serta membentuk akal dengan pemikiran dan ide-ide yang sehat, kreatif dan inovatif.
Berbagai program yang dilaksanakan pemerintah untuk memajukan dunia pendidikan termasuk pencanangan program wajib belajar sembilan tahun sejak
tahun 1994 tidak serta merta dapat mendongkrak peningkatan kualitas sumber daya manusia sehingga program yang seharusnya berakhir pada tahun 2004 ini
diperpanjang hingga tahun 2008. Serangkaian masalah yang menerpa dunia pendidikan seharusnya menjadi fokus utama segenap elemen masyarakat,
terutama pemerintah sebagai pelaksana utama kegiatan pendidikan agar apa yang dicita-citakan negara melalui sistem pendidikan nasional dapat tercapai dengan
baik. Berikut ini dijabarkan beberapa indikator pendidikan yang menggambarkan keadaan pendidikan di Provinsi Banten.
4.4.1. Pendidikan yang Ditamatkan
Tingkat pendidikan yang telah ditamatkan oleh penduduk suatu wilayah dapat menggambarkan mutu sumber daya manusia yang tersedia di wilayah
tersebut. Pada tahun 2008 tingkat pendidikan terakhir penduduk berusia 10 tahun ke atas di Banten masih didominasi oleh lulusan TidakBelum Tamat
SDMISederajat, yaitu sebesar 35,50 persen. Sedangkan yang mampu menamatkan hingga tingkat diploma hingga sarjanapasca sarjana hanya sebesar
1,96 persen.
Tabel 4.5 Persentase Penduduk 10 tahun ke atas menurut Jenis Kelamin dan Ijazah Tertinggi yang dimiliki di Provinsi Banten tahun 2008
Tingkat Jenjang Pendidikan Laki-laki
Perempuan Total
1 2 3
4 TidakBelum Tamat
SDMISederajat 30,88 40,36 35,50
SDMISederajat 33,74 32,93
33,35 SLTPSederajat 18,15
15,67 16,94
SLTASMKSederajat 15,00 9,37
12,26 Universitas 2,23
1,67 1,96
J U M L A H 100,00
100,00 100,00
Sumber: BPS Provinsi Banten, 2008
Banten sebagai provinsi baru sangat membutuhkan sumber daya manusia SDM yang berkualitas untuk melaksanakan pembangunan. Rendahnya kualitas
SDM dapat menyebabkan terhambatnya roda pembangunan. Akibat lain dari tidak terpenuhinya kebutuhan SDM yang berkualitas adalah masuknya SDM dari
wilayah lain yang dapat membuat tersingkirnya SDM Banten karena kalah dalam bersaing. Untuk mencegah terjadinya hal tersebut Pemerintah Provinsi Banten
dituntut untuk segera melakukan usaha meningkatkan kualitas SDM lokal, salah satunya adalah melalui usaha peningkatan tingkat pendidikan penduduknya.
4.4.2. Angka Partisipasi Sekolah APS
Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan bagian dari pembangunan sumber daya manusia dimana pada pendidikan formal sasarannya
adalah penduduk usia sekolah, yaitu penduduk usia 7-12 tahun, 13-15 tahun, 16-
18 tahun dan 19-24 tahun. Pembangunan pendidikan di Indonesia diprioritaskan pada penduduk usia 7-15 tahun melalui program wajib belajar pendidikan dasar
Tabel 4.6 Angka Partisipasi Sekolah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Provinsi Banten Tahun 2007 - 2008
Kelompok Umur 2007 2008
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7
7-12 Tahun 98,28
97,26 97,77 98,32 97,42 97,89 13-15 Tahun
81,32 75,94 78,64 81,43 76,20 78,93
16-18 Tahun 50,03
39,42 45,22 49,55 36,70 43,74
Sumber: BPS Provinsi Banten, 2008
Angka partisipasi sekolah APS menggambarkan proporsi penduduk kelompok umur sekolah yang masih sekolah. Pola yang terlihat berdasarkan
ndic 4.6 adalah APS yang turun sejalan dengan naiknya kelompok umur. Namun begitu, program wajib belajar 6 tahun yang dicanangkan pemerintah sejak
1984 telah membuat APS kelompok umur 7-12 tahun tinggi tiap tahunnya. Sedangkan turunnya APS pada kelompok umur yang lebih tinggi disebabkan oleh
makin tingginya biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh orang tua murid, sehingga banyak keluarga yang lebih mementingkan pemenuhan kebutuhan
dasarnya dibandingkan menyekolahkan anak mereka ke jenjang yang lebih tinggi.
4.4.3. Angka Melek Huruf