Asumsi dalam Simulasi CFD

45 Tahap ini merupakan tahap mendefinisikan kasus dinamika fluida ke dalam komputerisasi sehingga aliran fluida berikut sifat-sifat fisik serta bahan materialnya dapat dipresentasikan secara visual, baik animasi, grafik kontur maupun data. Persamaan-persamaan yang dibangun dalam CFD diselesaikan secara iteratif, baik dalam kondisi tunak steady state atau transien unsteady state.

F. Asumsi dalam Simulasi CFD

Asumsi yang digunakan dalam simulasi temperatur, kelembaban dan aliran udara yaitu sebagai berikut: - Udara bergerak dalam kondisi steady - Aliran udara dianggap seragam uniform - Udara tidak tertekan incompresible, p konstan - Arah angin dalam lingkungan dianggap searah unidirectional selama simulasi berlangsung.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses simulasi dispersi gas polutan memerlukan input data polutan, data kondisi atmosfer, data domain geometri daerah yang disimulasikan, serta data cerobong stack yang dimodifikasi sederhana dengan beberapa perlakuan dimensinya. Simulasi dilakukan pada suatu industri yang telah melakukan pengukuran atau pengujian parameter sistem pembakarannya dengan cerobong tunggal sehingga polutan yang dihasilkan dikeluarkan dari sumber tunggal kontinyu. Inlet aliran gas polutan dari cerobong ke dalam sistem simulasi diasumsikan seragam. Besaran inlet aliran massa gas polutan tersebut dapat diprediksi dari jenis dan jumlah bahan bakar yang dikonsumsi oleh sistem pembakarannya dengan menggunakan persamaan faktor emisi US-EPA, yaitu : Q emisi = FC × EF ..................................................................................... 33 dimana : Q emisi : laju emisi gas polutan, gramjam FC : Jumlah konsumsi bahan bakar, tonjam atau literjam EF : Faktor emisi, gramton atau gramliter dengan mensubstitusikan data nilai konsumsi bahan bakar dan faktor emisi, terhadap Persamaan 33, maka laju gas polutan yang diemisikan cerobong dari hasil pembakaran dapat dihitung. Contoh kasus untuk nilai emisi gas CO yang terdapat pada Tabel 7, dimana EPA menetapkan bahwa faktor emisi gas CO sebesar 0,6 lbton, maka : Q karbon monoksida = 8 tonjam × 0,6 lbton = 4,8 lbjam karena 1 lb = 453,6 gram, maka Q carbon monoxide dari pembakaran batu bara adalah sebesar 2,17728 kgjam atau 0,6048 gramdetik. Hasil dari perhitungan emission rate gas CO sangat kecil jika dibandingkan dengan gas polutan lainnya. Namun, disisi lain CO merupakan gas yang memiliki sifat sangat toksik terhadap kelangsungan hidup organisme di sekelilingnya.