kandungan senyawa metabolit sekunder seperti flavonoid, steroid, terpenoid. Penetapan kadar sari ini menyatakan jumlah zat yang tersari dalam air atau
etanol Depkes RI,1995. Penetapan kadar abu dilakukan untuk mengetahui kandungan senyawa
anorganik dalam simplisia misalnya Mg, Ca, Na dan K. Kadar abu tidak larut asam untuk mengetahui kadar senyawa anorganik yang tidak larut dalam asam
misalnya silika WHO, 1992.
4.4 Hasil Skrining Fitokimia
Hasil skrining fitokimia dari simplisia menunjukkan adanya golongan senyawa-senyawa kimia dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4.2 Hasil skrining fitokimia
No. Pemeriksaan
Hasil Simplisia
Daging Buah Salak
Ekstrak Etanol Daging
Buah Salak Jus Daging
Buah salak
1 Alkaloida
- -
- 2
Flavonoida +
+ +
3 Glikosida
+ +
+ 4
Glikosida Antrakinon -
- -
5 Saponin
+ +
+ 6
Tanin +
+ +
7 SteroidTriterpenoid
+ +
+ Keterangan: +: mengandung golongan senyawa
- : tidak mengandung golongan senyawa
Dari Tabel di atas menunjukkan bahwa simplisia, ekstrak etanol, dan jus daging buah salak memiliki potensi sebagai antioksidan. Senyawa
antioksidan tumbuhan,tersebut adalah flavonoid dan tanin yang merupakan senyawa polifenol Kumalaningsih, 2006. Senyawa-senyawa tersebut
Universitas Sumatera Utara
bertindak sebagai peredam radikal bebas karena adanya gugus fenol yang dikandungnya dalam hal ini disebut reduktor sehingga dapat mendonorkan
hidrogen kepada radikal bebas Silalahi, 2006.
4.5 Hasil Analisis Aktivitas Antioksidan Sampel Uji
Pengukuran aktivitas antioksidan terhadap sampel uji dilakukan secara spektrofotometri uv- visibel pada panjang gelombang 516 nm. Larutan DPPH
dalam metanol menghasilkan serapan maksimum pada panjang gelombang 516 nm, termasuk dalam kisaran panjang gelombang sinar tampak 400-750 nm
Rohman, 2007. Data hasil pengukuran panjang gelombang maksimum dapat dilihat
pada gambar berikut ini: Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Kurva serapan maksimum larutan DPPH 40 ppm dalam metanol
secara spektrofotometri visible. Hasil uji aktivitas antioksidan diperoleh dari hasil pengukuran
absorbansi DPPH dengan penambahan larutan uji dengan konsentrasi 100 ppm,
Universitas Sumatera Utara
200 ppm, 300 ppm, dan 400 ppm yang dibandingkan dengan larutan kontrol DPPH tanpa penambahan larutan uji. Pada hasil analisis aktivitas antioksidan
ekstrak etanol dan jus daging buah salak dapat dilihat adanya penurunan nilai absorbansi DPPH yang diberi larutan uji terhadap kontrol pada setiap kenaikan
konsentrasi. Untuk melihat penurunan absorbansi DPPH dengan penambahan ekstrak etanol dan jus daging buah salak dapat dilihat pada Gambar 4.3 dan
penurunan absorbansi DPPH dengan penambahan vitamin C dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.3 Penurunan absorbansi DPPH dengan penambahan ekstrak etanol dan
jus daging buah salak N
o .
Larutan uji
Konsen trasipp
m Absorbansi
Peredaman I
II III
I II
III Rata
–rata 1
.
Ekstrak etanol
daging buah
Salak 0,9746
0,9774 0,9784
0,00 0,00
0,00 0,00
100 0,8890
0,8844 0,8826
8,78 9,51
9,79 9,36
200 0,6654
0,6647 0,6643
31,72 31,99 32,10 31,93 300
0,5561 0,5545
0,5540 42,94 43,26 43,37 43,19
400 0,4873
0,4854 0,4841
50 50,33 50,52 50,28
2 .
Jus daging
buah salak
1,3340 1,3344
1,3357 0,00
0,00 0,00
0,00 100
0,8104 0,7948
0,7890 39,25 40,43 40,92 40,21
200 0,6044
0,6090 0,6076
54,69 54,36 54,51 54,52 300
0,3653 0,3604
0,3566 72,61 72,99 73,30 72,96
400 0,2150
0,2094 0,2046
83,87 84,30 84,68 84,28
Tabel 4.4 Penurunan absorbansi DPPH dengan penambahan vitamin C
Larutan Uji
Konsentra si ppm
Absorbansi Peredaman
I II
III I
II II
Rata- rata
Vitamin C
0,9833 0,9881
0,9901 0,00
0,00 0,00
0,00 2
0,7581 0,7582
0,7584 22,90
23,26 23,40
23,18 4
0,5309 0,5305
0,5307 44,33
46,31 46,39
45,67 6
0,1894 0,1895
0,1897 80,73
80,82 80,84
80,79 8
0,0975 0,0971
0,0970 90,08
90,17 90,20
90,15
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa adanya penurunan absorbansi DPPH dengan penambahan ekstrak etanol daging buah salak, jus
daging buah salak dan vitamin C dalam metanol sebagai larutan uji pada beberapa konsentrasi. Penurunan absorbansi yang semakin besar menunjukkan
aktivitas antioksidan yang semakin besar pula. Vitamin C memiliki penurunan yang paling besar, kemudian jus daging buah salak dan yang paling kecil
adalah ekstrak etanol daging buah salak. Hal ini menunjukkan adanya aktivitas antioksidan dalam meredam
radikal bebas DPPH. Jika semua elektron pada DPPH menjadi berpasangan, maka warna larutan berubah dari ungu tua menjadi kuning terang dan
absorbansi pada panjang gelombang maksimumnya akan hilang. Penurunan nilai absorbansi terjadi karena larutan uji meredam DPPH dan peredaman
terjadi karena adanya transfer elektron atom hidrogen antioksidan kepada DPPH Molyneux, 2004.
4.6 Hasil Analisis Nilai IC