Patogenesis Profil Penderita Karsinoma Hepatoseluler di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada Tahun 2009-2012
Telah dipastikan terdapat tiga keterkaitan etiologik yang utama : infeksi oleh HBV, Penyakit hati kronis khususnya yang berkaitan dengan HCV dan alkohol dan
kasus khusus hepatokarsinogen dalam makanan terutama aflatoksin -
Banyak faktor, termasuk usia, jenis kelamin, bahan kimia, virus, hormon, alkohol, dan gizi, berinteraksi dalam pembentukan HCC.
Sebagai contoh, penyakit yang paling besar kemungkinannya
menimbulkan HCC pada kenyataannya adalah tirosinemia herediter yang sangat jarang, hampir 40 pasien akan terjangkit tumor ini walaupun
sudah dilakukan kontrol diet Kumar, 2007. -
Patogenesis pasti HCC mungkin berbeda antara populasi prevalen -HBV insidensi tinggi versus populasi dengan insidensi rendah Negara Barat,
sedang pada penyakit hati kronis lainnya, seperti alkoholism, HCV, dan hemokromatosis herediter lebih sering terjadi.
- Sirosis yang terjadi tampaknya merupakan kontirubutor penting, tetapi
tidak mutlak untuk muncul HCC Kumar, 2007. Banyak bukti epidemiologis yang mengaitkan infeksi HBV kronis dengan
kanker hati, dan terdapat bukti kuat yang mengisyaratkan peran infeksi HCV. Penelitian molekular terhadap karsinogenesis HBV memperlihatkan bahwa genom
HBV tidak mengandung sekuensi onkogenik. Selain itu, tidak terdapat tempat selektif untuk integrasi DNA virus ke genom pejamu, sehingga tidak terjadi mutasi atau
pengaktivan proto-onkogen tertentu. Faktor berikut diperkirakan berperan : -
Siklus kematian dan regenerasi sel yang berulang, seperti terjadi pada hepatitis kronis apapun sebabnya, penting dalam patogenesis kanker hati
- Akumulasi mutasi selama siklus pembelahan
kontinu sel akhirnya menyebabkan sebagian hepatosit mengalam i transformasi. Instabilitas
genom lebih besar kemungkinannya terjadi jika terdapat DNA HBV yang terintegrasi dan hal ini menimbulkan penyimpangan kromosom sep erti
delesi, translokasi dan duplikasi
- Analisis molekular terhadap sel tumor pada orang yang terinfeksi HBV
memperlihatkan bahwa setiap kasus bersifat klonal dalam kaitannya dengan pola integrasi DNA HBV yang mengisyaratkan integrasi virus
mendahului atau menyertai proses transformasi -
Genom HBV mengkode suatu elemen regulatorik, protein X HBV yang merupakan suatu activator transkripsional transacting pada banyak gen
dan terdapat di sebagian besar tumor deng an DNA HBV terintegrasi. Tampaknya di sel hati yang terinfeksi HBV, protein X HBV menggang gu
pengendalian pertumbuhan normal dengan mengaktifkan proto -onkogen sel pejamu dan mengacaukan kontrol daur sel. Protein ini juga memiliki
efek anti apoptotik -
Seperti pada virus papiloma manusia, sebagian tetapi tid ak semua studi mengisyaratkan bahwa protein HBV tertentu mengikat dan mengaktifkan
gen penekan tumor TP53. Keterkaitan antara infeksi hepatitis C dan kanker hati cukup kuat Kumar, 2007.
Memang dibanyak belahan dunia termasuk Jepang dan Eropa tengah, inf eksi HCV kronis merupakan fa ktor risiko terbesar terjadinya kanker hati. HCC pada
pengidap hepatitis C hampir selalu timbul pada sirosis. Didaerah tertentu didunia seperti Cina dan Afrika Selatan, tempat HBV endemi k juga banyak terjadi pajanan
ke aflatoksin dalam makanan yang berasal dari jamur Aspergillus flavus . Toksin yang sangat karsinogenik ini ditemukan dalam kacang dan padi -padian yang
“berjamur”.
Penelitian pada hewan memperlihatkan bahwa aflatoksin dapat berikatan secara kovalen dengan DNA sel dan menyebabkan mutasi diproto -onkogen atau gen
penekan tumor terutama TP53. Namun karsinogenesis tidak terjadi kecuali jika hati aktif secara mitosis, seperti pada kasus hepatitis virus kronis dengan pro ses kerusakan
dan perbaikan yang berulang -ulang Kumar, 2007. Tidak ada satupun pengaruh yang berkaitan dengan HCV berperan dalam pembentukan kolangiokarsinoma. Pengaruh
kausal yang diakui pada tumor yan g jarang ini adalah kolangitis sklerotikans primer, infeksi kronis saluran empedu oleh cacing hati Opisthorchis sinensis dan yang
sejenis, serta riwayat pajanan ke Thorotrast dahulu digunakan dalam radiografi saluran empedu. Namun sebagian besar kolangio karsinoma timbul tanpa adanya
faktor risiko sebelumnya Kumar, 2007.