Letakposisi geografis Ciamis sebagai salah satu penyangga Jawa Barat Tersedianya sarana transportasiperhubungan terkait dengan pariwisata

Kekayaan sumberdaya pertambangan dan galian yang terdapat di Kabupaten Ciamis terdiri dari bahan galian untuk bangunan seperti batu pasir, batu gamping, dan lain-lain yang hampir merata dan bahan galian untuk industri logam dan non logam seperti kalsit, timbal, seng, dan lain-lain. Sumberdaya lahan yang terdapat di Kabupaten Ciamis sesuai untuk beberapa penggunaan misalnya pertanian lahan basah, pertanian lahan kering, maupun tanaman kerastahunan. Kabupaten Ciamis di sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia. Pada tahun 2003, luas areal tambak sebesar 29,99 ha, produksi ikan yang berasal dari perikanan laut dan kolam air tawar mengalami kenaikan dari tahun 2002 masing-masing sebesar 22,04 dan 12,46 BPS Bapeda Kabupaten Ciamis 2004. Peubah ini berdasarkan hasil analisis merupakan kekuatan utama dalam kegiatan pemanfaatan ruang di Kabupaten Ciamis.

2. Letakposisi geografis Ciamis sebagai salah satu penyangga Jawa Barat

Kedudukanposisi geografis Ciamis sebagai salah satu penyangga wilayah pengembangan Timur Jawa Barat simpul Cirebon harus mampu mendukung kegiatan yang dikembangkan di wilayah pengembangan Timur. Kabupaten Ciamis bersama dengan Kabupaten Tasikmalaya terfokus pada pengembangan pertanian tanaman kerasperkebunan, kehutanan, serta pariwisata dalam mendukung Cirebon sebagai kutub pertumbuhan bagian Timur Jawa Barat. Potensi produksi lokal berupa produk pertanian seperti hortikultur, buah-buahan yang spesifik dipasarkan ke Bandung dan Jakarta melalui pusat koleksi Kota Banjar, produksi pengolahan pertanian di pasarkan ke Cirebon dan Jawa Tengah melalui Cirebon dan produk-produk yang dihasilkan dari bagian Utara dipasarkan melalui Tasikmalaya. Pola aliran barang masuk berupa barang-barang konsumsi melalui Banjar dan Tasikmalaya. Banjar melayani distribusi pemasaran ke wilayah bagian Selatan, sedangkan Tasikmalaya melayani wilayah bagian Utara.

3. Tersedianya sarana transportasiperhubungan terkait dengan pariwisata

Keberadaan sarana transportasi memberikan pengaruh bagi dinamika perekonomian karena dapat mendorong mobilisasi penduduk maupun barang. Panjang jalan di Kabupaten Ciamis pada tahun 2003 mencapai 3.072,56 km yang sebagian besar telah diaspal, hanya sebagian jalan yang dikelola desa masih ada yang belum diaspal. Berdasarkan kewenangan pengelolaannya, jalan tersebut dibagi ke dalam 4 kategori yakni: jalan nasional sepanjang 46,035 km, jalan provinsi sepanjang 159,52 km, jalan kabupaten 771 km, dan sisanya sepanjang 3.490 km jalan desa, dimana kondisi jalan 71,64 berada dalam kondisi sedang sampai baik. Sarana transportasi perhubungan darat selain jalan adalah kereta api, sarana perhubungan udara didukung dengan adanya bandara Nusawiru yang terdapat di Kecamatan Cijulang yang bertujuan untuk meningkatkan daya tarik wisatawan dan mengembangkan kawasan pariwisata Pangandaran pada tingkat nasionalinternasional. Selain itu, ada juga pelabuhan angkutan sungai yakni Pelabuhan Santolo dan Majingklak di Kecamatan Kalipucang yang menghubungkan Ciamis dengan Kota Cilacap Jawa Tengah baik untuk melayani pelayanan komersil maupun melayani rute angkutan pariwisata. 4. Adanya dukungan pemerintah dan masyarakat Pemerintah sebagai pelayanfasilitator bagi terselenggaranya kegiatan pembangunan memerlukan dukungan dari masyarakat. Masyarakat Kabupaten Ciamis yang terkenal dengan sifatnya yang ramah, saling menghormati, dan menghargai yang selalu menerapkan kejujuran dalam berinteraksi antara individu menjadi kekuatan yang dimiliki Kabupaten Ciamis dalam mendukungberpartisipasi dalam kegiatan pembangunan Bapeda Kabupaten Ciamis 2004. Tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan pembangunan menurut responden dan hasil pengamatan di lapangan cukup baik, misalnya dalam kegiatan pengaspalan jalan umum, masyarakat bergotong royong membantu kegiatan pengaspalan jalan yang aspalnya sudah disediakan pemerintah. 5. Rencana tata ruang dengan dukungan peraturan perundangan Secara hukum dan kelembagaan, adanya RTRW kabupaten sebagai pedoman dalam perumusan pola pemanfaatan ruang untuk mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, keseimbangan antar wilayah atau antara sektor maupun dalam kebijakan pembangunan secara keseluruhan merupakan kekuatan bagi terselenggaranya pembangunan. RTRW Kabupaten Ciamis tahun 1999 - 2009 secara hukum didukung dengan adanya Perda No 3 tahun 1999. Beberapa peraturan perundangan tingkat nasional misalnya : UU No 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang, UU No 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Hutan, Keputusan Presiden No 32 tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung merupakan kekuatan bagi pelaksanaan pemanfaatan ruangpembangunan secara berkelanjutan. Peubah-peubah bersifat strategis unsur kekuatan ini harus dipertahankan agar dapat memenuhi tujuan pemanfaatan ruang. Kelemahan Peubah-peubah bersifat strategis unsur kelemahan yang berpengaruh terhadap pemanfaatan ruang disajikan pada Tabel 19. Penilaian yang tepat terhadap peubah-peubah bersifat strategis unsur kelemahan ini diharapkan akan berperan dalam pemanfaatan ruang. Tabel 19 Peubah-peubah unsur kelemahan dan nilai pengaruhnya No. Peubah Nilai pengaruh

1. Koordinasi dan keterpaduan program yang lemah

0,6941 2. Jumlah, kepadatan, dan distribusi penduduk yang rendah 0,6048

3. Permasalahan kondisi fisik terkait dengan karakterisitik fisik alamiah

0,5809 4. Ketimpangan ekonomi antar unit wilayah 0,5595

5. Belum meratanya infrastruktur dan kegiatan investasi

0,5309 Jumlah 2,9702 Penjelasan lengkap terhadap setiap peubah strategis kelemahan tersebut disajikan berikut.

1. Koordinasi dan keterpaduan program yang lemah