BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1 Karakteristik Responden
Hasil penelitian pada 210 responden pada masyarakat di Kelurahan Gundaling II Kecamatan Berastagi diperoleh responden terbanyak dengan umur 41-50 tahun
sebesar 35,24, diikuti umur 21-30 tahun sebesar 32,86, dan responden yang berumur 31-40 tahun sebesar 31.9.Tabel 1.
Jumlah responden perempuan diperoleh sebanyak 53,81 dan laki-laki sebanyak 46,19. Sebagian besar responden mempunyai latar belakang pendidikan
SMA yaitu sebanyak 37,62 dan lebih dari separuh responden memiliki pekerjaan sebagai buruh tukang petani pembantu rumah tangga pedagang keliling sebesar
52,86. Tabel 1.
Tabel 1. Persentase distribusi karakteristik responden n=210 Karakteristik Responden
n Umur tahun
21 – 30 69
32,86 31 – 40
67 31,9
41 – 50 74
35,24 Jenis Kelamin
Laki – laki Perempuan
97 113
46,19 53,81
Pendidikan Terakhir Tidak Sekolah
3 1,43
SD 43
20,48 SMP
58 27,62
SMA 79
37,62 Perguruan Tinggi
27 12,85
Pekerjaan Tidak Bekerja Ibu Rumah Tangga
41 19,52
Buruh Tukang Petani Pembantu Rumah Tangga Pedagang Keliling
111 52,86
Pegawai Negeri Pegawai BUMN Pegawai Swasta 22
10,48 Pengusaha Wiraswasta Direktur
36 17,14
4.2 Perilaku pencarian pengobatan terhadap nyeri odontogenik
Perilaku pencarian pengobatan terhadap nyeri odontogenik yang paling banyak adalah pengobatan sendiri sebesar 57,15, diikuti pengobatan ke warung obat
apotek chemist shop termasuk tukang jamu sebanyak 20,95, sedangkan pengobatan ke balai pengobatan puskesmas rumah sakit ditemukan hanya sebesar
9,05 dan pengobatan ke praktik dokter gigi pribadi sebesar 6,66. Pada penelitian ini masih ditemukan responden yang tidak melakukan apa-apa sebesar 5,24 dan
mencari pengobatan ke dukun sebesar 0,95. Tabel 2.
Tabel 2. Persentase distribusi perilaku pencarian pengobatan pada responden n=210 Perilaku pencarian pengobatan
n Pengobatan sendiri
120 57,15
Pengobatan ke warung obat apotek chemist shop termasuk tukang jamu
44 20,95
Pengobatan ke balai pengobatan puskesmas rumah sakit 19
9,05 Pengobatan ke praktik dokter gigi pribadi
14 6,66
Tidak melakukan apa-apa 11
5,24 Pengobatan ke dukun
2 0,95
4.3 Perilaku pengobatan sendiri terhadap nyeri odontogenik
Perilaku pengobatan sendiri terhadap nyeri odontogenik dengan menggunakan obat modern sebesar 55 lebih banyak dibandingkan menggunakan obat tradisional
sebesar 45. Tabel 3.
Tabel 3. Persentase distribusi perilaku pengobatan sendiri pada responden n=120 Perilaku pengobatan sendiri
n Menggunakan obat modern
66 55
Menggunakan obat tradisional 54
45
4.3.1 Perilaku pengobatan sendiri terhadap nyeri odontogenik
menggunakan obat modern
Jenis obat yang paling banyak digunakan responden saat melakukan perilaku
pengobatan sendiri menggunakan obat modern adalah analgesik seperti naspro, asam mefenamat, paracetamol yaitu sebesar 62,14, diikuti oleh penggunaan obat
kombinasi atau lebih dari 1 jenis obat analgesik dan antibiotik, analgesik, antibiotik, antialergi dan vitamin sebesar 24,24, topikal seperti abotyl, listerin, povidon
iodine sebesar 7,58, pasta gigi seperti sensodyne, pepsodent sebesar 4,53, dan antialergi seperti CTM sebesar 1,51. Responden yang merasakan nyeri
odontogenik yang hilang atau berkurang setelah melakukan pengobatan sendiri menggunakan obat modern sebesar 87,87, namun sebagian responden yang tidak
merasakan perubahan pada nyeri odontogenik sebesar 12,13.Tabel 4. Responden yang merasakan efek samping berupa mengantuk sebesar 28,8,
pusing sebesar 3,02 dan efek samping berupa mual, jantung berdebar-debar dan kecanduan masing-masing sebesar 1,51. Responden yang paling banyak mengaku
tidak merasakan efek samping sebesar 66,67.Tabel 4. Lama perilaku pengobatan sendiri yang menggunakan obat modern yang
dilakukan responden 1-2 hari sebesar 60,61 , kemudian 3-4 hari sebesar 22,72 dan lebih dari 4 hari sebesar 16,67. Sumber informasi perilaku pengobatan sendiri
menggunakan obat modern ini paling banyak diperoleh responden dari keluarga saudara teman yaitu sebesar 95,47, ada juga yang berasal resep obat dari dokter
gigi yang pernah diterima sebelumnya sebesar 4,53.Tabel 4. Meyakini pengalaman pengobatan sendiri merupakan alasan terbanyak
responden ketika melakukan perilaku pengobatan sendiri menggunakan obat modern saat merasakan nyeri odontogenik dengan persentase sebesar 31,82, kemudian
masalah biaya sebesar 18,2, nyeri odontogenik yang dirasakan masih ringan sebesar 16,67, takut ke dokter gigi sebesar 12,13, sibuk sebesar 6,06, memiliki
pengalaman buruk ke dokter gigi sebesar 6,06, malas sebesar 4,53 dan lokasi fasilitas kesehatan seperti puskesmas atau praktik dokter gigi yang jauh sebesar
4,53.Tabel 4.
Tabel 4. Persentase distribusi perilaku pengobatan sendiri menggunakan obat modern pada responden n=66
Perilaku Pengobatan Sendiri Menggunakan Obat Modern n
Jenis obat Analgesik naspro, asam mefenamat, paracetamol
1 jenis obat Topikal abotyl, listerin, povidon iodine
Pasta gigi sensodyne, pepsodent Antialergi CTM
41 16
5 3
1 62,14
24,24 7,58
4,53 1,51
Nyeri odontogenik mereda berkurang Ya
Tidak 58
8 87,87
12,13 Efek samping
Tidak ada Mengantuk
Mual, Jantung berdebar-debar, Kecanduan Pusing
42 19
3 2
63,65 28,8
4,53 3,02
Lama Pengobatan 1 – 2 hari
3 – 4 hari 4 hari
40 15
11 60,61
22,72 16,67
Sumber Informasi Keluarga saudara teman
Resep obat dari dokter gigi yang pernah diterima sebelumnya
63 3
95,47 4,53
Alasan Pengobatan Sendiri Meyakini pengalaman pengobatan sendiri dapat
mengatasi rasa nyeri yang dirasakan Biaya
Nyeri pada gigi masih ringan Takut ke dokter gigi
Sibuk Memiliki pengalaman buruk ke dokter gigi
Malas Lokasi fasilitas kesehatan yang jauh
21 12
11 8
4 4
3 3
31,82 18,2
16,67 12,13
6,06 6,06
4,53 4,53
4.3.2 Perilaku pengobatan sendiri terhadap nyeri odontogenik
menggunakan obat tradisional
Bahan dan cara yang dipakai responden saat melakukan perilaku pengobatan sendiri menggunakan obat tradisional adalah berkumur-kumur dengan air garam
sebesar 40,74, diikuti mengunyah campuran sirih, kapur dan gambir sebesar
12,97, memasukkan lada+garam dan air aki baterai ke lubang gigi sebesar 11,11,
memasukkan batang kayu yang dibakar ke lubang gigi sebesar 7,41, memasukkan garam dan bawang putih ke lubang gigi sebesar 7,41, memasukkan usus kecoa,
minyak cengkeh, terasi dan cabai rawit ke lubang gigi sebesar 7,41, menempel koyok di pipi sebesar 3,7, berkumur kumur dengan larutan serai dan teh bendera
sebesar 3,7, mengunyah campuran jahe dengan garam, memijit leher dengan minyak dan memaku paku di dinding masing-masing sebesar 1,85. Responden yang
merasakan nyeri odontogenik yang hilang atau berkurang setelah melakukan pengobatan sendiri menggunakan obat tradisional sebesar 92,59, namun ada
sebagian responden yang tidak merasakan perubahan pada nyeri odontogenik, yaitu
sebesar 7,41.Tabel 5.
Responden yang merasakan efek samping berupa pipi kebas, mual, dan gigi pecah masing – masing sebesar 1,85, tetapi sebagian besar responden tidak
merasakan efek samping, yaitu sebesar 94,45. Lama perilaku pengobatan sendiri menggunakan obat tradisional yang dilakukan responden ada yang selama 1-2 hari
sebesar 70,37 , ada yang 3-4 hari sebesar 18,52 dan ada juga yang lebih dari 4 hari sebesar 11,11. Sumber informasi perilaku pengobatan sendiri menggunakan
obat tradisional paling banyak diperoleh responden dari keluargasaudarateman sebesar 94,45, kemudian karena mencoba sendiri sebesar 3,7 dan internet sebesar
1,85.Tabel 5. Alasan responden melakukan perilaku pengobatan sendiri menggunakan obat
tradisional yang paling banyak adalah meyakini pengalaman pengobatan sendiri sebesar 35,18, takut ke dokter gigi sebesar 11,11, nyeri odontogenik yang
dirasakan masih ringan sebesar 11,11, sibuk sebesar 9,25, masalah biaya sebesar 9,25, malas 9,25, lokasi fasilitas kesehatan seperti puskesmas atau praktik dokter
gigi yang jauh sebesar 5,55, memiliki pengalaman buruk sebelumnya ke dokter gigi sebesar 5,55 dan mudah sebesar 3,7.Tabel 5.
Tabel 5. Persentase distribusi perilaku pengobatan sendiri menggunakan obat tradisional responden n=54
Perilaku Pengobatan Sendiri Menggunakan Obat Tradisional
n Bahan dan Cara
Kumur kumur air garam Mengunyah sirih + kapur + gambir
Memasukkan lada+garam dan air aki baterai ke lubang gigi
Memasukkan batang kayu yang dibakar ke lubang gigi Memasukkan garam dan bawang putih ke lubang gigi
Memasukkan usus kecoa, minyak cengkeh, terasi dan cabai rawit ke lubang gigi
Menempel koyok di pipi Kumur kumur larutan serai dan teh bendera
Mengunyah jahe + garam Memijit leher dengan minyak
Memaku paku di dinding 22
7 6
4 4
4
2 2
1 1
1 40,74
12,96 11,1
7,4 7,4
7,4
3,7 3,7
1,85 1,85
1,85
Nyeri Mereda Berkurang Ya
Tidak 50
4 92,59
7,41 Efek Samping
Tidak ada Pipi kebas
Mual Gigi rapuh
51 1
1 1
94,45 1,85
1,85 1,85
Lama Pengobatan 1 – 2 hari
3 – 4 hari 4 hari
38 10
6 70,37
18,52 11,11
Sumber Informasi Keluarga saudara teman
Mencoba sendiri Internet media sosial iklan brosur
51 2
1 94,45
3,7 1,85
Lanjutan tabel 5. Lanjutan persentase distribusi perilaku pengobatan sendiri menggunakan obat tradisional responden n=54
Perilaku Pengobatan Sendiri Menggunakan Obat Tradisional
n Alasan Pengobatan Sendiri
Meyakini pengalaman pengobatan sendiri dapat mengatasi rasa nyeri yang dirasakan
Takut ke dokter gigi Nyeri pada gigi masih ringan
Sibuk Biaya
Malas Lokasi fasilitas kesehatan yang jauh
Memiliki pengalaman buruk ke dokter gigi Mudah
19 6
6 5
5 5
3 3
2 35,18
11,11 11,11
9,25 9,25
9,25 5,55
5,55
3,7
BAB 5 PEMBAHASAN
Perilaku pencarian pengobatan terhadap nyeri odontogenik pada masyarakat di Kelurahan Gundaling II Kecamatan Berastagi paling banyak adalah pengobatan
sendiri sebesar 57,15. Hasil penelitian ini lebih besar dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gutema GB pada tahun 2011 yang menunjukkan
sebesar 42,24 mahasiswa kedokteran di Universitas Mekelle dan melakukan pengobatan sendiri. Banyaknya perilaku pengobatan sendiri yang dilakukan
masyarakat di Kelurahan Gundaling II Kecamatan Berastagi mungkin disebabkan oleh fasilitas kesehatan yang kurang memadai yaitu 1 puskesmas, 1 praktek dokter
gigi pribadi dan 2 apotek untuk melayani penduduk yang berjumlah ± 1.500 jiwa. Sebagian besar responden memiliki status ekonomi yang rendah sehingga memilih
pengobatan sendiri yang lebih murah dibandingkan pengobatan ke dokter gigi. Selain itu, alasan memilih pengobatan sendiri yang dilakukan karena responden meyakini
pengalaman pengobatan sendiri yang dapat mengatasi nyeri odontogenik dan menjadi pengetahuan dalam pengobatan yang berasal dari keluarga teman.
4
Responden yang melakukan pengobatan sendiri dengan menggunakan obat modern pada penelitian ini ada sebanyak 55 dan responden yang menggunakan obat
tradisional sebanyak 45. Hasil penelitian ini lebih kecil dibandingkan dengan hasil penelitian SUSENAS pada tahun 2007 diperoleh sebanyak 71,9 memiliki perilaku
pengobatan sendiri menggunakan obat modern dan 28,1 menggunakan obat tradisional.
12
Hal ini menunjukkan bahwa pengobatan sendiri sebagian besar masyarakat menggunakan obat modern walaupun pada penelitian di Kelurahan
Gundaling II tidak menunjukkan perbedaan yang jauh antara responden yang menggunakan obat modern dan responden yang menggunakan obat tradisional jika
dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan SUSENAS. Hal ini mungkin disebabkan mudahnya memperoleh obat dari apotek warung obat tanpa resep dokter.
Penggunaan dan sediaan obat modern lebih sederhana tidak perlu diolah seperti obat
tradisional. Tingkat pendidikan sebagian besar responden di Kelurahan Gundaling II yaitu tingkat SMA dan status ekonomi yang rendah sehingga jumlah responden yang
menggunakan obat modern tidak jauh berbeda dengan responden yang menggunakan obat tradisional yang harganya lebih murah.
1,12
Analgesik oral naspro, asam mefenamat, paracetamol merupakan jenis obat yang paling banyak digunakan responden saat melakukan perilaku pengobatan sendiri
dengan menggunakan obat modern pada penelitian ini yaitu sebesar 62,14. Hasil penelitian ini lebih besar dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Alibaig Q pada tahun 2012 yang mendapati sebesar 58,8 responden yang mengalami nyeri odontogenik menggunakan obat analgesik oral sebagai pilihan
pengobatan. Hasil penelitian yang sama juga didapati pada penelitian yang dilakukan
oleh Hussain S pada tahun 2010 mengenai perilaku pencarian pengobatan dan mendapati bahwa jenis obat yang paling banyak digunakan pasien ketika melakukan
pengobatan sendiri adalah obat analgesik oral. Hal ini mungkin disebabkan keluhan nyeri merupakan keluhan utama yang dirasakan responden dan fungsi dari obat jenis
analgesik yang dapat meredakan nyeri dalam waktu yang singkat serta banyak pengalaman masyarakat sebelumnya yang pernah mengonsumsi obat analgesik dan
merasakan nyeri odontogeniknya mereda.
2,26
Responden yang merasakan nyeri odontogenik yang hilang atau berkurang saat melakukan perilaku pengobatan sendiri menggunakan obat modern sebesar 87,87
dan sebesar 63,65 responden yang melakukan pengobatan sendiri menggunakan obat modern tidak merasakan efek samping dan 60,61 responden menggunakan
obat tersebut dalam rentang 1-2 hari. Hal ini mungkin disebabkan masyarakat yang sebagian besar menggunakan analgesik yang berguna untuk meredakan gejala nyeri
namun bila penyebab gejala nyeri tersebut tidak diselesaikan, nyeri odontogenik akan muncul kembali setelah masa kerja obat tersebut berakhir. Masyarakat belum
merasakan efek samping dari obat yang mereka gunakan dan menghentikan pengobatan ketika merasa sudah sembuh.
6,13
Sumber informasi perilaku pengobatan sendiri menggunakan obat modern pada penelitian ini paling banyak diperoleh responden dari keluargateman yaitu sebesar
95,47. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Alibaig Q pada tahun 2012 yang melakukan penelitian mengenai perilaku pengobatan sendiri
pada 400 pasien yang mendapati bahwa sumber informasi paling banyak adalah dari resep dokter gigi sebelumnya yang pada penelitian ini merupakan sumber informasi
terendah yaitu 4,17 dari seluruh total responden. Penelitian Gutema GB pada tahun
2011 juga mendapati hasil yang sama dengan Alibaig Q dimana sumber informasi terbanyak pasien melakukan pengobatan sendiri adalah dari keputusan pasien sendiri
berdasarkan resep dokter gigi sebelumnya. Hasil penelitian yang berbeda ini mungkin
disebabkan oleh ikatan keluargateman yang masih kuat di daerah dilakukannya penelitian ini sehingga informasi yang diperoleh dari keluargateman lebih dipercaya
dari sumber informasi yang lain.
2,4
Alasan responden melakukan pengobatan sendiri menggunakan obat modern ketika merasakan nyeri odontogenik yang paling banyak adalah karena meyakini
pengalaman pengobatan sendiri yaitu sebesar 31,82. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Abid I pada tahun 2011 dan Alibaig Q tahun
2012. Penelitian Abid I mendapati alasan pasien paling banyak melakukan pengobatan sendiri adalah karena pengobatan sendiri dianggap lebih murah.
Penelitian Alibaig Q mendapati alasan paling banyak pasien melakukan pengobatan sendiri adalah karena malas.
Hasil penelitian yang berbeda ini mungkin dipengaruhi oleh status ekonomi masyarakat yang lebih rendah pada wilayah penelitian Abid I
dan Alibaig I dibandingkan masyarakat Kelurahan Gundaling II Kecamatan Berastagi.
2,4,9
Responden yang melakukan perilaku pengobatan sendiri menggunakan obat tradisional sebesar 42,86 untuk mengatasi nyeri odontogenik. Bahan dan cara yang
paling banyak dilakukan responden adalah berkumur-kumur dengan air garam yaitu sebesar 40,74. Hasil penelitian yang berbeda diperoleh pada penelitian yang
dilakukan oleh Paula JS pada tahun 2012 di Brazil yang memperoleh sebesar 36,5 menggunakan ubi untuk mengatasi nyeri, pembengkakan dan infeksi pada nyeri
odontogenik. Hasil penelitian yang berbeda ini mungkin dipengaruhi oleh wilayah dan budaya masyarakat yang diteliti. Penggunaan obat tradisional merupakan
pengalaman pengobatan yang sudah dilakukan secara turun-temurun dan diyakini dapat mengatasi nyeri odontogenik walaupun pengobatan yang dilakukan responden
ini belum dapat dibuktikan secara ilmiah dapat mengatasi nyeri odontogenik.
12,17
Hasil penelitian ini diperoleh responden yang menggunakan air aki baterai dan usus kecoa ketika melakukan perilaku pengobatan sendiri menggunakan obat
tradisional terhadap nyeri odontogenik. Penelitian tentang pnggunaan Air aki baterai dan usus kecoa terhadap nyeri odontogenik belum pernah dilakukan, namun bahan ini
memiliki kandungan yang berbahaya dalam rongga mulut. Air aki baterai memiliki kandungan logam Pb dan asam sulfat yang dapat merusak kondisi sistemik tubuh.
Logam Pb yang dapat menyebabkan gangguan saraf, ginjal dan sistem reproduksi. Asam sulfat dapat menyebabkan kematian pulpa dan erosi pada gigi. Kecoa memiliki
banyak bakteri seperti Klebsiella, Pseudomonas, Escherichia coli, Staphylococcus, Enterobacter, Streptococcus, Serratia, Bacillus, Proteus yang berbahaya bagi
tubuh.
27-9
Responden yang merasakan nyeri odontogenik berkuranghilang ketika melakukan pengobatan sendiri menggunakan obat tradisional sebesar 92,59,
sebesar 94,45 responden yang tidak merasakan efek samping dan 70,37 responden meminum obat tersebut 1-2 hari karena merasa sudah sembuh. hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kristina SA pada tahun 2007 di Yogyakarta, sebesar 52,9 mengaku tidak mendapati efek samping saat
melakukan perilaku pengobatan sendiri menggunakan obat tradisional. Hal ini mungkin disebabkan oleh sebagian besar bahan seperti air garam, sirih, cabai,
bawang dan minyak cengkeh diyakini dapat meredakan gejala nyeri walaupun belum dibuktikan secara ilmiah. Sebagian besar pekerjaan responden adalah petani yang
memiliki aktivitas yang padat dan teratur yang dapat mengalihkan perhatian sehingga turut memengaruhi penurunan nyeri yang dirasakan. Masyarakat belum merasakan
efek samping secara langsung dan menghentikan penggunaan obat ketika merasa nyeri tersebut telah mereda.
17,30-3
Sumber informasi perilaku pengobatan sendiri menggunakan obat tradisional paling banyak diperoleh responden dari keluargateman sebesar 94,45. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Paula JSP dengan sumber informasi paling banyak dalam penggunaan obat tradisional adalah keluarga
yaitu sebesar 78,4. Hal ini disebabkan oleh ikatan keluarga teman yang masih kuat
di daerah dilakukannya penelitian ini sehingga informasi yang diperoleh dari keluargateman lebih dipercaya dari sumber informasi yang lain.
16
Alasan responden melakukan pengobatan sendiri menggunakan obat tradisional untuk mengatasi nyeri odontogenik yang paling banyak adalah karena meyakini
pengalaman pengobatan sendiri sebesar 35,18. Hasil penelitian yang sama diperoleh dalam penelitian Paula JSP yang juga mendapati alasan paling banyak
responden melakukan pengobatan tradisional karena tradisi keluarga sebesar 78,4. hal ini mungkin disebabkan pengalaman pengobatan sendiri merupakan pengetahuan
yang diberikan secara turun temurun.
12,16
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan maka dapat disimpulkan: 1. Perilaku pencarian pengobatan terhadap nyeri odontogenik pada masyarakat
dengan rentang usia 21 – 50 tahun di Kelurahan Gundaling II, Kecamatan Berastagi yang paling banyak adalah perilaku pengobatan sendiri dengan persentase sebesar
57,15, kemudian pengobatan ke warung obat apotek chemist shop termasuk tukang jamu sebanyak 20,95, pengobatan ke balai pengobatan puskesmas rumah
sakit sebesar 9,05, pengobatan ke praktik dokter gigi pribadi sebesar 6,66, tidak melakukan apa-apa sebesar 5,24 dan mencari pengobatan ke dukun sebesar 0,95.
2. Responden yang melakukan pengobatan sendiri menggunakan obat modern sebesar 55, dengan keterangan sebagai berikut:
a. Responden yang menggunakan jenis obat golongan analgetik sebesar 62,14, menggunakan lebih dari 1 jenis obat 24,24, topikal 7,58, pasta gigi
4,53, antialergi 1,51.
b. Responden yang mengaku merasakan nyeri odontogenik yang mereda ataupun berkurang sensasi nyerinya setelah melakukan pengobatan sendiri sebesar
87,87, dan yang tidak merasakan perubahan 12,13. c. Responden yang mengaku merasakan efek samping seperti mengantuk
sebesar 28,8, mual, jantung berdebar dan kecanduan 4,53, pusing 3,02. Responden yang mengaku belum merasakan efek samping sebesar 63,65.
d. Lama perilaku pengobatan sendiri yang dilakukan responden 1-2 hari sebanyak 60,61, 3-4 hari sebesar 22,72 dan lebih dari 4 hari sebanyak 16,67.
e. Responden mengaku sumber informasi berasal dari keluarga saudara teman sebanyak 95,47 dan resep dari dokter gigi yang pernah diterima sebelumnya 4,53.
f. Alasan responden melakukan perilaku pengobatan sendiri antara lain meyakini pengalaman pengobatan sendiri dapat mengatasi rasa nyeri yang dirasakan
sebesar 31,82, masalah biaya 18,2, nyeri pada gigi yang dirasakan masih ringan 16,67, takut ke dokter gigi 12,13, sibuk 6,06, memiliki pengalaman buruk ke
dokter gigi 6,06, malas 4,53 dan lokasi fasilitas kesehatan yang jauh 4,53. 3. Responden yang melakukan pengobatan sendiri menggunakan obat
tradisional sebesar 45, dengan keterangan sebagai berikut: a. Bahan dan cara yang digunakan responden antara lain berkumur kumur
dengan air garam sebanyak 40,74, mengunyah campuran sirih,kapur dan gambir
12,96, memasukkan campuran lada dan garam dan air aki baterai ke lubang gigi
11,1, memasukkan batang kayu yang dibakar ke lubang gigi 7,4, memasukkan
garam dan bawang putih ke lubang gigi 7,4, memasukkan usus kecoa, minyak
cengkeh, terasi dan cabai rawit ke lubang gigi 7,4, menempel koyok di pipi 3,7,
berkumur kumur dengan larutan serai dan teh bendera 3,7, mengunyah campuran
jahe dengan garam, memijit leher dengan minyak dan memaku paku di dinding masing-masing 1,85.
b. Responden yang mengaku merasakan nyeri odontogenik yang mereda ataupun berkurang sensasi nyerinya setelah melakukan pengobatan sendiri sebesar
92,59, dan yang tidak merasakan perubahan 7,41. c. Responden yang mengaku merasakan efek samping seperti pipi terasa
kebas, mual dan gigi menjadi rapuh masing-masing sebesar 1,85. Responden yang mengaku tidak merasakan efek samping sebesar 94,45.
d. Lama perilaku pengobatan sendiri yang dilakukan responden 1-2 hari sebesar 70,37 , 3-4 hari sebesar 18,52 dan lebih dari 4 hari sebesar 11,11.
e. Responden mengaku sumber informasi berasal dari keluarga saudara teman sebanyak 94,45, mencoba sendiri sebesar 3,7 dan internet 4,17.
f. Alasan responden melakukan perilaku pengobatan sendiri antara lain meyakini pengalaman pengobatan sendiri dapat mengatasi rasa nyeri yang dirasakan
sebesar 35,18, takut ke dokter gigi 11,11, nyeri pada gigi yang dirasakan masih ringan 11,11, sibuk, biaya dan malas masing-masing sebesar 9,25, lokasi fasilitas
kesehatan yang jauh 5,55, memiliki pengalaman buruk ke dokter gigi 5,55 dan mudah 3,7.
6.2 Saran