Teori Keagenan Agency Theory

18 dengan principals. Akuntansi sebagai penggerak informasi keuangan driver berjalannya transaksi kearah yang semakin kompleks dan diikuti dengan tumbuhnya spesialisasi dalam akuntansi dan perkembangan organisasi sektor publik. Konsep inti dari teori stewardship adalah kepercayaan. Menurut Huse 2007: 54 dalam teori stewardship, para manajer digambarkan sebagai “good steward”, dimana mereka setia menjalani tugas dan tanggung jawab yang diberikan tuannya, tidak termotivasi pada materi dan uang akan tetapi pada keinginan untuk mengaktualisasi diri, dan mendapatkan kepuasan dari pekerjaan yang digeluti, serta menghindari konflik kepentingan dengan stake holder-nya.

1.2 Teori Keagenan Agency Theory

Teori utama yang mendasari penelitian mengenai pengaruh akuntabilitas laporan keuangan pemerintah daerah dan kinerja pemerintah daerah terhadap tingkat korupsi di Indonesia dijelaskan melalui perspektif teori agensi. Menurut Jensen dan Meckling 1976 hubungan manajer dan pemilik dalam kerangka hubungan keagenan. Dalam hal ini pihak prinsipal sebagai pemilik akan memberikan informasi kepada pihak agen sebagai manajer untuk melakukan pengolahan informasi. Hasil pengolahan informasi dapat digunakan dalam pengambilan keputusan bagi pihak prinsipal. Di satu sisi, agen secara moral bertanggung jawab mengoptimalkan keuntungan principal, namun di sisi lain manajemen 19 juga berkepentingan memaksimalkan kesejahteraan mereka sendiri. Sehingga cenderung menimbulkan masalah agensi. Principal-agent problem sering disebut sebagai agency dilemma. Principal didefinisikan sebagai pihak yang merupakan pemilik dari suatu institusi beneficiary holder, sebutlah perusahaan atau institusi pemerintah, sedangkan agent adalah staf yang ditunjuk untuk mengelola dan menjalankan aktivitas. Problem muncul ketika ada perbedaan kepentingan antara principal dan agent, dimana principal bertujuan mengembangkan bisnis atau melaksanakan kegiatan secara efisien, sedangkan agent bertujuan meningkatkan standar hidup dirinya dan keluarganya. Dalam banyak kasus, tidak semua informasi yang dimiliki oleh agen juga dimiliki oleh principal yang disebut assimetric information sehingga sangat memungkinkan bagi agen untuk memanipulasi informasi untuk kepentingan dirinya Wijayanto, 2009. Pada dasarnya organisasi sektor publik dibangun atas dasar agency theory, diakui atau tidak di pemerintahan daerah terdapat hubungan dan masalah keagenan Halim dan Abullah, 2005. Menurut Lane 2000 teori keagenan dapat diterapkan dalam organisasi publik. Ia menyatakan bahwa negara demokrasi modern didasarkan pada serangkaian hubungan prinsipal-agen. Principal bisa mengurangi asymmetric information dengan menempatkan pengawas, tetapi tentunya strategi ini mempunyai banyak keterbatasan, diantaranya adalah biaya yang mahal. Selain itu, beberapa jenis pekerjaan tidak memungkinkan dilaksanakannya pengawasan, 20 terutama tugas-tugas yang melibatkan street level bureaucrat Lipsky, 1980. Sebagai konsekuensinya, pemerintah daerah harus dapat meningkatkan akuntabilitas atas kinerjanya sebagai mekanisme checks and balances agar dapat mengurangi asymmetry information Setiawan, 2012. Mardiasmo 2002 menjelaskan tentang akuntabilitas dalam konteks sektor publik bahwa, pengertian akuntabilitas sebagai kewajiban pemegang amanah pemerintah untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan melaporkan dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya kepada pihak pemberi amanah masyarakat yang memiliki hak untuk meminta pertanggungjawaban tersebut. Pernyataan ini mengandung arti bahwa dalam pengelolaan pemerintah daerah terdapat hubungan keagenan teori keagenan antara masyarakat sebagai principal dan pemerintah daerah sebagai agent. Berdasar agency theory pengelolaan pemerintah daerah harus diawasi untuk memastikan bahwa pengelolaan dilakukan dengan penuh kepatuhan kepada berbagai peraturan dan ketentuan yang berlaku. Dengan meningkatnya akuntabilitas pemerintah daerah informasi yang diterima masyarakat menjadi lebih berimbang terhadap pemerintah daerah yang itu artinya information asymmetry yang terjadi dapat berkurang. Dengan semakin berkurangnya information asymmetry maka kemungkinan untuk melakukan korupsi juga menjadi lebih kecil Setiawan, 2012. 21 2. Akuntabilitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah 2.1. Akuntabilitas