Matriks SWOT Penyusunan Hierarki

Peluang O Gambar 2 Diagram SWOT. Setiap sel pada diagram SWOT memperlihatkan ciri yang berbeda, sehingga diperlukan strategi yang berbeda dalam penanganannya. Dengan diagram SWOT yang dibuat berdasarkan nilai pengaruh unsur SWOT akan dapat dirumuskan bentuk strategi yang tepat Pearce Robinson 1991.

c. Matriks SWOT

Matriks SWOT Tabel 5 digunakan untuk menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Tabel 5 Matriks SWOT Strengths S Tentukan 1-10 kekuatan internal Weakness W Tentukan 1-10 kelemahan internal Opportunities O Tentukan 1-10 peubah peluang eksternal Strategi SO Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Strategi WO Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang Treaths T Tentukan 1-10 peubah ancaman eksternal Strategi ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman Strategi WT Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman Sumber : Rangkuti 2000 Matriks ini dapat menghasilkan empat kemungkinan alternatif strategi yaitu SO, ST, WO, dan WT. Strategi SO adalah strategi yang dibuat dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Strategi ST adalah strategi dalam menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman. Strategi WO adalah strategi yang diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang Kekuatan S Sel 1 Sel 3 Kelemahan W Sel 2 Sel 4 Ancaman T ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada dan strategi WT adalah strategi yang didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman Rangkuti 2000. Analisis Struktural Analisis struktural dilakukan dengan menggunakan Interpretative Structural Modelling ISM. Teknik ISM dibagi menjadi dua bagian yaitu penyusunan hierarki dan klasifikasi sub elemen. Prinsip dasar teknik ini adalah identifikasi dari struktur di dalam suatu sistem akan memberikan manfaat yang tinggi guna meramu sistem secara efektif dan untuk pengambilan keputusan yang lebih baik Eriyatno 1999.

a. Penyusunan Hierarki

Penyusunan hierarki adalah menentukan tingkat jenjang struktur dari suatu sistem untuk lebih menjelaskan pemahaman hal yang sedang dikaji. Ada lima kriteria menentukan tingkat jenjang yaitu: 1. Kekuatan pengikat bond strength di dalam dan antar kelompok atau tingkat. 2. Frekuensi relatif dari guncangan oskilasi di mana tingkat yang lebih rendah lebih cepat terguncang dari yang di atas. 3. Konteks context, di mana tingkat yang lebih tinggi beroperasi pada jangka waktu yang lebih lambat daripada ruang yang lebih luas. 4. Liputan containtment, dimana tingkat yang lebih tinggi mencakup tingkat yang lebih rendah. 5. Hubungan fungsional, dimana tingkat yang lebih tinggi mempunyai peubah lambat yang mempengaruhi peubah cepat di tingkat bawahnya. Program yang sedang ditelaah perjenjangan strukturnya dibagi menjadi elemen-elemen di mana setiap elemen selanjutnya diuraikan menjadi sejumlah sub elemen sampai dipandang memadai. Menurut Eriyatno 1999, suatu program dapat dibagi menjadi 9 elemen, yaitu: 1 Sektor masyarakat yang terpengaruh, 2 Kebutuhan dari program, 3 Kendala utama, 4 Tujuan dari program, 5 Perubahan yang dimungkinkan, 6 Tolok ukur untuk menilai setiap tujuan, 7 Aktivitas yang dibutuhkan guna perencanaan tindakan, 8 Ukuran aktivitas guna mengevaluasi hasil yang dicapai oleh setiap aktivitas, dan 9 Lembaga yang terlibat dalam pelaksanaan program. Sedangkan dalam penelitian ini elemen dibatasi pada: 1 Kebutuhan dari program, 2 Kendala utama, 3 Tujuan dari program, 4 Perubahan yang dimungkinkan, dan 5 Tolok ukur untuk menilai setiap tujuan.

b. Hubungan Kontekstual