LPPD Provinsi Lampung Tahun 2015
III.C.70
PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
NO SARANA DAN
PRASARANA JUMLAH
BhUnit KONDISI
KET. BAIK
KURANG BAIK
1 2
3 4
5 6
19 Camera Digital
12 12
- -
20 Handycam
6 6
- -
21 Megaphone
3 3
- -
22 LCD Proyektor + Layar
2 2
- -
23 Mesin Pemotong Rumput
1 1
- -
24 Calculator
5 5
- -
25 Perekam Suara
2 2
- -
26 Gordeng
1.010,5 m
2
1.010,5 m
2
- -
27 Sound System
2 2
- -
28 Brankas
2 2
- -
39 Hardisk External
22 22
- -
30 Stabilizer
10 10
- -
31 UPS
12 12
- -
32 Buku Perpustakaan
857 857
- -
33 Server Data
1 1
- -
34 Mesin Air
1 1
- -
35 Genset
1 1
- -
36 Mesin Penghancur Kertas
1 1
- -
37 Vacum Cleaner
2 2
- -
38 Monitor
1 1
- -
Gedung KantorTanah 39
Gedung Kantor 2
2 -
- KENDARAAN
40 Kendaraan Roda Empat
6 6
- 3 Unit APBN, 2
Unit APBD 41
Kendaraan Roda Dua 12
12 -
APBN 42
Peralatan kantor 633
633 -
Sarpras operasionalKa
ntor
8. Permasalahan dan Solusi
Permasalahan :
Selama ini pengumpulan data atau pelaporan yang sangat dibutuhkan masih dianggap atau dipandang tidak penting oleh sebagian pelaksana kegiatan, akibatnya pelaporan yang sangat
diperlukan menjadi kurang berkualitas atau akurat. Adapun permasalahan yang dihadapi selama tahun anggaran 2015 adalah sebagai berikut :
a Permasalahan dalam pencapaian kinerja APBD 2015:
1 Pada tahap pencetakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran APBD Murni 2015,
rincian dan anggaran yang dicetak merupakan usulan awal, tanpa adanya penyesuaian rincian dan anggaran, sehingga dalam pelaksanaannya menemui
beberapa kendala sehingga menunggu APBD Perubahan untuk menata ulang rincian kegiatan dan anggaran;
2 Sampai triwulan III 2015, besaran anggaran mengalami beberapa kali
perubahan, mulai dari optimalisasi tahap 1 10 dari Anggaran Belanja
LPPD Provinsi Lampung Tahun 2015
III.C.71
PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
Langsung, efisiensi tahap 2 30 dari total anggaran perjalanan dinas SKPD sampai APBD Perubahan;
3 Dalam APBD Perubahan 2015, Set. Bakorluh PPK mencoba menata ulang
rincian kegiatan dan anggaran yang mengalami optimalisasi untuk disesuaikan dengan rencana pelaksanaan, selain itu Set. Bakorluh juga menerima
penambahan anggaran dan kegiatan, sehingga diproyeksikan setelah APBD Perubahan disahkan pelaksanaan kegiatan yang sebelumnya menemui beberapa
kendala akan berjalan sesuai yang direncanakan. b
Pengembangan dan peningkatan kualitas SDM penyuluh, petani dan kelembagaan tani:
TENAGA PENYULUH
∑ 2015
∑ IDEAL
KETERANGAN
Penyuluh Pertanian
2.174 2.601
kebutuhan ideal 1 satu penyuluh di tiap desa, jumlah desa di Provinsi Lampung per Semester I
2015 sebanyak 2.601 desa, sehingga kekurangan tenaga penyuluh pertanian sebanyak 427 orang
Penyuluh Perikanan
119 675
kebutuhan ideal 3 tiga penyuluh di tiap kecamatan,
jumlah kecamatan
di Provinsi
Lampung per Semester I 2015 sebanyak 225 kecamatan,
sehingga kekurangan
tenaga penyuluh perikanan sebanyak 556 orang
Penyuluh Kehutanan
251 900
kebutuhan ideal 4 empat penyuluh di tiap kecamatan,
jumlah kecamatan
di Provinsi
Lampung per Semester I 2015 sebanyak 225 kecamatan,
sehingga kekurangan
tenaga penyuluh kehutanan sebanyak 649 orang
Keterangan: 1 Jumlah tersebut terdiri dari 843 orang penyuluh PNS; 679 orang Tenaga Harian
Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian THL TB PP dan 652 orang penyuluh swadaya;
2 Jumlah tersebut terdiri dari 55 orang penyuluh PNS dan 64 penyuluh swadaya; 3 Jumlah tersebut terdiri dari 156 orang penyuluh PNS dan 95 orang Penyuluh
Kehutanan Swadaya Masyarakat PKSM -
Masih adanya formasi penyuluh yang tidak bertugas di lapangan, selain itu setiap tahunnya ada yang memasuki usia pensiun. Kekurangan kebutuhan
tenaga penyuluh tersebut tidak diimbangi dengan perekrutan formasi penyuluh baru, walaupun ada tapi tidak ditugaskan di lapangan.
- THL TB PP memiliki keterbatasan dalam hal kemampuan, karena itu
dibutuhkan dukungan pendidikan dan pelatihan kepenyuluhan. -
Pendidikan dan pelatihan yang diikuti sebagian besar belum sesuai dengan kebutuhan lapanganspesifik lokasi, baik dari jumlah maupun jenisnya.
- Latihan penjenjangan bagi penyuluh belum banyak dilaksanakan.
LPPD Provinsi Lampung Tahun 2015
III.C.72
PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
- Pelaku utama sebagai sasaran penyuluhan tingkat kemampuan dan
keterampilan manajerial dalam berbisnis belum mengarah kepada kondisi dan
kebutuhan agribisnis.
Oleh karena
itu penyuluh
sebagai motivatorfasilitator harus memiliki kompetensi di bidang agribisnis.
c Penataan, penguatan dan pengembangan kelembagaan:
1 Kelembagaan yang menunjang kegiatan penyuluhan pada tingkat lapangan sangat bervariasi antar kabupatenkota satu dengan yang lainnya, bahkan antar
sub sektor mempunyai kelembagaan yang berbeda dengan pemanfaatan yang masih ego sektoral.
2 Kapasitas kelembagaan penyuluhan di lapangan wilayah kecamatan sangat terbatas, kurang memadai untuk dapat menyelenggarakan penyuluhan yang baik,
efisien dan profesional. 3 Kelembagaan pelaku utama belum banyak diberdayakan sebagai kelembagaan
penyuluhan swadayaswakarsa di perdesaan, dan Pos Penyuluhan Desa Posluhdes yang diharapkan sebagai tempat pertemuan antara penyuluh dengan
pelaku utama dan pelaku usaha belum banyak diwujudkan. 4 Kelembagaan penyuluhan baik di kabupatenkota, maupun kecamatan belum
didukung saranaprasarana yang memadai untuk dapat mengawal perubahan informasi, baik informasi teknologi, pembangunan maupun informasi pasar.
5 Masih banyaknya dana program CSR dari perusahaan-perusahaan di Provinsi Lampung yang berpotensi untuk digulirkan ke kelompok-kelompok pelaku
utama dan pelaku usaha di sektor pertanian, perikanan dan kehutanan. Salah satu kendala dalam akses penguatan permodalan melalui dana program CSR adalah
masih banyaknya kelompok pelaku utama dan pelaku usaha yang menurut beberapa perusahaan yang menyediakan dana program CSR belum cukup
krediblelayak untuk menerima dana tersebut. 6 Kelembagaan penyuluhan di kabupatenkota nomenkalturnya masih ada yang
belum sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 serta kapasitas dan kewenangan yang berbeda-beda sehingga menyulitkan untuk dapat
mengkoordinasikan, mengintegrasikan serta mensinergikan berbagai program kegiatan penyuluhan lintas sektor.
Dari 15 kabkota di Lampung, baru 12 kabkota yang memiliki BP4K, 3 kabkota yaitu Lampung Barat, Bandar Lampung dan Pesisir Barat masih
bergabung dengan Badan Ketahanan Pangan. Dari 225 kecamatan yang ada baru terdapat 210 Balai Penyuluhan Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan BP3K.
LPPD Provinsi Lampung Tahun 2015
III.C.73
PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
d Sistem penyelenggaraan penyuluhan:
1 Penyusunan program belum dilaksanakan secara optimal dan belum dapat sepenuhnya sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 25 Tahun 2009,
Peraturan Menteri KP Nomor 13 Tahun 2011 maupun Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 78 Tahun 2014.
2 Penyelenggaraan penyuluhan belum sepenuhnya mengacu pada program penyuluhan.
3 Belum sinergisnya materi kegiatan penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan terhadap kebutuhan petani agribisnis.
4 Pelaku utama dan pelaku usaha sebagai sasaran penyuluhan belum terorganisir dengan rapi.
5 Pemberdayaan pelaku utama belum dilaksanakan secara optimal. 6 Sistem latihan dan kunjungan yang ada saat ini belum banyak mengakomodir
kebutuhan agribisnis, dan penerapannya masih terbatas. 7 Modul-modul pelatihan agribisnis dan kewirausahaan baik bagi pelaku utama
maupun para penyuluh belum cukup memadai sesuai kebutuhan. 8 Terbatasnya dukungan sarana dan prasarana penyuluhan di kabupaten kota dan
kecamatan untuk mendukung penyelenggaraan sistem penyuluhan yang efektif dan efisien.
e Jejaring kerjasama dan kemitraan:
1 Lemahnya kemampuan manajerial kelompok pelaku utama dan pelaku usaha di sektor pertanian, perikanan maupun kehutanan.
2 Kurangnya pemahaman kelompok pelaku utama dan pelaku usaha dalam
mengakses bantuan
permodalan yang
disediakan perusahaan-
perusahaanbadan usaha milik Negara, daerah maupun swasta. 3
Rumitnya skema penyaluran dana Corporate Social Responsibility CSR dari perusahaan ke kelompok-kelompok pelaku utama atau pelaku usaha.
4 Masih terbatasnya anggaran untuk memfasilitasi pembentukan jejaring
kerjasama dan kemitrausahaan antara perusahaan dengan kelompok- kelompok pelaku utama.
f Sarana dan prasaran penyelenggaraan pembangunan penyuluhan:
1 Belum memadainya ketersediaan data dan informasi kapasitas sarana
prasarana penyuluhan di masing-masing kabupatenkota. 2
Terbatasnya kemampuan daerah provinsi dan kabupatenkota untuk dapat menyediakan sarana dan prasarana penyuluhan yang memadai.
3 Masih
kurangnya perhatian
pemerintah daerah
di beberapa
kabupatenkota dalam mendukung penyelenggaraan penyuluhan.
LPPD Provinsi Lampung Tahun 2015
III.C.74
PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
4 Tidak semua kecamatan di kabupatenkota memiliki bangunan Balai
Penyuluhan Pertanian BPP yang memadai, serta didukung data dan informasi pengelolaan asset sarana dan prasarana.
5 Terbatasnya perangkat kerja penyuluh di BPP untuk mendukung sistem
kerja penyuluhan yang efektif dan efisien.
9. Hal Lain yang Dianggap Perlu untuk Dilaporkan