Kondisi Sarana dan Prasarana yang Digunakan Permasalahan dan Solusi

LPPD Provinsi Lampung Tahun 2015 III.B.86 PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG No. Uraian Jumlah Orang S-1 S-2 S-3 49 42 - 3 Pangkat Golongan : Golongan I Golongan II Golongan III Golongan IV 1 16 86 17 4 Jumlah Pejabat Struktural : Eselon II Eselon III Eselon IV 1 7 20 5 Jumlah Pejabat Fungsional Perencana 2 6 Pegawai Tidak Tetap PTT : Data Base Non Data Base 2 13 Sumber : Subbag Umum dan Kepegawaian Bappeda Prov Lampung tahun 2015

5. Alokasi dan Realisasi Anggaran

APBD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah BAPPEDA Provinsi Lampung, Urusan Penataan Ruang tahun 2015, sebesar: Alokasi : Rp 31.645.013.940,- Realisasi : Rp 29.306.937.101,- 92,61

6. Proses Perencanaan Pembangunan

Perencanaan Pembangunan dilaksanakan sesuai Undang-undang 25 Tahun 2004 dan Permendagri nomor 59 Tahun 2007, dengan mekanisme sebagai berikut : a Sosialisasi program tahun berjalan dan rencana program tahun berikutnya ke Kabupatenkota dan instansi terkait; b Rapat Koordinasi teknis; c Penyusunan Rencana Kerja Renja SKPD; d Musrenbang Provinsi; e Fasilitasi dan koordinasi Musrenbang KabKota dan PusatNasional; f Penyusunan RKPD; g Penyusunan KUA dan PPAS; h Finalisasi dan Penetapan PPA; i Penyusunan Rencana Kerja Anggaran RKA; j Penyusunan Dokumen Pelaksanaan Anggaran DPA.

7. Kondisi Sarana dan Prasarana yang Digunakan

NO. UNIT JUMLAH KONDISI KET BAIK KURANG BAIK 1 2 3 4 5 1 1 Tanah 4.125 M 2 1 2 Parkir Roda Empat 150 M 2 V 2 3 Parkir Roda Dua 112 M 2 V 3 4 Bangunan Gedung terdiri dari : 3.863 M 2 4 LPPD Provinsi Lampung Tahun 2015 III.B.87 PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG NO. UNIT JUMLAH KONDISI KET BAIK KURANG BAIK a. Ruang Kerja 8 Unit V V b. Ruang Rapat 3 Unit V c. Ruang Perpustakaan 1 Unit V d. Ruang Server 1 Unit V e. Ruang Lab Data 1 Unit V f. Ruang Dharma WanitaPojok Asi 1 Unit V g. Ruang Mess Penjaga Malam 1 Unit V h. Gudang 2 Unit V i. Kantin 1 Unit V a. Mushollah 1 Unit V b. Ruang Genset 1 Unit V 5 Alat Angkutan 5 a. Kendaraan Roda Dua 11 Unit V b. Kendaraan Roda Empat 9 Unit V 6 Alat Rumah Tangga Kantor 1.034 Unit V 6 7 Alat Studio 46 Unit V 7 8 Alat Komunikasi 19 Unit V 8 9 Komputer PC 65 Unit V V 9 10 Laptop Note Book 83 Unit V V 10 11 Printer 69 Unit V V 11 12 Alat Olahraga 12 -Meja Tenis 2 Buah V - Alat Fitnes 4 Buah V 13 Koleksi Buku Perpustakaan 339 Buah V V 13 . Diisi keterangan lengkap, kurang, mencukupi atau lainnya

8. Permasalahan dan Solusi

Permasalahan Dalam penyelenggaraan penataan ruang sebagaimana diamanatkan UU No.262007 tentang penataan ruang, Pemerintah Provinsi Lampung berpedoman pada Perda No.12010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Provinsi Lampung Tahun 2009-2029. Berdasarkan perda tersebut telah ditetapkan 15 lima belas kawasan strategis Provinsi Lampung. Untuk mewujudkan kawasan strategis tersebut seyogyanya disusun Rencana Detail Tata Ruang RDTR akan dijadikan sebagai panduan rancang bangun kawasan dan arahan investasi pembangunan. Sampai dengan saat ini baru rencana kawasan pusat pemerintahan Provinsi Lampung Jati Agung yang sudah memiliki RDTR, sedangkan ke empat belas kawasan lainnya belum memiliki RDTR. Kualitas pengendalian pemanfaatan ruang di Provinsi Lampung belum berjalan dengan optimal. Kondisi ini disebabkan : a Untuk perwujudan kawasan strategis provinsi, seyogyanya segera disusun Rencana Detail Tata Ruang RDTR yang akan menjadi panduan rancang bangun kawasan dan arahan investasi pembangunan. Namun mengingat ketiadaan pendanaan, sampai saat ini kawasan strategis tersebut belum memiliki RDTR. Hal ini menjadi permasalahan dalam sisi perencanaan; LPPD Provinsi Lampung Tahun 2015 III.B.88 PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG b Belum tersedianya data spasial yang diperlukan pada proses perencanaan penataan ruang dibeberapa dinasinstansi; c Perlu adanya peningkatan Sumber Daya Manusia SDM dalam proses perencanaan penataan ruang di Provinsi Lampung; d Dalam proses penyusunan dokumen perencanaan tata ruang, yang masih menjadi kendala adalah masih kurang maksimalnya koordinasi antar pemangku kepentingan serta pemahaman dan manfaat dari perencanaan tata ruang. e Kendala lain pada proses perencanaan tata ruang adalah masalah mitigasi bencana. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa secara geologi, Provinsi Lampung dilalui sesar aktif Mentawai yang membentang di sepanjang pesisir barat Sumatera ke selatan Pulau Jawa ring of fire dan sesar Semangka yang membelah Pulau Sumatera dari ujung Aceh sampai Provinsi Lampung. Dampak dari adanya sesar aktif tersebut beserta gawir-gawir sesar adalah potensi terjadinya gempa akibat proses geologi untuk menstabilkan posisi lempeng. Adapun sesar Mentawai yang berada di dasar laut, selain potensi gempa juga menyebabkan tsunami sehingga perlu dilakukan upaya-upaya mitigasi untuk gempa da tsunami, khususnya Kabupaten Lampung Barat. f Selain itu, keterbatasan sarana dan prasarana juga menjadi salah satu kendala dalam proses perencana tata ruang. Solusi Untuk mengatasi permasalahan yang ada, perlu kiranya beberapa hal menjadi perhatian agar tidak terjadi lagi dimasa yang akan datang, yaitu : a Mengoptimalkan peran BKPRD baik provinsi maupun kabkota dalam menyelesaikan permasalahan penyelenggaraan penataan ruang daerah, serta dalam percepatan penyelesaian Perda RTRW dan rencana rincinya; b Mensosialisasikan substansi Perda RTRW kepada seluruh stakeholders, sehingga masyarakat memahami, merasa, memiliki dan dapat berpartisipasi dalam mengevaluasi penyelenggaraan penataan ruang; c Pemerintah perlu menerapkan mekanisme pemberian ‘reward’ bagi daerah yang konsisten melaksanakan Perda RTRW dan pemberian ‘disinsentif’ yang melakukan penyimpangan Perda RTRW; d Pemerintah pusat perlu membuat peraturan yang lebih konkrit yang mengatur penyusunan anggaran dan harus mengacu pada Perda RTRW, sehingga terjamin progress RTRW dengan baik; LPPD Provinsi Lampung Tahun 2015 III.B.89 PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG e Kegiatan monitoring dan evaluasi penataan ruang harus dilakukan secara periodik agar tidak terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan dan penerapan Perda RTRW pada masing-masing kabkota. Selain itu diperlukan peran serta masyarakat untuk pengawasan dalam bentuk pemantauan terhadap pemanfaatan ruang dan pemberian informasi atau laporan pelaksanaan pemanfaatan ruang.

9. Hal Lain yang Dianggap Perlu untuk Dilaporkan