pengelolaan pembangunan gedung dan bangunan yang menambah kapasitas sampai gedung dan bangunan dimaksud dalam kondisi siap pakai.
4. Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan
Adalah pengeluaranbiaya yang digunakan untuk pengadaanpenambahan penggantianpeningkatan, pembangunanpembuatan serta perawatan dan
termasuk pengeluaran untuk perencanaan, pengawasan dan pengelolaan jalan irigasi dan jaringan yang menambah kapasitas sampai jalan irigasi dan jaringan
dimaksud dalam kondisi siap pakai. 5.
Belanja Modal Fisik Lainya Adalah pengeluaranbiaya yang digunakan untuk pegadaanpenambahan
penggantianpeningkatan pembangunanpembuatan serta perawatan terhadap fisik lainya yang tidak dapat dikategorikan dalam kriteria balanja modal tanah,
peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, dan jalan irigasi dan jaringan termasuk dalam belanja ini adalah belanja kontrak sewa beli, pembelian
barang-barang kesenian, barang purbakala dan barang untuk museum, hewan ternak dan tanaman, buku-buku dan jurnal ilmiah.
2.1.8. Tinjauan Beberapa Studi Terdahulu
Ace Kusnadi 1998, Alat analisis yang digunakan adalah regresi sederhana. Menganalisis tentang ”Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi di Jawa Barat tahun 1983-1996”. Penulis menggunakan variabel investasi, ekspor, subsidi daerah otonom dan tenaga kerja. Berdasarkan hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa variabel investasi, ekspor dan tenaga kerja berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat. Subsidi daerah
otonom juga berpengaruh signifikan. Nurlaila Hanum 2003, alat analisis yang digunakan adalah analisis
regresi berganda. Penelitian ini menemukan bahwa keseluruhan variabel independen yang dipilih mampu menjelaskan variasi pertumbuhan ekonomi
Provinsi NAD sebesar 89,62 persen dun sisanya sebesar 10,38 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian ini. Analisa secara serentak simultan masing-
masing variabel independen memberi pengaruh yang sangat signifikan pada tingkat kepercayaan 99 persen. Analisis secara parsial menunjukkan hanya
variabel pengeluaran daerah dan investasi yang memberi pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi NAD.
Prabowo Supranto 2004, Dan alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan metode OLS Ordinary Least Square. Dalam
penelitiannya “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi tahun 1986-2002”. Data yang digunakan dalam bentuk data tahunan tahun 1986-
2002.. Variabel bebas yang digunakan adalah investasi asing, total nilai ekspor, jumlah tenaga kerja, tabungan domestik dan hutang luar negeri. Kesimpulan yang
diperoleh dari penelitian ini adalah variabel investasi asing, total nilai ekpor, jumlah tenaga kerja, dan tabungan domestik, berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Sedangkan hutang luar negeri, berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Muhammad Shodiq Firmanto 2005, Dalam penelitian ini menggunakan metode analisa deskriptif, analisis regresi dan pendekatan ekonometri. Dari hasil
analisis ini juga diketahui bahwa, dua varibel bebas yaitu total nilai ekspor dan
jumlah tenaga kerja berpengaruh signifikan kearah positif, sedangkan varibel investasi tidak berpengaruh signifikan ke arah positif terhadap pertumbuhan
ekonomi tahun 1984-2002. Rudi 2006, dengan Metode analisis yang digunakan adalah analisis
deskriptif, analisis klassen typologi. Analisis shift share, model rasio pertumbuhan MRP, dan location quotient LQ. Hasil pengolahannya tentang identifikasi
sektor unggulan untuk mendukung perencanaan pembangunan ekonomi Kabupaten Toba Samosir menunjukkan bahwa laju pertumbuhan dan struktur
ekonomi di Kabupaten Toba Samosir selama periode 2000-2004 dipengaruhi oleh besarnya nilai tambah dari sektor-sektor ekonomi yang didominasi sektor industri
pengolahan. Kabupaten Toba Samosir memiliki daya saing yang lebih tinggi dibandingkan dengan perekonomian Propinsi Sumatera Utara. Jika dilihat per
sektor, yang memiliki daya saing lebih tinggi adalah sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor LGA, dan sektor perdagangan,
hotel, dan restoran. Akhmad Daerobi, dkk. 2007 menulis Dampak Pengembangan Sektor
Pertanian terhadap Pengentasan kemiskinan di Jawa Tengan. Metodologi yang digunakan pendekatan mikroekonomi dan pendekatan makroekonomi. kajian
literatur dan metode kuantitatif dalam bentuk analisis statistik deskriptif dapat memberikan deskripsi riil kondisi permasalahan mikroekonomi pertanian. adapun
salah satu hasil kajiannya yaitu indikator pendidikan ini dapat diproksi melalaui tingkat melek huruf, lamanya pendidikan yang ditempuh, pendidikan terakhir
anggota rumah tangga, dan lain-lain. pendidikan ini berkaitan dengan human
capital yang merupakan nilai tambah bagi orang tersebut untuk terlibat aktif
dalam perekonomian. Prima Roza 2007 menulis Pendidikan dan Mutu Pendidikan. MDGs
mengerucutkan rumusan program pendidikan yaitu “ mencapai pendidikan dasar untuk semua” dengan rumusan targetnya memastikan pada 2015 semua anak di
manapun baik laki-laki maupun perempuan, dapat menyelesaikan pendidikn dasr. Ada enam indikator utama sebagai pengukurannya, yaitu : angka partisipasi murni
APM, di SD, APM di SMP, proporsi murid yang berhasil menamatkan SD, proporsi murid kelas 1 yang menyelesaikan sembilan tahun pendidikan dasar, an
angka melek huruf usia 15-24 tahun. Oleh karena itu pengelolaan pendidikan merupakan program yang harus menjadi primadona dari seluruh program
pembangunan pemerintah untuk menjadikan manusia manusia indonesia yang bermutu yang pada gilirannya akan mengalselerasi pertumbuhan ekonomi.
Asep Hidayat 2008 menulis “Kontribusi Pendidikan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi”. Dalam Jurnal Pendidikan dan Budaya. Pendidikan Dan
Pertumbuhan Ekonomi mungkinkah ada intervensi pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi? Pendidikan memiliki daya dukung yang representatif atas
pertumbuhan ekonomi. Tyler mengungkapkan bahwa pendidikan dapat meningkatkan produktivitas kerja seseorang, yang kemudia akan meningkatakan
pendapatannya. Peningkatan pendapatan ini berpengaruh pula kepada pendapatan nasional negara yang bersangkutan, untuk kemudian akan meningkatkan
pendapatan dan taraf hidup masyarakat berpendapatan rendah. Sementara itu Jones melihat pendidikan sebagai alat untuk menyiapkan tenaga kerja terdidik dan
terlatih yang sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara. Jones melihat, bahwa pendidikan memiliki suatu kemampuan untuk menyiapkan siswa
menjadi tenaga kerja potensial, dan menjadi lebih siap latih dalam pekerjaannya yang akan memacu tingkat produktivitas tenaga kerja, yang secara langsung akan
meningkatkan pendapatan nasional. Muhammad Fachrurro 2008,. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa belanja modal mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap PE dan PR. Jika dilihat lebih mendalam, tingkat ketergantungan belanja modal lebih dominan
terhadap PR. Pada analisis terlihat bahwa pertumbuhan ekonomi mempunyai pengaruh yang sangat kecil pada belanja modal. Kata kunci : Belanja Modal
BM, Pertumbuhan Ekonomi PE, Pendapatan Pajak dan Retribusi Daerah PR
2.2. Kerangka Teori
2.2.1 Teori Pertumbuhan
Model pertumbuhan Solow memberi kontribusi terhadap teori pertumbuhan neoklasik. Model ini merupakan pengembangan dari model
pertumbuhan Harrod-Domar dengan menambahkan faktor tenaga kerja dan teknologi kedalam persamaan pertumbuhan. Model pertumbuhan Solow, input
tenaga kerja dan modal memakai asumsi skala yang terus berkurang diminishing returns
jika keduanya dianalisis secara terpisah, sedangkan jika keduanya dianalisis secara bersamaan memakai asumsi skala hasil tetap constant returns to
scale Todaro dan Smith, 2006.