1
g. Melaksanakan rencana kerja bidang keuangan dan pembiayaan mengacu pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional
h. Melaksanakan rencana kerja bidang budaya dan lingkungan sekolah untuk menciptakan suasana, iklim dan lingkungan pendidikan yang
kondusif dengan menerapkan tata tertib sekolah, dan kode etik sekolah i.
Melaksanakan rencana kerja bidang peran serta masyarakat dan kemitraan sekolah dengan sasaran menjalin kemitraan dengan lembaga
pemerintah dan non-pemerintah, berkaitan dengan input, proses, output, dan pemanfaatan lulusan.
j. Melaksanakan pengawasan pengelolaan sekolah dalam bentuk
pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut hasil pengawasan
k. Melakukan evaluasi diri proses pembelajaran, program kerja Tahunan, KTSP, pendayagunaan tenaga pendidik dan kependidikan secara periodik
l. Hasil akreditasi sekolah adalah A
m. Mempunyai kepemimpinan yang terdiri dari Kepala Sekolah dengan dibantu 3 Wakil Kepala Sekolah yang diangkat sesuai dengan ketentuan
n. Memiliki Sistem Informasi Manajemen SIM untuk mendukung administrasi pendidikan yang efektif, efisien dan akuntabel dengan
sumberdaya manusia dan fasilitas yang efisien, efektif, dan mudah diakses
7. Standar Pembiayaan a. Mengalokasikan dan memenuhi biaya investasi, biaya operasi, biaya
personal dan non personal b. Memiliki program dan upaya sekolah menggali dan mengelola serta
memanfaatkan dana dari berbagai sumber c. Membuat laporan pertanggung-jawaban secara akuntabel dan
transparan 8. Standar Penilaian Pendidikan
a. Menerapkan prinsip-prinsip penilaian b. Menerapkan teknik dan instrumen penilaian
c. Menerapkan mekanisme dan prosedur penilaian d. Menerapkan penilaian oleh pendidik
e. Menerapkan penilaian oleh satuan pendidikan
E. Tahapan Pelaksanaan Pembinaan
Pelaksanaan program pembinaan SMA berbasis keunggulan lokal dan pembelajaran berbasis TIK dilakukan secara terpadu, sitematis dan berkelanjutan
dengan melibatkan unsur Dit. Pembinaan SMA, Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan KabupatenKota, Sekolah dan pemangku kepentingan lainnya sesuai
dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Agar seluruh program dan kegiatan dapat terlaksana secara efektif perlu adanya upaya dan aktivitas di
sekolah yang dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan. Berikut ini acuan umum dalam pemenuhan SNP, PBKL dan pembelajaran berbasis TIK yang harus
dilakukan sekolah mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan supervisi dan evaluasi :
©2012, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Mempelajari dan Memahami
Dokumen SNP Analisis Kontek : 8
SNP, Satuan Pendk,
Lingkungan Menyusun dan
Menetapkan Skala Prioritas
Menyusun KTSP, RKJM
dan RKA-S Permendiknas
8 SNP Permendiknas
8 SNP
Instrumen Analisis Kondisi
Instrumen Analisis Kondisi
Juknis KTSP dan Penyusunan
Program Kerja Juknis KTSP dan
Penyusunan Program Kerja
Penguasaan Substansi
Strateg. Implement. 8
SNP Penguasaan
Substansi Strateg.
Implement. 8 SNP
Kond. Ideal, Kond. Riil, dan
Kesenjangan Kond. Ideal,
Kond. Riil, dan Kesenjangan
Rencana Tindak Lanjut
Rencana Tindak Lanjut
KTSP, RKJM dan RKA-S
KTSP, RKJM dan RKA-S
Pelaksanaan Kegiatan Sekolah
Peningkatan Profil
SNP, PBKL, TIK Peningkatan
Profil SNP, PBKL, TIK
Supervisi dan Evaluasi
Hasil dan Rekomendasi
Hasil dan Rekomendasi
Instrumen Supervisi dan
Evaluasi Instrumen
Supervisi dan Evaluasi
1
Gambar 3. Alur strategi pelaksanaan pembinaan SMA Berbasis Keunggulan Lokal dan Pembelajaran berbasis TIK
Penjelasan alur di atas sebagai berikut : 1. Perencanaan
a. Pemahaman substansi 8 SNP Operasionalisasi SNP sebagaimana dijelaskan dalam PP No. 19 Tahun
2005 tentang SNP tertuang dalam Permendiknas yang mengatur tentang 8 SNP yaitu Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, Standar
Proses, Standar Pengelolaan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pembiayaan, dan
Standar Penilaian. Penguasaan isi 8 SNP mutlak diperlukan baik oleh institusi pembina maupun sekolah sebagai dasar untuk mempelajari
konsep SMA Model SKM-PBKL-PSB. Oleh karena itu 8 SNP harus dikuasai sampai menemukan indikator-indikator kunci yang harus dipenuhi oleh
satuan pendidikan.
Pada dasarnya pemahaman institusi pembina dan sekolah sudah tidak diragukan lagi. Namun berkaitan dengan program SMA Berbasis
Keunggulan Lokal dan Pembelajaran Berbasis TIK perlu didalami lebih lanjut indikator-indikator kunci 8 SNP yang harus dipenuhi sekolah
kaitannya dengan PBKL dan TIK. Pendalaman indikator kunci 8 SNP tersebut dapat dilakukan melalui workshop maupun IHT baik ditingkat
pusat, provinsi, kabupatenkota, dan sekolah.
b. Analisis Konteks
©2012, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
KTSP, RKJM dan RKA-S
KTSP, RKJM dan RKA-S
1
Prinsip dasar program SMA Berbasis Keunggulan Lokal dan Pembelajaran Berbasis TIK adalah meningkatkan pemenuhan SNP
sekolah dari kondisi saat ini menuju kondisi memenuhihampir memenuhi SNP, sekaligus melaksanakan PBKL dan meningkatkan
pemanfaatan TIK untuk pembelajaran. Peningkatan pemenuhan SNP tersebut dilakukan berdasarkan kesenjangan antara kondisi nyata
sekolah saat ini dengan kondisi yang diharapkan sebagaimana di syaratkan dalam SNP. Oleh karena itu langkah pertama yang harus
dilakukan adalah melakukan identifikasi kondisi sekolah saat ini untuk mengetahui tingkat pemenuhan indikator-indikator 8 SNP, PBKL dan
pemanfaatan TIK untuk pembelajaran dalam bentuk keberhasilan, kekurangan, dan permasalahan.
c. Penetapan skala prioritas Identifikasi kondisi awal sekolah akan menghasilkan sejumlah data dan
informasi tentang keberhasilan, kekurangan dan permasalahan dalam pemenuhan SNP, pelaksanaan PBKL dan pemanfaatan TIK untuk
pembelajaran. Berbekal data dan infomasi tersebut maka dilakukan analisis kekurangan dan permasalahan berdasarkan tingkat
kemendesakan dan kepentingannya. Analisis menghasilkan daftar kekurangan dan permasalahan yang perlu diselesaikan berdasarkan
skala prioritas. Penetapan skala prioritas memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Standar yang memiliki ketercapaian tinggi, dengan memanfaatkan
sumber daya yang tersedia di sekolah, baik tenaga, sarana prasarana maupun pembiayaan
2. Standar yang pengelolaan dan penyelenggaraannya sepenuhnya menjadi kewenangan sekolah sesuai prinsip MBS dan tidak
tergantung pada kebijakan daerah atau pusat 3. Standar yang berkaitan langsung pada proses pembelajaran
Standar Isi, Standar Kompetesi Lulusan, Standar Proses, Standar Pengelolaan, dan Standar Penilaian
d. Penyusunan KTSP, RKJM dan RKA-S Mengacu pada hasil analisis kondisi dan penetapan skala prioritas,
sekolah menyusun atau menyempurnakan rencana kerja sekolah berupa Rencana Kerja Jangka Menengah RKJM empat tahunan dan
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah RKA-S satu tahunan. RKJM dan RKA-S memuat kegiatan-kegiatan pemenuhan 8 SNP termasuk
didalamnya pemenuhan PBKL dan pembelajaran berbasis TIK sebagaimana skala prioritas yang telah ditetapkan dengan
mempertimbangkan sasaran per standar sebagai berikut :
1. Standar Isi SI Standar Isi merupakan salah satu acuan utama bagi satuan
pendidikan dalam mengembangkan kurikulum yang selanjutnya disebut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Terkait dengan
fungsi kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai penyelenggaraan kegiatan pembelajaran maka substansi kurikulum SMA Berbasis Keunggulan Lokal dan
Pembelajaran Berbasis TIK harus menggambarkan seluruh program yang diselenggarakan oleh sekolah termasuk PBKL dan
pemanfaatan TIK dalam pembelajaran.
2. Standar Kompetensi Lulusan SKL
©2012, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
1
SKL terdiri atas SKL satuan pendidikan, SKL kelompok mata pelajaran, dan SKL mata pelajaran, selain merupakan salah satu
acuan utama dalam pengembangan KTSP juga digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik.
Oleh karena itu substansi SKL harus menjadi acuan bagi sekolah dalam mengembangkan visi, misi, tujuan dan program kerja
termasuk di dalamnya PBKL dan pemanfaatan TIK dalam pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar sekolah dapat menyiapkan
proses pemenuhan SKL peserta didik yang akan diukur melalui penilaian oleh pendidik, satuan pendidikan dan pemerintah.
Keberhasilan pembelajaran salah satunya diawali dari pemahaman fungsi ketiga SKL di atas. Oleh karena itu SMA Berbasis Keunggulan
Lokal dan Pembelajaran Berbasis TIK harus melakukan pengkajian terhadap tingkat pemanfaatan ketiga SKL tersebut dalam KTSP,
proses pembelajaran, dan penilaian penilaian hasil belajar dengan mempertimbangkan integrasi PBKL dan TIK untuk pembelajaran.
3 Standar Proses Standar Proses selain merupakan salah satu acuan utama dalam
pengembangan KTSP juga merupakan acuan bagi satuan pendidikan untuk melaksanakan pembelajaran dalam mencapai
kompetensi lulusan. Standar Proses mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil
pembelajar, dan pengawasan proses pembelajaran. Agar proses pembelajaran dapat terlaksana secara efektif dan mendapatkan
hasil yang optimal diperlukan adanya keterpaduan terhadap keseluruhan proses mulai dari perencanaan sampai dengan
pengawasan.
Perencanaan pembelajaran meliputi silabus dan RPP yang memuat mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator
pencapaian kompt, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil
belajar dan sumber belajar. RPP disusun dengan mengakomodasi pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas
aspek belajar dan keragaman budaya, dan mempertimbangkan penerapan TIK secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai
dengan situasi dan kondisi. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan harus interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang dan memotifasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreatifitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Dalam standar proses dijelaskan bahwa salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran
antara lain adalah bakat, potensi, latar belakang budaya, norma, nilai, dan atau lingkungan peserta didik. Hal ini sejalan dengan
pendekatan pembelajaran pendidikan berbasis keunggulan lokal. Dengan demikian program PBKL harus terintegrasi sebagai satu
kesatuan dalam proses pembelajaran pada SMA Berbasis Keunggulan Lokal dan Pembelajaran Berbasis TIK. Di samping itu
untuk membantu siswa dalam meningkatkan intelektual, kreatifitas dan membangkitkan minat, motivasi belajar, dan sekaligus
meningkatkan efektifitas pembelajaran dapat dilakukan dengan menerapkan TIK. Konsekuensinya maka SMA Berbasis Keunggulan
©2012, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
1
Lokal dan Pembelajaran Berbasis TIK harus melakukan pengembangan terhadap silabus, RPP, bahan ajar dan pelaksanaan
pembelajaran dengan mengintegrasikan PBKL dan TIK untuk pembelajaran.
4. Standar Pengelolaan Standar Pengelolaan berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan,
dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupatenkota, provinsi, atau nasional agar tercapai
efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan. Pemenuhan Standar Pengelolaan bagi SMA Berbasis Keunggulan Lokal dan
Pembelajaran Berbasis TIK menjadi salah satu prioritas utama yang dititik beratkan pada pemantapan visi, misi dan tujuan sekolah;
penguatan program kerja sekolah RKJM dan RKA-S; pemenuhan pedoman-pedoman pengelolaan sekolah; pemantapan pelaksanaan
program kesiswaan; peningkatan kompetensi pendidik khususnya dibidang TIK dan konten pembelajaran; penguatan budaya dan
lingkungan sekolah, dan peningkatan sistem pengawasan.
5. Standar Sarana dan Prasarana Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan
yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang satuan pendidikan, lahan, bangunan gedung, dan kelengkapan prasarana dan sarana
ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang laboratorium biologi, ruang laboratorium fisika, ruang laboratorium kimia, ruang
laboratorium komputer, ruang laboratorium bahasa, ruang pimpinan, ruang guru, ruang tata usaha, tempat beribadah, ruang
konseling, ruang UKS, ruang organisasi kesiswaan, jamban, gudang, ruang sirkulasi, tempat bermain berolahraga. Mempertimbangkan
bahwa sarana dan prasarana merupakan standar yang membutuhkan pendanaan yang relative besar, maka
pemenuhannya diprioritaskan sarana dan prasarana yang secara langsung mendukung proses pembelajaran yaitu prasarana dan
sarana ruang kelas, perpustakaan, dan semua jenis laboratorium. Sarana dan prasarana lainnya dipenuhi kemudian secara bertahap.
6. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan Standar pendidik dan tenaga kependidikan mencakup kualifikasi
dan kompetensi serta kesesuaian pendidikan dengan mata peajaran yang diajarkan. Pemenuhan kompetensi guru menjadi prioritas
utama khususnya pada kompetensi pembelajaran, penilaian, dan penguasaan TIK untuk pembelajaran. Selanjutnya adalah
pemenuhan tenaga perpustakaan dan laboran dengan prioritas memberdayakan dan meningkatkan kompetensi tenaga yang sudah
ada.
7. Standar Pembiayaan Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan
besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu Tahun. Permasalahan umum pemenuhan standar pembiayaan
adalah keterbatasan ketersediaan dana oleh pemerintah dan pemerintah daerah. Oleh karena itu perlu digalakkan penggalian
dana dari pihak ketiga untuk keperluan operasional pendidikan dengan tetap mengedepankan ketentuan yang mengatur tentang
pembiayaan sekolah.
©2012, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
1
8. Standar Penilaian Standar penilaian pendidikan adalah standar yang berkaitan
dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Pemenuhan standar penilaian diprioritaskan pada
penerapan penilaian hasil belajar oleh pendidik dan satuan pendidikan sesuai dengan prinsip, mekanisme dan prosedur.
Sekolah harus menyiapkan semua instrumen penilaian sesuai persyaratan substansi, konstruksi dan bahasa.
e. Pelaksanaan kegiatan 1. Kegiatan SMA Berbasis Keunggulan Lokal dan Pembelajaran
Berbasis TIK dilaksanakan berdasarkan rencana kerja tahunan RKA- S oleh penanggung jawab kegiatan
2. SNP, PBKL dan pembelajaran berbasis TIK merupakan satu kesatuan kegiatan yang terintegrasi, namun agar efektif pelaksanaannya
dikelola oleh masing-masing tim dibawah koordinasi dan kendali Kepala Sekolah dengan dibantu oleh para Wakil Kepala Sekolah
3. Pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan perlu mendapat persetujuan rnelalui rapat dewan
pendidik dan komite sekolah 4. Kepala Sekolah mempertanggungjawabkan pelaksanaan
pengelolaan bidang akademik pada rapat dewan pendidik dan bidang non akademik pada rapat komite sekolah dalam bentuk
laporan pada akhir tahun ajaran yang disampaikan sebelum penyusunan rencana kerja tahunan berikutnya
5. Memberikan layanan konsultasi dan bimbingan teknis kepada SMA lain disekitarnya dalam pemenuhan SNP, pelaksanaan PBKL dan
pembelajaran berbasis TIK f.
Supervisi dan Evaluasi 1. Supervisi dan evaluasi dilaksanakan oleh internal dan eksternal
sekolah sebagai pengendalian proses dan penilaian hasil pelaksanaan kegiatan sekolah
2. Supervisi internal dilakukan terhadap pengelolaan akademik secara teratur dan berkelanjutan oleh kepala sekolah sedangkan supervisi
eksternal dilakukan oleh pengawas. 3. Evaluasi internal dilakukan dalam bentuk evaluasi diri terhadap
kinerja sekolah untuk mengukur, menilai kinerja, dan melakukan perbaikan dalam rangka pelaksanaan SNP dalam bentuk evaluasi
proses pembelajaran sekurang-kurangnya 2 kali dalam setahun dan program kerja tahunan sekurang-kurangnya 1 kali dalam setahun.
4. Supervisi dan evaluasi eksternal dilakukan oleh Dit. Pembinaan SMA, Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan baik secara
bersama-sama maupun sendiri-sendiri untuk memantau perkembangan proses dan menilai kinerja sekolah untuk 8 SNP,
pelaksanaan PBKL dan pemanfaatan TIK dalam pembelajaran.
Pembinaan terhadap SMA Berbasis Keunggulan Lokal dan Pembelajaran Berbasis TIK dilaksanakan selama 3 tiga tahun mulai tahun 2010-2012 dengan tahapan
pelaksanaan program dan pembinaan sebagai berikut:
1. Tahun 2010 : Tahap Penataan Tahap penataan merupakan tahap identifikasi sumber daya yang tersedia
pada satuan pendidikan untuk jangka waktu 1 satu tahun pelajaran terhitung mulai awal Juli 2010 s.d. akhir Juni 2011. Identifikasi diawali
©2012, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
1
dengan kegiatan analisis konteks yang mencakup: 1 analisis 8 delapan SNP, 2 analisis satuan pendidikan daya dukung internal, dan 3 analisis
lingkungan satuan pendidikan daya dukung eksternal, dibandingkan dengan kondisi ideal profil yang harus dipenuhi oleh satuan pendidikan
dalam melaksanakan program SNP, PBKL dan pembelajaran berbasis TIK. Pada tahap ini pemenuhan SNP diprioritaskan pada standar-standar yang
pelaksanaannya sepenuhnya menjadi kewenangan satuan pendidikan, dan pada akhir bulan Juni 2011 sekolah diharapkan mampu mencapai hasil
sebagai berikut: a. Memenuhi minimal 50 dari profil ideal sekolah pelaksana program
pembinaan SNP, PBKL dan pembelajaran berbasis TIK dengan kategori SIAP atau Standar III, sesuai dengan kondisi awal masing-masing sekolah
untuk 5 lima SNP yaitu: 1 Standar Isi, 2 Standar Kompetensi Lulusan, 3 Standar Proses, 4 Standar Penilaian, dan 5 Standar Pengelolaan.
b. Melakukan optimalisasi 3 tiga standar lainnya yaitu: 1 Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, 2 Standar Sarana dan Prasarana,
3 Standar Pembiayaan dan sumber daya pendukung lainnya. c. Memenuhi minimal 50 dari profil ideal untuk komponen Penampilan,
Pelayanan dan Prestasi 3 P dengan kategori BAIK. d. Melaksanakan rintisan program kemitraan dengan institusi lain yang
relevan dan atau dengan SMA lain di lingkungan setempat. 2. Tahun 2011 : Tahap Pengembangan
Tahap pengembangan merupakan tahap evaluasi keterlaksanaan dan pemenuhan profil SMA Berbasis Keunggulan Lokal dan Pembelajaran Berbasis
TIK yang belum tercapai pada tahun pelajaran 20102011, untuk jangka waktu pelaksanaan mulai awal Juli 2011 sampai dengan akhir Juni 2012.
Sebagaimana pada tahun sebelumnya, prioritas pemenuhan SNP juga lebih diprioritaskan pada standar-standar yang pelaksanaanya sepenuhnya
menjadi kewenangan sekolah, dengan tetap mengupayakan optimalisasi berbagai sumber daya pendukung baik yang tersedia di dalam maupun di
luar sekolah. Selain itu, program kemitraan dengan SMA lain yang secara khusus dimaksudkan untuk perluasan dan percepatan pemenuhan SNP dan
pelaksanaan PBKL dan pembelajaran berbasis TIK di sekolah lainnya akan lebih diintensifkan. Berkaitan dengan hal dimaksud, pada akhir bulan Juni
2012, sekolah diharapkan mampu mencapai hasil sebagai berikut: a. Memenuhi minimal 75 dari profil ideal sekolah pelaksana program
pembinaan SNP, PBKL dan pembelajaran berbasis TIK dengan kategori SIAP atau Standar III, untuk 5 lima SNP yaitu: 1 Standar Isi, 2
Standar Kompetensi Lulusan, 3 Standar Proses, 4 Standar Penilaian, dan 5 Standar Pengelolaan.
b. Melakukan optimalisasi minimal 50 dari profil ideal 3 tiga standar lainnya yaitu: 1 Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, 2 Standar
Sarana dan Prasarana, 3 Standar Pembiayaan dan, 3 sumber daya pendukung lainnya, minimal 50 dari profil ideal dengan kategori SIAP
atau Standar III.
c. Memenuhi minimal 75 dari profil ideal untuk komponen Penampilan, Pelayanan dan Prestasi 3 P dengan kategori BAIK.
d. Melaksanakan program kemitraan dengan institusi lain yang relevan dan dengan minimal 5 lima SMA lain di lingkungan setempat.
3. Tahun 2012 : Tahap Pemantapan Tahap pemantapan merupakan tahap terakhir dari keseluruhan program
pembinaan SMA Berbasis Keunggulan Lokal dan Pembelajaran Berbasis TIK di 132 SMA. Oleh karena itu tahap ini akan difokuskan untuk penyempurnaan
©2012, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
1
dan atau optimalisasi pemenuhan profil ideal SNP, PBKL dan pembelajaran berbasis TIK, untuk jangka waktu 1 satu tahun pelajaran mulai awal Juli
2012 sampai dengan akhir Juni 2013. Oleh karena itu pada akhir bulan Juni 2013, 132 sekolah pelaksana program SNP, PBKL dan pembelajaran berbasis
TIK diharapkan dapat mencapai hasil sebagai berikut: a. Mampu melaksanakan program SNP, PBKL dan pembelajaran berbasis
TIK secara mandiri. b. Memenuhi minimal 75 dari profil ideal sekolah pelaksana program
pembinaan SNP, PBKL dan pembelajaran berbasis TIK dengan kategori SIAP, untuk 5 lima SNP yaitu: 1 Standar Isi, 2 Standar Kompetensi
Lulusan, 3 Standar Proses, 4 Standar Penilaian, dan 5 Standar Pengelolaan.
c. Melakukan optimalisasi minimal 75 dari profil ideal 3 tiga standar lainnya yaitu: 1 Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, 2 Standar
Sarana dan Prasarana, 3 Standar Pembiayaan dan, 3 sumber daya pendukung lainnya dengan kategori SIAP atau Standar III.
d. Memenuhi minimal 90 dari profil ideal untuk komponen Penampilan, Pelayanan dan Prestasi 3 P dengan kategori BAIK.
e. Mampu memberi layanan sesuai dengan fungsinya sebagai “benchmarking” bagi sekolah lain dalam upaya pemenuhan seluruh SNP,
pelaksanaan PBKL dan pembelajaran berbasis TIK. f.
Melaksanakan program kemitraan dengan instansi lain yang relevan dan stakeholder sekolah, untuk mendukung pelaksanaan program
pelaksanaan SNP, PBKL dan pembelajaran berbasis TIK di sekolah yang bersangkutan.
g. Melaksanakan program kemitraanperluasan program SMA Berbasis Keunggulan Lokal dan Pembelajaran Berbasis TIK minimal dengan 10
sepuluh SMA lainnya, baik yang berada di wilayah setempat maupun di luar wilayah Provinsi KabupatenKota.
F. Peran Instansi Terkait