kelompok plasebo 49, kelompok terapi PEI atau reseksi kuratif 22 Husodo, 2009.
2.9.4. Terapi Paliatif
Sebagian besar pasien HCC di diagnosis pada stadium menengah -lanjut intermediate-advanced stage yang tidak ada terapi standarnya. Berdasarkan meta
analisi, pada stadium ini hanya TAETACE transarterial embolizationchemo embolization saja yang menunjukkan penurunan pertumbuhan tumor serta dapat
meningkatkan harapan hidup pasien dengan HCC yang tidak resektabel. TACE dengan frekuensi 3 hingga 4 kali setahun dianjurkan pada pasien yang fungsi ha tinya
cukup baik Child-Pugh serta tumor multinodular asimtomatik tanpa invasi vascular atau penyebaran ekstrahepatik, yang tidak dapat diterapi secara radikal. Sebaliknya
bagi pasien yang dalam keadaan gagal hati Child-Pugh B-C, serangan iskemik akibat terapi ini dapat mengakibatkan efek samping yang berat Husodo, 2009.
Adapun beberapa jenis terapi lain untuk HCC yang tidak resektabel seperti imunoterapi dengan interferon, terapi antiesterogen, antiandrogen, oktreotid, radiasi
internal, kemoterapi arterial atau sistemik masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan penilaian yang pasti Husodo, 2009.
2.10. Prognosis
Pada umumnya prognosis karsinoma h epatoseluler adalah jelek. Tanpa pengobatan kematian rata -rata terjadi sesudah 6-7 bulan setelah timbul keluhan
pertama. Dengan pengobatan, hidup penderita dapat diperpanjang sekitar 11 - 12 bulan. Bila karsinoma h epatoseluler dapat dideteksi secara dini, usaha -usaha
pengobatan seperti pembedahan dapat segera dilakukan misalnya dengan cara sub - segmenektomi, maka masa hidup penderita dapat menjadi lebih panjang lagi.
Sebaliknya, penderita karsinoma h epatoseluler fase lanjut mempunyai masa hidup yang lebih singkat. Kematian umumnya disebabkan oleh karena koma hepatik,
hematemesis dan melena, syok yang sebelumnya didahului dengan rasa sakit hebat
karena pecahnya karsinoma hepatoseluler. Oleh karena itu langkah -langkah terhadap pencegahan karsinoma h epatoseluler haruslah dilakukan. Pencegahan yang paling
utama adalah menghindarkan infeksi terhadap HBV dan HCV serta menghindari konsumsi alkohol untuk mencegah terjadinya sirosis Siregar.A.Gontar, 2011.
2.11. Pencegahan
2.11.1. Pencegahan Primordial
Pencegahan yang dilakukan untu k mengindari kemunculan keterpaparan dari gaya hidup yang berkontribusi meningkatkan risiko penyakit, dilakukan dengan:
a. Mengkonsumsi buah dan sayur yang mengandung vitamin, beta karoten, mineral, dan tinggi serat yang dapat menjaga kondisi tubuh agar tetap
sehat. b. Kurangi makanan yang mengandung lemak tinggi.
c. Kurangi makanan yang dibakar, diasinkan, diasap, diawetkan dengan nitrit.
d. Pengontrolan berat badan, diet seimbang dan olahraga. e. Hindari stres.
f. Menjaga lingkungan yang sehat dan bersih sehingga terhindar
dari penyakit menular Elisabet.S, 2009.
2.11.2. Pencegahan Primer
Pencegahan primer adalah langka yang harus dilakukan untuk menghindari insidens penyakit dengan mengendalikan penyakit dan faktor risiko.
a. Memperhatikan menu makanan terutama mengkonsumsi protein hewani cukup.
b. Hindari mengkonsumsi minuman alkohol c. Mencegah penularan virus hepatitis, imunisasi bayi secara rutin menjadi
strategi utama untuk pencegahan infeksi VB H dan dapat memutuskan rantai penularan Elisabet.S, 2009.