Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

23 Secara astronomis letak geografis kota Payakumbuh berada pada 0º17´ LS dan 100º35` sampai dengan 100º42´ BT. Curah hujan rata-rata 2000 – 2500 mmth. Suhu rata-rata 26ºC dengan tingkat kelembaban 45 - 50. Keadaan topografi bervariasi antara dataran dan bukit serta kondisi tanah yang relatif subur dengan jenis tanah Latosol. Ketinggian tempat ± 514 m diatas permukaan laut, sedangkan di sekitar pusat kota tergolong datar. Berdasarkan hasil interprestasi kelerengan dari Peta Topografi blad 104 Si Toejoeh Batoer, Blad 105 Simalanggang, Blad 124 Payakoemboeh dan Blad 132 G. Malintang, skala 1 : 20.000 Governement Sumatera’s Westkust, Residentie Padangsche Bovenlanden, 1894, serta hasil pengecekan lapangan, menunjukkan bahwa wilayah Kota Payakumbuh mempunyai 5 kelas, datar 0-3, agak landai 3-8, landai 8-15, agak curam 15-40 dan curam 40, sedangkan sebagian besar wilayah Kota Payakumbuh tergolong datar dengan luas 371,20 Ha 4,61 dan agak curam-curam seluas 41,61 Ha 0,52 Kota Payakumbuh dilalui oleh 3 tiga sungai besar yaitu : Batang Agam, Batang Lampasi dan Batang Sinamar. Disamping itu terdapat juga sungai kecil yaitu Batang Air Sungai Talang, Batang Sikali, Sungai Bai dan Batang Pulau. Batang Agam terletak pada bagian tengah Kota Payakumbuh yang melalui seluruh wilayah kecamatan yang ada. Batang Agam, Batang Lampasi bermuara pada Batang Sinamar. Sungai-sungai tersebut merupakan bagian dari wilayah Daerah Aliran Sungai DAS Batang Kuantan. 2.Demografi Kota Payakumbuh dengan luas wilayah ± 80,43 Km2, terdiri dari 5 kecamatan dan 76 kelurahan. Jumlah penduduk keadaan tahun 2012 mencapai +130.000 jiwa dengan sebagian besar penyebaran terkonsentrasi di pusat kota sedangkan pada kawasan lain kepadatan penduduk tidak merata. 3.Sosial Ekonomi dan Budaya Mata pencarian penduduk terdiri dari petani 60, Buruh 10 Pedagang 10, PNS TNI Polri 10 dan mereka cenderung menghuni daerah yang berdekatan dengan sawah, air, Sebahagian lagi cenderung tinggal di daerah yang dekat dengan pasar dan padat perumahan. Sehingga beresiko bencana baik yang ditimbulkan oleh alam maupun akibat ulah manusia itu 24 sendiri, sementara pengetahuan masyarakat tentang artinya bencana dan cara mencegah serta mengurangi resiko umumnya masih rendah. 3.1.2 Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi 1. Permasalahan dalam Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi pada setiap bidang sesuai dengan tupoksi adalah sebagai berikut : a. Permasalahan dalam bidang ideologi dan wawasan kebangsaan 1. Makin hari rasa berbangsa dan bernegara makin memudar 2. Makin menurunnya moral dari generasi muda khususnya dam masyarakat umumnya 3. Sikap dan tindak masyarakat sudah jauh dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila b. Permasalahan pada kewaspadaan dan pembinaan masyarakat 1. Karakteristik daerah yang dibangun dalam kondisi yang masih terbatas yang berpotensi menimbulkan kerawanan social 2. Masih lemahnya koordinasi antar lembaga sektoral dibidang kewaspadaan diri c. Permasalahan pada bidang politik dalam negeri 1. Masih terbatasnya pendidikan politik pada masyarakat dan generasi muda 2. Masih kurangnya kesadaran masyarakat mendaftarkan ormas dan LSM 3. Masih kurangnya kesadaran pengurus partai politik penerima bantuan dalam penyelesaian administrasi

2. Permasalahan dalam Urusan Penanggulangan Bencana Daerah

Beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi pada setiap bidang sesuai dengan tupoksi adalah sebagai berikut : a. Permasalahan Penanggulangan Bencana pada saat Pra Bencana 1. Keterbatasan anggaran Pemerintah Daerah 2. Lemahnya kemampuan sumber daya manusia staf Pemerintah Daerah 3. Kelembagaan belum representative 4. Lemahnya koordinasi antar instansi