lebih baik memeriksa aglikon yang telah terhidrolisis daripada dalam bentuk glikosida dengan strukturnya yang rumit dan kompleks. Flavonoid dapat
berkhasiat antioksidan dan antibakteri Harbone, 1984. Struktur dasar flavonoid dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut:
Gambar 2.2 Struktur dasar flavonoid
Flavonoid bersifat antioksidan. Senyawa ini berperan sebagai penangkap radikal bebas karena mengandung gugus hidroksil. Karena bersifat
sebagai reduktor, flavonoid dapat bertindak sebagai donor hidrogen terhadap radikal bebas Silalahi, 2006.
2.5 Metode Pemerangkapan Radikal Bebas 1,1- diphenyl-2-picryihydrazyl
DPPH
Metode pemerangkapan radikal bebas DPPH ini diikuti oleh penurunan serapan pada panjang gelombang. Penurunan serapan diikuti dengan elektron
nitrogen ganjil dalam DPPH 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil yang dapat digunakan sebagai substrat untuk mempelajari sebagai mekanisme
penangkapan radikal pada beberapa fenolik, flavonoid dan polifenol Widyaningsih, 2010.
Universitas Sumatera Utara
Struktur kimia DPPH dapat dilihat pada Gambar 2.3 berikut ini:
DPPH radikal bebas DPPH non radikal
Gambar 2.3 Struktur kimia DPPH
Metode pemerangkapan radikal bebas DPPH 1,1-diphenyl-2- picrylhydrazil adalah suatu metode sederhana yang dapat digunakan untuk
menguji kemampuan antioksidan yang terkandung dalam makanan. Metode ini dapat digunakan untuk sampel yang padat dan bentuk larutan. Prinsipnya
adalah elektron ganjil pada molekul DPPH memberikan serapan maksimum pada panjang gelombang tertentu, berwarna ungu. Warna akan berubah dari
ungu menjadi kuning lemah pabila elektron ganjil tersebut berpasangan dengan atom hidrogen yang disumbangkan senyawa antioksidan. Perubahan warna ini
berdasarkan reaksi kesetimbangan kimia Prakash, 2001. DPPH merupakan radikal bebas yang stabil karena resonansi yang
dialaminya. Resonansi juga menyebabkan peningkatan kepekatan warna ungu Molyneux, 2004.
Universitas Sumatera Utara
Resonansi DPPH dapat dilihat pada Gambar 2.4 berikut ini:
Gambar 2.4 Resonansi DPPH
Ketika larutan DPPH dicampurkan dengan senyawa yang dapat mendonorkan atom hidrogen, akan dihasilkan bentuk tereduksi dari DPPH dan
berkurangnya warna ungu Molyneux, 2004. Reaksi antara DPPH dengan atom H dari senyawa antioksidan dapat dilihat pada Gambar 2.5 berikut.
Gambar 2.5
Reaksi antara DPPH dengan atom H dari senyawa antioksidan.
Universitas Sumatera Utara
2.5.1 Pelarut
Metode ini akan bekerja dengan baik menggunakan pelarut metanol atau etanol dan kedua pelarut ini tidak mempengaruhi dalam reaksi antara
sampel uji antioksidan dengan DPPH sebagai radikal bebas Molyneux, 2004.
2.5.2 Pengukuran Absorbansi - Panjang Gelombang
Panjang gelombang maksimum ƛ
����
yang digunakan dalam pengukuran uji sampel uji sangat bervariasi. Menurut beberapa literatur
panjang gelombang maksimum untuk DPPH antara lain 515 – 520 nm. Bagaimanapun dalam praktiknya hasil pengukuran yang memberikan peak
maksimum itulah panjang gelombangnya sekitar panjang gelombang yang disebutkan diatas. Nilai absorbansi mutlak tidaklah penting, karena panjang
gelombang dapat diatur untuk memberikan absorbansi maksimum sesuai dengan alat yang digunakan Molyneux, 2004.
2.5.3 Waktu Pengukuran
Pada awalnya lama pengukuran menurut beberapa literatur, yang direkomendasikan adalah selama 60 menit, tetapi dalam beberapa penelitian
waktu yang digunakan sangat bervariasi yaitu 5 menit, 10 menit, 20 menit, 30 menit, dan 60 menit. Waktu reaksi yang tepat adalah ketika reaksi sudah
mencapai kesetimbangan. Kecepatan reaksi dipengaruhi oleh sifat dari aktivitas antioksidan yang terdapat di dalam sampel Molyneux, 2004; Rosidah, et al.,
2008.
Universitas Sumatera Utara
2.6 Spektrofotometri UV-Visibel