PEMBAHASAN Perilaku Pencarian Pengobatan Terhadap Nyeri Odontogenik Pada Masyarakat Di Kelurahan Gundaling Ii Kecamatan Berastagi

BAB 5 PEMBAHASAN

Perilaku pencarian pengobatan terhadap nyeri odontogenik pada masyarakat di Kelurahan Gundaling II Kecamatan Berastagi paling banyak adalah pengobatan sendiri sebesar 57,15. Hasil penelitian ini lebih besar dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gutema GB pada tahun 2011 yang menunjukkan sebesar 42,24 mahasiswa kedokteran di Universitas Mekelle dan melakukan pengobatan sendiri. Banyaknya perilaku pengobatan sendiri yang dilakukan masyarakat di Kelurahan Gundaling II Kecamatan Berastagi mungkin disebabkan oleh fasilitas kesehatan yang kurang memadai yaitu 1 puskesmas, 1 praktek dokter gigi pribadi dan 2 apotek untuk melayani penduduk yang berjumlah ± 1.500 jiwa. Sebagian besar responden memiliki status ekonomi yang rendah sehingga memilih pengobatan sendiri yang lebih murah dibandingkan pengobatan ke dokter gigi. Selain itu, alasan memilih pengobatan sendiri yang dilakukan karena responden meyakini pengalaman pengobatan sendiri yang dapat mengatasi nyeri odontogenik dan menjadi pengetahuan dalam pengobatan yang berasal dari keluarga teman. 4 Responden yang melakukan pengobatan sendiri dengan menggunakan obat modern pada penelitian ini ada sebanyak 55 dan responden yang menggunakan obat tradisional sebanyak 45. Hasil penelitian ini lebih kecil dibandingkan dengan hasil penelitian SUSENAS pada tahun 2007 diperoleh sebanyak 71,9 memiliki perilaku pengobatan sendiri menggunakan obat modern dan 28,1 menggunakan obat tradisional. 12 Hal ini menunjukkan bahwa pengobatan sendiri sebagian besar masyarakat menggunakan obat modern walaupun pada penelitian di Kelurahan Gundaling II tidak menunjukkan perbedaan yang jauh antara responden yang menggunakan obat modern dan responden yang menggunakan obat tradisional jika dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan SUSENAS. Hal ini mungkin disebabkan mudahnya memperoleh obat dari apotek warung obat tanpa resep dokter. Penggunaan dan sediaan obat modern lebih sederhana tidak perlu diolah seperti obat tradisional. Tingkat pendidikan sebagian besar responden di Kelurahan Gundaling II yaitu tingkat SMA dan status ekonomi yang rendah sehingga jumlah responden yang menggunakan obat modern tidak jauh berbeda dengan responden yang menggunakan obat tradisional yang harganya lebih murah. 1,12 Analgesik oral naspro, asam mefenamat, paracetamol merupakan jenis obat yang paling banyak digunakan responden saat melakukan perilaku pengobatan sendiri dengan menggunakan obat modern pada penelitian ini yaitu sebesar 62,14. Hasil penelitian ini lebih besar dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Alibaig Q pada tahun 2012 yang mendapati sebesar 58,8 responden yang mengalami nyeri odontogenik menggunakan obat analgesik oral sebagai pilihan pengobatan. Hasil penelitian yang sama juga didapati pada penelitian yang dilakukan oleh Hussain S pada tahun 2010 mengenai perilaku pencarian pengobatan dan mendapati bahwa jenis obat yang paling banyak digunakan pasien ketika melakukan pengobatan sendiri adalah obat analgesik oral. Hal ini mungkin disebabkan keluhan nyeri merupakan keluhan utama yang dirasakan responden dan fungsi dari obat jenis analgesik yang dapat meredakan nyeri dalam waktu yang singkat serta banyak pengalaman masyarakat sebelumnya yang pernah mengonsumsi obat analgesik dan merasakan nyeri odontogeniknya mereda. 2,26 Responden yang merasakan nyeri odontogenik yang hilang atau berkurang saat melakukan perilaku pengobatan sendiri menggunakan obat modern sebesar 87,87 dan sebesar 63,65 responden yang melakukan pengobatan sendiri menggunakan obat modern tidak merasakan efek samping dan 60,61 responden menggunakan obat tersebut dalam rentang 1-2 hari. Hal ini mungkin disebabkan masyarakat yang sebagian besar menggunakan analgesik yang berguna untuk meredakan gejala nyeri namun bila penyebab gejala nyeri tersebut tidak diselesaikan, nyeri odontogenik akan muncul kembali setelah masa kerja obat tersebut berakhir. Masyarakat belum merasakan efek samping dari obat yang mereka gunakan dan menghentikan pengobatan ketika merasa sudah sembuh. 6,13 Sumber informasi perilaku pengobatan sendiri menggunakan obat modern pada penelitian ini paling banyak diperoleh responden dari keluargateman yaitu sebesar 95,47. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Alibaig Q pada tahun 2012 yang melakukan penelitian mengenai perilaku pengobatan sendiri pada 400 pasien yang mendapati bahwa sumber informasi paling banyak adalah dari resep dokter gigi sebelumnya yang pada penelitian ini merupakan sumber informasi terendah yaitu 4,17 dari seluruh total responden. Penelitian Gutema GB pada tahun 2011 juga mendapati hasil yang sama dengan Alibaig Q dimana sumber informasi terbanyak pasien melakukan pengobatan sendiri adalah dari keputusan pasien sendiri berdasarkan resep dokter gigi sebelumnya. Hasil penelitian yang berbeda ini mungkin disebabkan oleh ikatan keluargateman yang masih kuat di daerah dilakukannya penelitian ini sehingga informasi yang diperoleh dari keluargateman lebih dipercaya dari sumber informasi yang lain. 2,4 Alasan responden melakukan pengobatan sendiri menggunakan obat modern ketika merasakan nyeri odontogenik yang paling banyak adalah karena meyakini pengalaman pengobatan sendiri yaitu sebesar 31,82. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Abid I pada tahun 2011 dan Alibaig Q tahun 2012. Penelitian Abid I mendapati alasan pasien paling banyak melakukan pengobatan sendiri adalah karena pengobatan sendiri dianggap lebih murah. Penelitian Alibaig Q mendapati alasan paling banyak pasien melakukan pengobatan sendiri adalah karena malas. Hasil penelitian yang berbeda ini mungkin dipengaruhi oleh status ekonomi masyarakat yang lebih rendah pada wilayah penelitian Abid I dan Alibaig I dibandingkan masyarakat Kelurahan Gundaling II Kecamatan Berastagi. 2,4,9 Responden yang melakukan perilaku pengobatan sendiri menggunakan obat tradisional sebesar 42,86 untuk mengatasi nyeri odontogenik. Bahan dan cara yang paling banyak dilakukan responden adalah berkumur-kumur dengan air garam yaitu sebesar 40,74. Hasil penelitian yang berbeda diperoleh pada penelitian yang dilakukan oleh Paula JS pada tahun 2012 di Brazil yang memperoleh sebesar 36,5 menggunakan ubi untuk mengatasi nyeri, pembengkakan dan infeksi pada nyeri odontogenik. Hasil penelitian yang berbeda ini mungkin dipengaruhi oleh wilayah dan budaya masyarakat yang diteliti. Penggunaan obat tradisional merupakan pengalaman pengobatan yang sudah dilakukan secara turun-temurun dan diyakini dapat mengatasi nyeri odontogenik walaupun pengobatan yang dilakukan responden ini belum dapat dibuktikan secara ilmiah dapat mengatasi nyeri odontogenik. 12,17 Hasil penelitian ini diperoleh responden yang menggunakan air aki baterai dan usus kecoa ketika melakukan perilaku pengobatan sendiri menggunakan obat tradisional terhadap nyeri odontogenik. Penelitian tentang pnggunaan Air aki baterai dan usus kecoa terhadap nyeri odontogenik belum pernah dilakukan, namun bahan ini memiliki kandungan yang berbahaya dalam rongga mulut. Air aki baterai memiliki kandungan logam Pb dan asam sulfat yang dapat merusak kondisi sistemik tubuh. Logam Pb yang dapat menyebabkan gangguan saraf, ginjal dan sistem reproduksi. Asam sulfat dapat menyebabkan kematian pulpa dan erosi pada gigi. Kecoa memiliki banyak bakteri seperti Klebsiella, Pseudomonas, Escherichia coli, Staphylococcus, Enterobacter, Streptococcus, Serratia, Bacillus, Proteus yang berbahaya bagi tubuh. 27-9 Responden yang merasakan nyeri odontogenik berkuranghilang ketika melakukan pengobatan sendiri menggunakan obat tradisional sebesar 92,59, sebesar 94,45 responden yang tidak merasakan efek samping dan 70,37 responden meminum obat tersebut 1-2 hari karena merasa sudah sembuh. hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kristina SA pada tahun 2007 di Yogyakarta, sebesar 52,9 mengaku tidak mendapati efek samping saat melakukan perilaku pengobatan sendiri menggunakan obat tradisional. Hal ini mungkin disebabkan oleh sebagian besar bahan seperti air garam, sirih, cabai, bawang dan minyak cengkeh diyakini dapat meredakan gejala nyeri walaupun belum dibuktikan secara ilmiah. Sebagian besar pekerjaan responden adalah petani yang memiliki aktivitas yang padat dan teratur yang dapat mengalihkan perhatian sehingga turut memengaruhi penurunan nyeri yang dirasakan. Masyarakat belum merasakan efek samping secara langsung dan menghentikan penggunaan obat ketika merasa nyeri tersebut telah mereda. 17,30-3 Sumber informasi perilaku pengobatan sendiri menggunakan obat tradisional paling banyak diperoleh responden dari keluargateman sebesar 94,45. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Paula JSP dengan sumber informasi paling banyak dalam penggunaan obat tradisional adalah keluarga yaitu sebesar 78,4. Hal ini disebabkan oleh ikatan keluarga teman yang masih kuat di daerah dilakukannya penelitian ini sehingga informasi yang diperoleh dari keluargateman lebih dipercaya dari sumber informasi yang lain. 16 Alasan responden melakukan pengobatan sendiri menggunakan obat tradisional untuk mengatasi nyeri odontogenik yang paling banyak adalah karena meyakini pengalaman pengobatan sendiri sebesar 35,18. Hasil penelitian yang sama diperoleh dalam penelitian Paula JSP yang juga mendapati alasan paling banyak responden melakukan pengobatan tradisional karena tradisi keluarga sebesar 78,4. hal ini mungkin disebabkan pengalaman pengobatan sendiri merupakan pengetahuan yang diberikan secara turun temurun. 12,16

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN