Menurut Todaro 2006, ada tiga faktor atau komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi yaitu:
1. Akumulasi modal, yang meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik, dan modal atau sumber daya manusia.
2. Pertumbuhan penduduk yang pada tahun-tahun berikutnya akan memperbanyak jumlah angkatan kerja.
3. Kemajuan teknologi. Sukirno 2004, menerangkan beberapa faktor penting yang dapat
mewujudkan pertumbuhan ekonomi. 1. Tanah dan kekayaan alam lainnya.
Kekayaan alam suatu negara meliputi luas dan kesuburan tanah, keadaan iklim dan cuaca, jumlah dan jenis hutan dan hasil laut, serta jumlah dan jenis
kekayaan barang tambang yang terdapat. 2. Jumlah dan mutu dari penduduk dan tenaga kerja.
Penduduk yang bertambah dari waktu ke waktu dapat menjadi pendorong maupun penghambat perkembangan ekonomi.
3. Barang-barang modal dan tingkat teknologi. Barang-barang modal yang bertambah dan teknologi yang modern memegang
peranan penting dalam mewujudkan kemajuan ekonomi. 4. Sistem ekonomi dan sikap masyarakat.
2.1.3. Perubahan Struktur Ekonomi
Menurut Kuznet dalam Todaro 2006 perubahan struktur ekonomi atau transformasi struktural ditandai dengan adanya perubahan persentase sumbangan
berbagai sektor-sektor dalam pembangunan ekonomi, yang disebabkan intensitas kegiatan manusia dan perubahan teknologi. Perubahan struktur yang fundamental
harus meliputi transformasi ekonomi bersamaan dengan transformasi sosial. Pemahaman tentang perubahan struktur perekonomian memerlukan
pemahaman konsep-konsep sektor primer, sekunder dan tersier serta perbedaannya. Perubahan struktur yang terjadi dapat meliputi proses perubahan
ekonomi tradisional ke ekonomi modern, dari ekonomi lemah ke ekonomi kuat.
2.1.4. Ketimpangan Pembangunan Ekonomi Regional
Sjafrizal 2008 Ketimpangan pembangunan ekonomi regional merupakan aspek yang umum terjadi dalam kegiatan ekonomi suatu daerah. Ketimpangan ini
pada dasarnya disebabkan oleh adanya perbedaan kandungan sumberdaya alam dan perbedaan kondisi demografi yang terdapat pada masing-masing wilayah.
Akibat dari perbedaan ini, kemampuan suatu daerah dalam mendorong proses pembangunan ekonomi juga menjadi berbeda. Oleh sebab itulah, tidak
mengherankan bilamana pada setiap negaradaerah biasanya terdapat wilayah maju dan wilayah terbelakang.
Terjadinya ketimpangan antar wilayah ini membawa implikasi terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat antar wilayah. Karena itu, aspek ketimpangan
pembangunan antar wilayah ini juga mempunyai implikasi pula terhadap formulasi kebijakan pembangunan wilayah yang dilakukan oleh Pemerintah
Daerah.
2.1.5 Ketenagakerjaan 2.1.5.1 Usia Kerja
Indonesia menggunakan batas bawah usia kerja economically active population
15 tahun meskipun dalam survei dikumpulkan informasi mulai dari usia 10 tahun dan tanpa batas atas usia kerja.
Di negara lain, penentuan batas bawah dan batas atas usia kerja bervariasi sesuai dengan kebutuhansituasinya. Beberapa contoh :
• Batas bawah : Mesir 6 tahun, Brazil 10 tahun, Swedia, USA 16 tahun, Kanada 14 dan 15 tahun, India 5 dan 15 tahun, Venezuela 10 dan 15
tahun • Batas atas : Denmark, Swedia, Norwegia, Finlandia 74 tahun, Mesir,
Malaysia, Mexico 65 tahun, banyak negara seperti Indonesia tidak ada batasnya.
2.1.5.2 Angkatan Kerja
Konsep angkatan kerja merujuk pada kegiatan utama yang dilakukan oleh penduduk usia kerja selama periode tertentu. Angkatan kerja adalah penduduk
usia kerja yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja, dan pengangguran.
2.1.5.3 Bukan angkatan kerja
Penduduk usia kerja yang tidak termasuk angkatan kerja mencangkup penduduk yang bersekolah, mengurus rumah tangga atau melaksanakan kegiatan
lainnya
2.1.5.4 Bekerja
Kegiatan ekonomi yang dilakukan seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan paling sedikit 1 satu
jam secara tidak terputus selama seminggu yang lalu. Kegiatan bekerja ini mencakup, baik yang sedang bekerja maupun yang punya pekerjaan tetapi dalam
seminggu yang lalu sementara tidak bekerja, misalnya karena cuti, sakit dan sejenisnya.
Konsep bekerja satu jam selama seminggu yang lalu juga digunakan oleh banyak negara antara lain Pakistan, Filipina, Bulgaria, Hungaria, Polandia,
Romania, Federasi Rusia dan lainnya.
2.1.5.5 Kriteria satu jam the one hour criterion
Kriteria satu jam digunakan dengan pertimbangan untuk mencangkup semua jenis pekerjaan yang mungkin ada pada suatu Negara, termasuk di
dalamnya adalah pekerjaan dengan waktu singkat short-time work, pekerja bebas, stand-by work dan pekerjaan yang tidak beraturan lainnya.
Kriteria satu jam juga dikaitkan dengan definisi bekerja dan pengangguran yang digunakan, di mana pengangguran adalah situasi dari ketiadaan pekerjaan
secara total lack of work sehingga jika batas minimum dari jumlah jam kerja dinaikan maka akan mengubah definisi pengangguran yaitu bukan lagi ketiadaan
pekerjaan secara total .
2.1.5.6 Pengangguran
Definisi baku untuk pengangguran adalah mereka yang tidak mempunyai pekerjaan, bersedia untuk bekerja, dan sedang mencari pekerjaan. Definisi ini
digunakan pada pelaksanaan Sakernas 1986 sampai dengan 2000, sedangkan sejak tahun 2001 definisi pengangguran mengalami penyesuaianperluasan menjadi
sebagai berikut : Pengangguran adalah mereka yang sedang mencari pekerjaan, yang
mempersiapkan usaha, yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan sebelumnya dikatagorikan sebagai bukan
angkatan kerja, dan yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi belum mulai bekerja sebelumnya dikatagorikan sebagai pekerja, dan pada waktu yang bersamaan
mereka tak bekerja jobless. Pengangguran dengan konsepdefinisi tersebut biasanya disebut sebagai pengangguran terbuka open unemployment.
Secara spesifik, pengangguran terbuka dalam sakernas, terdiri dari : a.
Mereka yang tidak bekerja dan mencari pekerjaan b.
Mereka yang tidak bekerja dan mempersiapkan usaha c.
Mereka yang tidak bekerja, dan tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan , dan
d. Mereka yang tidak bekerja, dan tidak mencari pekerjaan karena sudah
diterima bekerja, tetapi belum mulai bekerja.
2.1.6. Angka Melek Huruf AMH
Yang dimaksud dengan angka melek huruf adalah persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis dengan menggunakan
huruf latin. Pembatasan penghitungan angka melek huruf pada kelompok usia 15
tahun ke atas adalah untuk membatasi proporsi penduduk yang usianya dianggap
telah mencukupi untuk belajar membaca dan menulis dalam huruf latin, baik melalui jalur formal maupun non formal.
2.1.7. Belanja Modal