. Komposisi pakan disajikan dalam Tabel 2. Setiap perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali. Perlakuan pakan uji tersebut adalah: 1. Perlakuan A : Pakan uji yang menggunakan 28 protein mengandung tepung hati cumi 2. Perlakuan B : Pakan uji yang menggunakan 28 protein 3. Perlakuan C : Pakan uji yang menggunakan 30 protein 4. Perlakuan D : Pakan uji yang menggunakan 32 protein

3.2 Wadah dan Media Pemeliharaan Ikan

Wadah yang digunakan adalah akuarium sebanyak 12 buah dengan ukuran 100 x 50 x 50 cm. Masing-masing akuarium diberi aerasi. Untuk menjaga kestabilan suhu digunakan lampu 60 dan 100 watt yang dimasukkan di dalam kardus tertutup rapat yang diletakkan di tengah-tengah ruangan dan di atas akuarium yang dipakai seperti yang terlihat di Gambar 1. Lebih jelas digambarkan pada denah ruang penelitian yang terdapat pada Lampiran 1. Suhu air selama pemeliharaan berkisar antara 29-30 o C. Air yang digunakan adalah air hijau dan ditampung terlebih dahulu dalam bak tandon kemudian diaerasi kuat selama 24 jam untuk meningkatkan oksigen. Pengaturan dan penempatan wadah perlakuan dilakukan secara acak. Pakan dibuat dengan kandungan nutrien sesuai dengan formulasi perlakuan. Sebelum diujikan terhadap ikan, pakan uji dianalisis proksimat terlebih dahulu dan hasilnya disajikan pada Tabel 3.

3.3 Pemeliharaan Ikan dan Pengumpulan Data

Ikan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan lele dumbo Clarias sp dengan panjang awal rata-rata 10 cm dengan bobot awal 8,4 g. Ikan Tabel 2 Komposisi bahan pakan percobaan g100 g pakan Bahan Pakan Perlakuan A B C D Jagung 13,70 8,70 3,70 Menir 0,70 0,70 0,70 Dedak 47,02 29,72 29,72 29,72 Tepung gaplek 17,00 16,00 16,00 16,00 Tepung bungkil kedelai 1,70 5,10 10,10 15,10 MBM 1 10,00 10,00 10,00 10,00 PBPM 2 5,40 5,40 5,40 5,40 Tepung bulu 2,50 2,50 2,50 2,50 Tepung ikan 14,50 14,40 14,40 14,40 Minyak ikan 0,90 2,00 2,00 2,00 Tepung hati cumi 0,50 Mineral mix 0,26 0,26 0,26 0,26 Vitamin mix 0,13 0,13 0,13 0,13 Bahan pelengkap 0,10 0,10 0,10 0,10 Jumlah 100, 00 100,00 100,00 100,00 Keterangan: 1 Meat and bone meal. 2 Poultry by product meal. Tabel 3 Komposisi proksimat bobot kering dan energi pakan uji Komposisi proksimat Perlakuan A B C D Protein 28,23 28,21 30,12 32,03 Lemak 5,81 6,74 6,71 6,68 Kadar abu 10,12 9,46 9,74 10,03 Serat kasar 4,95 3,79 3,90 4,00 Kadar air 9,75 9,93 9,87 9,81 BETN 1 41,14 41,87 39,66 37,45 DE kkal kg 2 2487,16 2580,04 2589,21 2598,38 CP kkal g 3 8,81 9,15 8,60 8,11 KHL 4 7,08 6,21 5,91 5,61 1 Ket: 1 Bahan ekstrak tanpa nitrogen. 2 1 g protein = 3.5 kkal DE, 1 g lemak = 8.1 kkal DE, 1 g BETN = 2.5 kkal DE NRC, 1977. 3 Rasio energiprotein. 4 Rasio karbohidratlemak. uji dibagi ke dalam empat perlakuan dengan masing-masing perlakuan tiga kali ulangan. Pemeliharaan ikan selama penelitian dilakukan di Stasiun Lapangan Departemen Budidaya Perairan pada bulan Januari sampai April 2009. Jumlah ikan yang dipelihara sebanyak 35 ekor ikan per akuarium. Akuarium yang dipakai berbentuk persegi panjang berukuran 100 x 50 x 50 cm, diisi air setinggi 35 cm dan volume air 175 liter. Sehingga kepadatan ikan 294g175L. Penempatan ikan dalam akuarium dilakukan secara acak. Gambar 1. Wadah penelitian. Mula-mula ikan diadaptasikan terhadap pakan selama 7 hari. Frekuensi pemberian pakan sebanyak tiga kali sehari. Setelah masa adaptasi berakhir, ikan dipuasakan semalam, kemudian ikan ditimbang. Setelah masa adaptasi ikan kemudian diberikan pakan perlakuan. Pemeliharaan dilakukan selama 60 hari. Pemberian pakan dilakukan secara at satiation sampai kenyang dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak tiga kali yaitu pukul 08.00, 12.00 dan 16.00 WIB. Pada hari ke-60 dilakukan penimbangan biomassa ikan untuk mengukur pertumbuhan. Pemeliharaan ikan dilanjutkan dengan pemberian pakan yang mengandung indikator Cr 2 O 3 sebanyak 0,6. Perlakuan ini dilakukan untuk menguji kecernaan pakan. Pengumpulan feses dilakukan setelah tujuh hari masa pengadaptasian pakan yang mengandung Cr 2 O 3 . Feses dikumpulkan dengan cara menyiponnya kemudian dimasukkan ke dalam botol film dan dimasukkan ke dalam lemari pendingin. Selanjutnya feses dikeringkan dan ditentukan kandungan Cr 2 O 3 . Untuk mengetahui banyaknya protein yang dikatabolisme di dalam tubuh ikan dilakukan pengukuran ekskresi amonia. Sementara untuk mendapatkan nilai koefisien respirasi dilakukan pengukuran produksi CO 2 dan konsumsi O 2 . Amonia dan CO 2 yang diproduksi serta oksigen yang dikonsumsi ikan uji diukur setelah pengukuran kecernaan pakan. Ikan uji pada setiap perlakuan terlebih dahulu dipuasakan selama 24 jam, kemudian ditimbang bobotnya. Pada waktu pengukuran akan dilakukan, ikan diberi pakan sampai kenyang. Kemudian dipindahkan ke wadah yang telah berisi air dan telah diaerasi selama 24 jam. Sampel air diambil setiap jam dan dilakukan selama lima jam, selanjutnya diukur kadar amonia, CO 2 dan O 2 . Selama pengukuran berlangsung, aerasi dimatikan dan ikan tidak diberi makan. Kualitas air dijaga agar tetap baik dengan cara melakukan penyiponan seperlunya untuk mengurangi jumlah kotoran yang ada dan menggantinya dengan air hijau yang telah disaring sebanyak 15-20.

3.4 Analisa Kimia