Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa adanya penurunan absorbansi DPPH dengan penambahan ekstrak etanol daging buah salak, jus
daging buah salak dan vitamin C dalam metanol sebagai larutan uji pada beberapa konsentrasi. Penurunan absorbansi yang semakin besar menunjukkan
aktivitas antioksidan yang semakin besar pula. Vitamin C memiliki penurunan yang paling besar, kemudian jus daging buah salak dan yang paling kecil
adalah ekstrak etanol daging buah salak. Hal ini menunjukkan adanya aktivitas antioksidan dalam meredam
radikal bebas DPPH. Jika semua elektron pada DPPH menjadi berpasangan, maka warna larutan berubah dari ungu tua menjadi kuning terang dan
absorbansi pada panjang gelombang maksimumnya akan hilang. Penurunan nilai absorbansi terjadi karena larutan uji meredam DPPH dan peredaman
terjadi karena adanya transfer elektron atom hidrogen antioksidan kepada DPPH Molyneux, 2004.
4.6 Hasil Analisis Nilai IC
50
Inhibitory Concentration Sampel Uji
Nilai IC
50
diperoleh berdasarkan persamaan regresi linier yang didapatkan dengan cara memplot konsentrasi larutan uji dan persen peredaman
DPPH sebagai parameter aktivitas antioksidan, di mana konsentrasi larutan uji ppm sebagai absis sumbu X dan nilai persen peredaman sebagai ordinat
sumbu Y. Hasil persamaan regresi linier yang diperoleh untuk ekstrak daging
buah salak memiliki persamaan regresi linier Y = 0,1343X + 0,092 hasil analisis IC
50
diperoleh 371,61 ppm. Jus daging buah salak memiliki persamaan
Universitas Sumatera Utara
regresi linier Y = 0,2013X + 10,134, hasil analisis IC
50
diperoleh 198,04 ppm, dan vitamin C mempunyai persamaan regresi linier Y = 11,8955X + 0,376
hasil analisis IC
50
diperoleh 4,17 ppm. Dari hasil di atas diketahui bahwa ekstrak etanol dan jus daging buah
salak memiliki aktivitas antioksidan yang sangat lemah dibandingkan dengan vitamin C sebagai kontrol positif yang termasuk dalam kategori sangat kuat.
Untuk mengetahui kategori kekuatan aktivitas antioksidan dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut.
Tabel 4.5 Kategori kekuatan aktivitas antioksidan
No. Kategori
Konsentrasi µgml 1.
Sangat kuat 50
2. Kuat
50-100 3.
Sedang 101-150
4. Lemah
151-200 Dikutip dari Mardawati, dkk., 2008.
Kemampuan sampel uji dalam meredam 1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl DPPH sebagai radikal bebas dalam larutan metanol dengan nilai IC
50
konsentrasi sampel uji yang mampu meredam radikal bebas sebesar 50 digunakan sebagai parameter untuk menentukan aktivitas antioksidan sampel
uji tersebut Prakash, 2001. Hasil nilai IC
50
ekstrak etanol, jus daging buah salak dan vitamin C dapat
dilihat pada Tabel 4.6 berikut.
Tabel 4.6 Nilai IC
50
ekstrak etanol sampel uji dan vitamin C No.
Sampel IC
50
ppm 1
Ekstrak etanol daging buah salak 371,61
2 Juice daging buah salak
198,04 3
Vitamin C 4,17
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 4.5 dan Tabel 4.6 menunjukkan bahwa ada perbedaan aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol, jus daging buah salak dan vitamin C.
Dimana jus daging buah salak memiliki aktivitas antioksidan lebih kuat dibanding ekstrak etanol daging buah salak. Hal ini disebabkan karena semua
zat yang berfungsi sebagai antioksidan seperti flavonoid, vitamin C, glikosida, saponin, dan tanin lebih banyak terdapat dalam jus daging buah salak.
Sedangkan ekstrak etanol daging buah salak, zat yang berfungsi sebagai antioksidan pada buah salak kemungkinan tidak semua terdapat di ekstrak
etanol daging buah salak.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN