Perilaku Pengobatan Sendiri Menggunakan Obat Modern

diri sendiri untuk mengobati gejala dan penyakit menurut dirinya sendiri. Menurut Notoadmodjo pengobatan sendiri dibagi menjadi 2, yaitu pengobatan menggunakan obat modern dan tradisional. 3,4,12

2.4.1 Perilaku Pengobatan Sendiri Menggunakan Obat Modern

Pengobatan sendiri menggunakan obat modern merupakan pengobatan sendiri menggunakan obat sediaan pabrik oleh diri sendiri tanpa berkonsultasi dengan dokter ataupun dokter gigi mengenai penggunaan obat, indikasi, dosis dan durasi. 2,3,4 Tindakan pengobatan sendiri berkembang pada tahun 1980 ketika WHO menyetujui beberapa obat yang harus diubah dari status resep menjadi dijual bebas tanpa resep untuk mengurangi permasalahan keterbatasan tenaga professional di bidang kesehatan. Pada dasarnya pengobatan sendiri ini diharapkan dapat dimanfaatkan masyarakat dalam mengatasi keluhan kesehatan yang ringan seperti demam, nyeri ringan haid, pada gigi dan mulut, penyakit saluran napas ringan batuk, pilek, flu, sesak napas, penyakit saluran cerna ringan maag, diare, konstipasi, penyakit pada kulit ringan jamur, kulit, bisul dan wasir. Obat yang digunakan dalam pengobatan sendiri ini seperti pada penggunaan parasetamol untuk mengatasi keluhan demam, penggunaan aspirin, ibuprofen, dan parasetamol untuk mengatasi rasa nyeri, penggunaan dulcolax untuk mengatasi konstipasi, dll. 2,13 Obat merupakan zat kimia yang bersifat racun. Namun, dalam jumlah tertentu dapat memberikan efek mengobati penyakit. Obat dibagi menjadi 5 golongan antara lain: a. Obat bebas, yaitu obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa resep dokter dengan tanda khusus pada kemasan berupa label lingkaran hijau. b. Obat bebas terbatas, yaitu obat yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter namun penggunaannya harus memperhatikan informasi yang menyertai obat dalam kemasan dengan tanda khusus pada kemasan berupa label lingkaran biru. c. Obat keras, yaitu obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep dokter dengan tanda khusus pada kemasan berupa label lingkatan bulat merah dengan garis tepi berwarna hitam dan huruf K. d. Obat psikotropika, yaitu obat bukan golongan narkotik dengan resep dokter yang berkhasiat memengaruhi susunan saraf pusat yang dapat menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku dengan tanda khusus pada kemasan berupa label lingkatan bulat merah dengan garis tepi berwarna hitam dan huruf K. e. Obat narkotika, yaitu obat dengan resep dokter yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan ketergantungan. Penggunaan obat yang dilakukan pada pengobatan sendiri diharapkan sesuai yang ditetapkan pemerintah SK Menkes no.2380 1983 yaitu golongan obat golongan bebas dan bebas terbatas yang dapat dilihat dari pelabelan pada obat tersebut agar dapat meminimalkan dampak negatif dari obat tersebut. 14,15 Masyarakat yang melakukan perilaku pengobatan sendiri menggunakan obat modern sebaiknya menggunakan obat sesuai dosis obat dan cara penggunaan obat. Dosis merupakan aturan penggunaan obat yang menunjukkan jumlah gram volume obat dan jumlah penggunaan obat. Penentuan dosis obat disesuaikan dengan umur dan berat badan pengguna obat. Jumlah penggunaan obat tepat waktu sesuai aturan penggunaan yang tertera pada kemasan obat, misalnya penggunaan obat sebanyak tiga kali sehari berarti obat diminum setiap 8 jam sekali, obat diminum sebelum atau sesudah makan. Pengobatan sendiri ini tidak dimaksudkan untuk penggunaan secara terus-menerus. Sebaiknya masyarakat menghentikan penggunaan obat apabila tidak memberikan manfaat dan dan menghubungi dokter atau pun dokter gigi menimbulkan hal–hal yang tidak diinginkan. 14 Sumber informasi yang diperoleh masyarakat untuk melakukan pengobatan sendiri menggunakan obat modern adalah dari resep obat yang pernah digunakan oleh dokter maupun dokter gigi pada perawatan sebelumnya yang dijadikan sebagai pengalaman untuk melakukan pengobatan sendiri dengan menyimpan obat tersebut di rumah dan menggunakannya kembali saat penyakit yang sama kembali muncul. Membaca etiket obat, menggunakan obat yang diberikan oleh keluarga atau teman juga merupakan sumber informasi masyarakat melakukan pengobatan sendiri. 2,14 Perilaku pengobatan sendiri menggunakan obat modern ini dapat menyebabkan berbagai efek samping. Efek samping merupakan respon obat yang merugikan akibat penggunaan obat dengan dosis atau takaran yang normal. Efek samping yang dapat terjadi ada perilaku pengobatan sendiri antara lain rasa gatal, bercak merah, pusing , mual, muntah, diare, sesak nafas, jantung berdebar-debar dan efek samping lain sesuai dengan etiket obat. 14 Pemerintah mengharapkan pengobatan sendiri ini dilakukan dalam jangka yang pendek karena keterbatasan pengetahuan masyarakat dalam mengatasi penyakitnya. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan menghubungi dokter dan dokter gigi bila penyakitnya berlanjut dan semakin parah sesuai pada SK Menkes No.3861994. 13,15

2.4.2 Pengobatan Sendiri Menggunakan Obat Tradisional