umum setiap keluarga memiliki 3 sampai dengan 4 orang anggota keluarga BPS Bapeda Kabupaten Ciamis 2004.
3. Permasalahan kondisi fisik terkait dengan karakterisitik fisik alamiah
Kabupaten Ciamis mempunyai permasalahan fisik terkait dengan karakteristik fisik alamiahnya yang rawan bencana seperti erosi, abrasi,
gerakan tanah, banjir dan sebagainya. Di Kabupaten Ciamis terdapat kurang lebih 100 aliran sungai yang mengalir, disamping merupakan potensi bagi
sumberdaya air juga sering menimbulkan bencana seperti banjir yang biasa terjadi di bagian Utara Kabupaten Ciamis. Selama tahun 2003, di Kabupaten
Ciamis telah terjadi bencana alam sebanyak 4.651 kejadian. Dilihat dari jenisnya, bencana alam terbanyak adalah longsor sebanyak 1.486 kejadian,
banjir sebanyak 1.217 kejadian, dan kebakaran 1.037 kejadian BPS
Bapeda Kabupaten Ciamis 2004. 4.
Ketimpangan ekonomi antar unit wilayah
Ketimpangan ekonomi antar unit wilayah merupakan kelemahan dalam kegiatan pemanfaatan ruangpembangunan di Kabupaten Ciamis. Kutub-
kutub pertumbuhan yang mempunyai daerah hinterland yang potensial belum didukung oleh prasarana ekonomi pada kutub pertumbuhan yang bersangkutan
sehinggga tidak terjadi linkages. Misalnya, kawasan Pantai Selatan seperti Kecamatan Pangandaran dan Parigi umumnya lebih maju dibandingkan unit-
unit wilayah yang berada pada dataran tinggi dan pegunungan seperti Kecamatan Langkaplancar, Cigugur, Cimerak, Cipaku, Jatinegara, dan
Tambaksari Bapeda Kabupaten Ciamis 2000.
5. Belum meratanya infrastruktur dan kegiatan investasi
Kegiatan investasi dan pembangunan sarana dan prasarana infrastruktur di Kabupaten Ciamis masih belum merata. Daerah-daerah di
bagian Selatan Kabupaten Ciamis cenderung lebih maju karena merupakan daerah pariwisata dibandingkan dengan daerah di bagian Utara Bapeda
Kabupaten Ciamis 2000.
Peluang
Peubah-peubah bersifat strategis unsur peluang dan nilai pengaruhnya disajikan pada Tabel 20.
Tabel 20 Peubah-peubah unsur peluang dan nilai pengaruhnya
No. Peubah Nilai Pengaruh
1. UU No 32 Tahun 2004 tentang otonomi daerah
0,6054 2.
Penetapan Ciamis sebagai Kawasan Andalan Priangan Timur dan Kawasan Andalan Pangandaran
0,5786 3.
Adanya komitmen pemerintah daerah tentang pentingnya penataan ruang
0,5571 4.
Peningkatan pendapatan masyarakat melalui kegiatan pariwisata
0,4804 5.
Permintaan terhadap pemanfaatan lahan yang tinggi 0,4714
Jumlah 2,6929
Penjelasan setiap peubah bersifat strategis unsur peluang disajikan berikut ini:
1.
UU No 32 Tahun 2004 tentang otonomi daerah
Paradigma pembangunan yang sudah mengalami pergeseran dari sentralisisasi menjadi desentralisasi dengan dikeluarkannya UU No 32 tahun
2004 menggantikan UU No 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan UU No 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah telah memberikan harapan bagi terlaksananya kegiatan pembangunan yang lebih banyak memberikan ruang bagi daerah. Kebijakan
tersebut memberikan ketegasan kepada daerah sebagai daerah otonomi yang utuh. Sebagai daerah otonomi, kewenangan pemerintah yang diserahkan pada
daerah dalam rangka desentralisasi harus disertai dengan penyerahan dan pengalihan pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sumberdaya manusia
sesuai dengan kewenangan yang diserahkan. Dengan diberlakukannya otonomi yang lebih luas dan nyata serta
bertanggung jawab, setiap daerah dituntut untuk mampu mengelola daerahnya sendiri secara mandiri. Belum jelasnya aturan-aturan teknisperaturan
perundangan lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan otonomi daerah, hendaknya tidak menjadi penghalang bagi daerah untuk mengembangkan
dirinya Riyadi Bratakusumah DS 2004.
Berdasarkan hasil analisis, peubah ini merupakan peluang utama yang harus dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam kegiatan pemanfaatan ruang
di Kabupaten Ciamis.
2. Penetapan Ciamis sebagai Kawasan Andalan Priangan Timur dan