Karakteristik Klinis Epidemiologi dan Karakter Kl inis

hingga 40 pasien dapat ditemukan hiperkolesterolemia akibat dari berkurangnya produksi enzim beta-hidroksimetilglutaril koenzim-A reduktase, karena tiadanya kontrol umpan balik yang normal pada sel hepatoma Hussodo, 2009 .

2.4. Etiologi

Penyebab karsinoma ini tidak diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang terlihat :

2.4.1. Virus Hepatitis B HBV

Hubungan antara infeksi kronik HBV dengan timbulnya HCC terbukti kuat, baik secara epidemiologis klinis maupun eksperimental. Karsinogenisitas HBV terhadap hati mungkin terjadi melalui proses inflamasi kronik, peningkatan proliferasi hepatosit, integrasi HBV DNA ke dalam DNA sel pejamu, dan aktivitas protein spesifik HBV berinteraksi dengan gen hati. Pada dasarnya perubahan hepatosit dari kondisi inaktif quiescent menjadi sel yang aktif bereplikasi menentukan tingkat karsinogenesis hati. Siklus sel dapat diaktifkan secara tidak langsung oleh kompensasi proliferatif merespons nekroinflamasi sel hati, atau akibat dipicu oleh ekspresi berlebihan suatu atau bebe rapa gen yang berubah akibat HBV Hussodo, 2009. Koinsidensi infeksi HBV dengan pajanan agen onkogenik lain seperti aflatoksin dapat menyebabkan terjadinya HCC tanpa melalui sirosis hati HCC pada hati non sirotik. Transaktifasi beberapa promoter selular atau viral tertentu oleh gen - x HBV HBx dapat mengakibatkan terjadinya HCC, mungkin karena akumulasi protein yang disandi HBx mampu menyebabkan proliferasi hepatosit. Dalam hal ini proliferasi berlebihan hepatosit oleh HBx melampaui mekanisme protektif d ari apoptosis sel Hussodo, 2009 .

2.4.2. Virus Hepatitis C HCV

Prevalensi anti HCV pada pasien HCC di Cina dan Afrika Selatan sekitar 30 sedangkan di Eropa Selatan dan Jepang 70 -80. Prevalensi anti HCV jauh lebih tinggi pada kasus HCC dengan HbsAg -negatif daripada HbsAg-positif. Pada kelompok pasien penyakit hati akibat transfusi darah dengan anti HCV positif, interval saat transfusi hingga terjadinya HCC dapat mencapai 29 tahun. Hepatokarsinogenesis akibat infeksi HCV diduga melalui aktivitas nekroinflamasi kronik dan sirosis hati Hussodo, 2009 .

2.4.3. Sirosis Hati

Lebih dari 80 penderita karsinoma hepatoselular menderita sirosis hati. Peningkatan pergantian sel pada nodul regeneratif sirosis di hubungkan dengan kelainan sitologi yang dinilai sebagai perubahan displasia praganas. Semua tipe sirosis dapat menimbulkan komplikasi karsinoma, tetapi hubungan ini paling besar pada hemokromatosis, sirosis terinduksi virus dan sirosis alkoholik Hussodo, 2009 .

2.4.4. Aflaktosin

Aflaktosin B1 AFB1 merupakan mitoksin yang di produksi oleh jamur Aspergillus. Dari percobaan binatang diketahui bahwa AFB1 bersifat karsinogen. Metabolit AFB1 yaitu AFB 1 -2-3-epoksid merupakan karsinogen utama dari kelompok aflatoksin yang m ampu membentuk ikatan dengan DNA maupun RNA Hussodo, 2009 .

2.4.5. Alkohol

Meskipun alkohol tidak memiliki kemampuan mutagenik, peminum berat alkohol 50-70ghari dan berlangsung lama berisiko untuk menderita HCC melalui sirosis hati alkoholik. Hanya sedikit bukti adanya efek karsinogenik langsung dari alkohol. Alkoholisme juga meningkatkan risiko terjadinya sirosis hati dan HCC pada pengidap infeksi HBV atau HCV Hussodo, 2009 .

2.5. Patogenesis