8345.22 P7P8 Penampilan hibrida, pendugaan nilai heterosis dan daya gabung galur galur jagung (Zea mays L )

28 Pada karakter diameter tongkol di lokasi Bogor persilangan P5P6 memiliki nilai terbesar yaitu 4.95 cm, sedangkan untuk karakter bobot tongkol panen dan hasil di lokasi Bogor, persilangan P2P3 memiliki nilai tertinggi, yaitu 5.69 dan 9289.49 kg Tabel 7. Di lokasi Lampung untuk karakter diameter tongkol, persilangan P1P2 memiliki nilai terbaik sebesar 5.00 cm. Persilangan P2P3 di lokasi Lampung memiliki nilai terbaik untuk karakter Bobot tongkol panen dan hasil, yaitu sebesar 5.12 dan 8345.22 kg Tabel 9. Nilai Tengah Diameter Tongkol, Bobot Tongkol Panen dan Hasil 14 Kombinasi Persilangan Terbaik di Dua Lokasi. Bogor ; Lampung : Persilangan Diameter Tongkol cm Bobot Tongkol kgpot Hasil kgHa Persilangan Diameter Tongkol cm Bobot Tongkol kgplot Hasil kgHa P2P3 4.86

5.69 9289.49 P2P3

4.96

5.12 8345.22 P7P8

4.59 5.67 9246.01 P1P2 5.00 4.93 8038.22 P4P6 4.64 5.55 9046.01 P7P8 4.98 4.92 8032.16 P2P4 4.83 5.44 8880.72 P4P6 4.82 4.90 7988.88 P5P6 4.95 5.40 8814.29 P1P6 4.56 4.89 7984.71 P3P8 4.72 5.39 8794.79 P4P8 4.82 4.71 7682.22 P2P8 4.94 5.39 8794.45 P5P6 4.94 4.57 7447.36 P1P2 4.67 5.39 8793.96 P1P7 4.80 4.52 7371.03 P3P5 4.65 5.31 8665.27 P3P8 4.79 4.51 7350.18 P2P6 4.47 5.27 8599.71 P2P6 4.73 4.46 7273.01 P1P7 4.60 5.22 8517.07 P1P5 4.65 4.44 7245.20 P5P7 4.75 5.21 8497.60 P6P7 4.85 4.44 7240.61 P3P7 4.61 5.20 8477.06 P2P4 4.88 4.44 7237.66 P2P7 4.57 5.16 8414.38 P1P8 4.76 4.41 7190.79 Kontrol : Kontrol : BISI 2 4.23 4.85 7621.45 BISI 2 4.25 4.79 7485.46 SHS 12 4.12 4.25 6812.21 SHS 12 4.08 3.92 6487.52 LSD .05 0.24 0.43 714.31 LSD .05 0.13 0.45 788.09 LSD .01 0.28 0.51 847.69 LSD .01 0.17 0.63 935.26 29 Menurut Sujiprihati 2001, hibrida superior cenderung dihasilkan dari persilangan galur murni yang juga superior dan berasal dari sumber populasi yang beragam. Penampilan hibrida yang menunjukkan hasil terbaik berasal dari persilangan tetua yang memiliki nilai DGU sedang dengan rendah atau tinggi dengan rendah. Penampilan tinggi tanaman dan tinggi tongkol kombinasi persilangan terbaik di lokasi Bogor dan Lampung dapat dilihat pada Gambar 4 dan Gambar 5. Secara umum, tinggi tanaman dan tinggi tongkol 14 kombinasi persilangan terbaik di lokasi Bogor memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan dengan varietas pembanding. Menurut Troyer dan Larkins 1985, biasanya tanaman jagung yang pendek memiliki umur berbunga yang lebih genjah karena bunga tumbuh pada saat ruas batang berhenti tumbuh, tetapi pada hasil yang diperoleh di lokasi Bogor dapat dilihat kombinasi persilangan yang memiliki tinggi tanaman yang lebih tinggi dibandingkan varietas pembanding, memiliki umur berbunga yang lebih genjah dibandingkan varietas pembanding. Budiman dan Sujiprihati 2000 dalam penelitiannya mendapatkan bahwa jagung hibrida H-10, H-4, dan H-1 dengan tinggi tanaman berturut-turut 155,03 cm, 185,2 cm, 192,45 cm menghasilkan biji jagung yang lebih banyak dari Arjuna dengan tinggi 174,62 cm, namun lebih rendah dari BISI-2 dengan tinggi 184,18 cm. 3X 8 1X 4 1X 2 8X 2 4X 5 2X 8 7X 2 6X 3 3X 4 1X 8 5X 2 4X 8 2X 1 2X 7 BI SI 2 SH S 1 2 TT K L TTA N 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 140.00 160.00 180.00 200.00 T ing gi c m Genotipe Gambar 4. Tinggi Tanaman dan Tongkol 14 Kombinasi Persilangan Terbaik di Lokasi Bogor 30 1X 2 2X 4 8X 2 2X 8 4X 1 1X 6 2X 1 2X 6 8X 7 8X 1 8X 7 3X 8 4X 8 5X 3 BI S I2 SHS 1 2 TTK L TTA N 0.0 50.0 100.0 150.0 200.0 250.0 300.0 Tinggi cm Genotipe Gambar 5. Tinggi Tanaman dan Tongkol 14 Kombinasi Persilangan Terbaik di Lokasi Lampung Tinggi tanaman di lokasi Bogor berkisar antara 155.20 – 199.33 cm, sedangkan tinggi tongkol berkisar antara 65.93 – 96.16 cm. Sementara di lokasi Lampung tinggi tanaman berkisar antara 240.7 – 252.3 cm dan tinggi tongkol berkisar antara 128.67 – 145.2 cm. Obilana dan Hallauer 1979 menyatakan bahwa adanya korelasi positif antara tinggi tanaman dan tinggi tongkol pada galur – galur jagung yang diseleksi. Karakter tinggi tanaman dan tongkol menentukan kriteria seleksi tanaman yang akan dipilih. Biasanya pemulia jagung memilih tanaman yang tidak terlalu tinggi dan tinggi tongkol berada di tengah-tengah tinggi tanaman. Biasanya tanaman yang terlalu tinggi dengan letak tongkol yang tinggi pula akan lebih rentan pada rebah akar dan rebah batang. Umur berbunga jantan di lokasi Bogor berkisar antara 55.33-63.67 hari, sedangkan umur berbunga betina antara 60-67 hari. Sementara di lokasi Lampung, umur berbunga jantan berkisar antara 46-50 hari dan umur berbunga betina antara 48- 54 hari. Adanya perbedaan umur berbunga, dimana pada lokasi lampung lebih genjah dari lokasi Bogor disebabkan adanya pengaruh lingkungan. 31 3X2 4X3 5X2 7X2 5X1 7X3 1X2 2X3 4X5 4X7 2X5 2X7 4X2 5X7 BISI2 SHS 12 BBET BJAN 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 Um u r B e rb un ga h ar i Genotipe Gambar 6. Umur Berbunga Betina dan Jantan 14 Kombinasi Persilangan Terbaik di Lokasi Bogor 5X1 5X2 5X3 7X3 1X2 1X3 1X4 1X5 1X6 1X7 1X8 2X1 2X4 2X3 BISI2 SHS 12 BBET BJA 42.0 44.0 46.0 48.0 50.0 52.0 54.0 U m ur B e rb unga h a ri Genotipe Gambar 7. Umur Berbunga Betina dan Jantan 14 Kombinasi Persilangan Terbaik di Lokasi Lampung 32 Daya Gabung Umum Nilai DGU tertinggi dan positif untuk karakter panjang tongkol dimiliki oleh genotipe 276-4 sebesar 0.39 di lokasi Bogor dan sebesar 0.66 di lokasi Lampung Tabel 8. Pada karakter jumlah biji per tongkol, baik di lokasi Bogor maupun Lampung, Genotipe 425-3 memberikan nilai DGU tertinggi dan positif, yaitu masing- masing sebesar 14.34 dan 22.19. Sementara itu, untuk karakter bobot 1000 biji, genotipe 969 memiliki nilai tertinggi dan positif di kedua lokasi, yaitu sebesar 8.85 dan 9.48. Ini menunjukkan bahwa genotipe 276-4, 425-3 dan 969 memiliki kemampuan bergabung yang baik dengan genotipe yang lain. Persilangan dengan