45
tahun 2002. Dilakukan persalinan seksio sesarea dengan alasan kelainan letak pada janin.
Partisipan ketiga berusia 31 tahun beragama Kristen, pendidikan terakhir SMA dan pekerjaannya sebagai wiraswasta. Mengalami persalinan normal pada tahun
2011. Dilakukan persalinan seksio sesarea dengan alasan janin kembar dengan posisi letak sungsang pada salah satu janin.
Partisipan keempat berusia 31 tahun beragama Kristen, pendidikan terakhir SMA dan pakerjaannya sebagai ibu rumah tangga. Mengalami persalinan normal pada
tahun 2007. Dilakukan persalinan seksio sesarea dengan alasan janin kembar dengan posisi melintang pada salah satu janin.
Partisipan kelima berusia 40 tahun beragama Kristen, pendidikan terakhir SMA dan pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga. Mengalami persalinan normal pada
tahun 2010. Dilakukan persalinan seksio sesarea dengan alasan peningkatan tekanan darah pada ibu.
Partisipan keenam berusia 33 tahun beragama Kristen, pendidikan terakhir Diploma satu dan pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga. Mengalami persalinan normal
pada tahun 2009. Dilakukan persalinan seksio sesarea dengan alasan kelainan letak pada janin disertai ketuban pecah sebelum waktunya.
B. Respon Ibu yang Mengalami Seksio Sesarea Setelah Persalinan Normal
Dari hasil wawancara dengan enam partisipan telah ditemukan respon tanggapan ibu yang mengalami seksio sesarea setelah persalinan normal. Mulai dari
Universitas Sumatera Utara
46
alasan dilakukannya operasi seksio sesarea setelah persalinan normal, respon pre operasi, respon terhadap keadaan bayi saat lahir, respon saat melihat bayi, respon
tentang perawatan post operasi di rumah sakit, respon terhadap lama waktu perawatan post operasi di rumah sakit, respon terhadap aktivitas dalam merawat bayi setelah pulang
dari rumah sakit, respon terhadap proses pemulihan setelah melahirkan normal dan seksio sesarea, respon terhadap proses melahirkan yang paling berkesan yang telah
dialami ibu dan jenis persalinan yang akan dipilih ibu jika ibu hamil kembali. 1. Alasan ibu melahirkan secara seksio sesarea setelah persalinan normal
Ada beberapa alasan yang dikemukakan oleh partisipan berkaitan dengan pilihan dalam melahirkan anaknya secara seksio sesarea setelah persalinan normal, yakni rasa
sakit yang hilang timbul, kelainan letak pada janin, ketuban pecah sebelum waktunya, kehamilan kembar, peningkatan tekanan darah pada ibu .
a. Rasa sakit yang hilang timbul Satu dari enam partisipan menyatakan bahwa mereka melahirkan anak
secara seksio sesarea karena rasa sakit yang hilang timbul, yaitu kurangnya kontraksi pada rahim ibu, yang bisa disebabkan karena kurangnya produksi hormon oksitosin yang
berfungsi untuk merangsang kontraksi. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut :
“ ..Sakitnya sebentar-sebentar aja, lima menit sekali, gitu-gitu aja, hilang-hilang…”
Partisipan 1
Universitas Sumatera Utara
47
b. Kelainan letak pada janin dan ketuban pecah sebelum waktunya Dua dari enam partisipan menyatakan bahwa mereka melahirkan secara
seksio sesarea setelah persalinan normal karena kelainan letak janin. Dan satu orang diantaranya menyatakan bahwa kelainan letak pada janin disertai dengan ketubannya
pecah sebelum waktunya, sehingga cairan yang ada dalam rahim berkurang. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut :
“..Bidannya bilang: anaknya sungsang, tapi agak mereng, pinggulnya yang dijalan lahirnya itu…”
Partisipan 2 “..Pas diperiksa dokternya wajahnya ini yang ada di jalan lahir, jadi
susahlah keluarnya.Trus kata dokternya , ini udah kering air ketubannya, katanya gitu. Makanya itu harus operasi..”
Partisipan 6
c. Dua dari enam orang partisipan menyatakan bahwa secsio sesarea dilakukan karena janin kembar, dengan kelainan letak pada salah satu janin. Hal ini
dapat dilihat dari pernyataan berikut: “..Karena aku takut melahirkan normal, anakku kembar kan, posisinya
pun satu sungsang pantatnya dibawah, trus satu lagi posisinya normal kepala yang di bawah. Makanya operasi ajalah..”
Partisipan 3 “..Dokter bilang: anakku kembar di dalam. Posisinya satu kepalanya di
bawah, yang satunya lagi melintang jadi tertutuplah jalan lahirnya itu, ya,, harus dioperasilah..”
Partisipan 4
Universitas Sumatera Utara
48
d. Satu dari enam partisipan menyatakan bahwa seksio sesarea dilakukan karena partisipan yang mengalami peningkatan tekanan darah. Hal ini dapat dilihat dari
pernyataan berikut: “..Kata bidannya tensiku tinggi, sebelum dioperasi tensinya sampe 270
waktu itu..” Partisipan 5
2. Respon pre operasi Sebelum proses persalinan secara seksio sesarea berlangsung, semua partisipan
mengalami respon psikologis yakni perasaan takut, pasrah, tenang dan biasa saja. a. Perasaan takut
Dua dari enam partisipan merasa takut sewaktu melahirkan secara seksio sesarea setelah persalinan normal. Ketakutan yang dirasakan ibu bisa berasal dari ketakutan
akan kondisi anaknya yang akan dilahirkan, takut kalau terjadi sesuatu yang tidak di inginkan. Bisa juga rasa takut itu muncul karena yang ada dalam benak ibu jika
dilakukan operasi maka perutnya akan dibelah sehingga takut akan rasa sakit dan ketakutan lainnya yang dapat membuat ibu stres sebelum menjalani proses operasi
terutama bagi ibu yang belum punya pengalaman tentang proses persalinan secara seksio sesarea. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut :
“…takutlah,, cemas, gimanalah antara hidup dan mati yang operasi ini, takut terjadi sesuatu yang gak diinginkan,..”
Partisipan 4 “..sedikit takut sih,, selamat gak aku nanti pas operasi, kan dibelah
gitu…” Partisipan 5
Universitas Sumatera Utara
49
b. Pasrah Satu dari enam partisipan merasa pasrah sebelum seksio sesarea, tidak merasa
takut dan cemas. Ibu merasa siap dengan segala resiko yang akan terjadi, walaupun kondisi yang terjadi tidak sesuai dengan yang ibu harapkan. Hal ini dapat dilihat dari
pernyataan partisipan berikut : “ ..Pas mau dioperasi pasrah lah,,terserah Allah mau kasih apa yang
penting aku sama bayiku selamat. Kalau apa yang terjadi terjadilah, cemas dan takut itu tidak ada..”
Partisipan 1 c. Perasaan tenang
Satu dari enam partisipan merasa tenang sebelum menjalani proses persalinan secara seksio sesarea, ibu merasa lebih tenang disebabkan karena ibu sudah
mempersiapkan diri sebelumnya dan sudah mendapat dukungan dari keluarga. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut :
“…Aku gak ada ngerasa takut, karena semenjak aku tau anakku kembar di dalam aku sudah berprinsip harus operasi aku takut melahirkan
normal, jadi tenang aja rasaku…” Partisipan 3
d. Perasaan biasa saja Tiga dari enam partisipan merasa biasa saja sebelum menjalani proses persalinan
secara seksio sesarea, ibu akan merasa lebih santai karena sudah mempersiapkan diri secara matang sebelum ia menjalani proses persalinan. Hal ini dapat dilihat dari
pernyataan partisipan berikut: “…Ya,,, gak ada apa-apa, biasa aja, karena dari rumah pun sudah
dibilang keluarga operasi aja karena ini sudah lewat tanggal. Partisipan 1
Universitas Sumatera Utara
50
“..Gak ada apa-apa,,, aku gak pernah takut untuk melahirkan jadi biasa aja, yang kupikirkan gimanalah anakku ini biar cepat keluar,,,”
Partisipan 2
“…Aku sih biasa aja, karena udah sering dengar-dengar tentang operasi melahirkan ini Sehat-sehat kok semua yang udah pernah operasi itu.
Jadi biasa aja..”
Partisipan 6
3. Respon tentang keadaan bayi saat lahir a. Lima dari enam partisipan yang melahirkan secara seksio sesarea keadaan
bayi saat lahir adalah segera menangis, karena kelima dari partisipan tersebut proses operasi yang dialaminya menggunakan anastesi lokal. Hal ini dapat dilihat dari
pernyataan berikut: “…anaknya sehat,, waktu operasi kan saya sadar.Udah anaknya
dibersihkan barulah anaknya menangis…” partisipan 1
“…Sadar kali pun, selama operasi ngomong terus. Aku dengar waktu itu suaranya nangis,…”
Partisipan 2 “…Sehat, sampai sekarang sehat. Waktu operasi itu aku dengar suara
tangisannya...”
Partisipan 3 “…Sadar, aku liat pun anakku udah lahir , langsung nangis anakku
waktu itu. . Partisipan 5
“..Sehat juga, sehat-sehat sampai sekarang. Disitu diangkat, dibersihkan, langsung nangis anakku…”
Partisipan 6 b. Satu dari enam partisipan menggunakan anastesi umum. Sehingga ibu tidak
mengetahui keadaan bayi saat lahir segera menangis atau tidak. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut :
Universitas Sumatera Utara
51
“…Gak ada ditanya, soalnya aku gak sadar waktu dioperasi, dibius total. Partisipan 4
4. Respon ibu saat melihat bayi Perasaan keenam partisipan saat mendengar bayinya telah lahir partisipan
merasa senang, bahagia dan haru pada saat mendengar bahwa bayi mereka yang telah ditunggu selama sembilan bulan telah lahir dengan selamat. Hal ini dapat dilihat dari
pernyataan partisipan berikut: “…Saya tanya dokternya: sehat dok?, sehat bu, kata dokternya…senang
kali rasanya waktu itu..” Partisipan 1
“…Soalnya anak yang kami tunggu-tunggu kan laki-laki, lahirlah anaknya laki-laki, senang kalilah rasaku…”
Partisipan 2 “…Udah dibilang susternya anakku sehat, senang kali rasaku…”
Partisipan 3 “...Tapi waktu anakku sama aku,anaknya laki-laki, yang kami harapkan
kan anak laki-laki. Bahagia kalilah rasanya, sehat lagi anaknya…” Partisipan 4
“…Terharu kali rasaku waktu itu, ternyata kami berdua selamat…” Partisipan 5
“…Gitu lihat anakku, macam merasa terharu gitu..” Partisipan 6
5. Respon ibu tentang perawatan post operasi di rumah sakit Ada beberapa respon yang disampaikan partisipan dari yang dialaminya setelah
menjalani proses operasi seksio sesarea selama ibu dirawat di rumah sakit, yakni kondisi ibu post operasi selama dua jam, mobilisasi dini yang ibu lakukan post operasi.
Universitas Sumatera Utara
52
a. Kondisi ibu post operasi selama 2 jam Dua dari enam partisipan mengalami beberapa kondisi setelah selesai
operasi sampai dua jam seperti belum bisa bergerak, ada yang sudah merasakan respon reflex nyeri atau denyut pada bagian bekas operasi, ada juga yang belum merasakan apa-
apa karena respon tubuh terhadap obat bius berbeda-beda. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut:
“..gak ada terasa sakit, sampai di ruang perawatan pun, tapi udah mulai
terasa dingin kurasa waktu itu, kan dah agak hilang biusnya…” Partisipan 3
“…Siap operasi terasa sakit kalilah bekas operasinya itu. Gak bisa bergerak waktu itu, macam berdenyut-denyut gitu…”
Partisipan 5 b. Respon ibu tentang mobilisasi dini yang dilakukan ibu post operasi
Semua partisipan yang melahirkan secara seksio sesarea melakukan mobilisasi dini post operasi, selama dirawat di rumah sakit ibu dianjurkan untuk
melakukan mobilisasi dini agar proses penyembuhan dapat berlangsung dengan baik. Proses mobilisasi yang dapat ibu lakukan setelah operasi antara lain, miring ke kiri dan
ke kanan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut : “…Siap operasi besoknya dah bisalah miring kiri-miring kanan, itu pun
payah merengnya gitu Blom bisa turun dari tempat tidur, hari ketiga baru bisa…”
Partisipan 1 “…Bayangkanlah hari pertama cuma bisa miring kanan, miring kiri,
gitu-gitu aja, sakit kalau banyak bergerak….” Partisipan 5
“…Hari pertama setelah operasi itu, aku sudah disuruh mereng- mereng, biar gak kaku biar elastis kata dokter lukanya,
Partisipan 6
Universitas Sumatera Utara
53
6. Respon terhadap lama waktu perawatan post operasi yang diperlukan ibu di rumah sakit
Lama waktu perawatan di rumah sakit yang dialami oleh semua partisipan yang post seksio sesarea adalah empat sampai lima hari. Hal ini dapat dilihat dari
pernyataan partisipan sebagai berikut: a. Empat hari
“…Waktu itu empat hari baru bisa pulang dari rumah sakit, di rumah istirahat
lagi…” Partisipan 1
“…Empat hari baru bisa pulang ke rumah, nyampe di rumah istirahat lagi…”
Partisipan 2 “…Waktu itu , empat hari baru dikasih pulang ke rumah, di rumah pun
blom bisa ngapa-ngapain masih istirahat…” Partisipan 4
b. Lima hari “…Siap operasi, lima hari kemudian baru bisa pulang ke rumah, itu pun
belum sehat, dirawat lagi di rumah…” Partisipan 3
“…Tunggu agak sehat dulu baru dikasih pulang, ada lima hari lamanya waktu itu di Rumah Sakit,itu pun dilanjut lagi perawatnnya di rumah
karna blom sehat kali…” Partisipan 5
“…lima hari sesudah operasi udah pulang ke rumah, udah sehat kurasa…”
Partisipan 6
Universitas Sumatera Utara
54
7. Respon ibu terhadap aktivitas merawat bayi setelah pulang dari rumah sakit Semua partisipan dapat melakukan aktivitas dalam merawat bayi,
walaupun masih terbatas seperti memangku bayi, memberikan ASI pada bayi dan ibu tetap dibantu oleh perawat atau bidan maupun keluarga dalam melakukan aktivitas
merawat bayi di rumah. Satu orang partisipan yang sudah bisa memandikan bayinya karena kondisi ibu sudah mulai sehat. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan
berikut : “..Blom bisa, kakak saya yang ngurus bayinya jadinya, hampir
sebulanlah gak bisa ngapa-ngapain, gak bisa kerja. Bisanya cuma mangku aja..”
Partisipan 1
“…Kalau mandiin blom bisalah, yang mandiin masih perawatnya..” Partisipan 2
“…Paling cuma bisa mangku si adek aja, nyusui juga la…”
Partisipan 3 “…Anaknya kan dua, repot nyusuinya, harus jaga-jaga bekas operasinya,
harus diatur posisinya pas nyusu…” Partisipan 4
“… Blom bisa, untunglah ada adekku waktu itu, dialah yang ngurus jadinya sampe aku sehat…”
Partisipan 5 “…Udah pulang ke rumah, besoknya udah bisa kumandikan anakku
itu…” Partisipan 6
8. Respon tentang proses pemulihan setelah melahirkan normal dan operasi Proses penyembuhan post operasi yang ibu alami tidak sama, ada yang proses
penyembuhannya berjalan lancar, ada yang proses penyembuhannya lambat, bahkan ada
Universitas Sumatera Utara
55
yang infeksi sehingga menggangu dalam menyusui bayinya. Ibu juga masih mengalami nyeri pada bekas operasi dan ibu juga harus menjaga bekas operasi. Lima dari enam
partisipan menyatakan bahwa proses pemulihan yang lebih cepat adalah persalinan normal. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut :
“..Normal itu cepat sehatnya dibanding operasi. 2 hari siap melahirkan normal udah sehat, operasi ini lama…”
Partisipan 1 “..Lebih cepat aku sehatnya waktu normal, anaknya lahir pagi, sorenya
udah sehat kurasa. Operasi ini, aku infeksi, sampe sekarang ini agak dalam dia berlobang, sampe 2 ½ bulan lamanya masih bernanah-nanah.
Nyusui anakku pun jadi terganggu, cuma sebelah sini aja bisa disusui, sebelahnya ini gak bisa, terhalang karena infeksinya..”
Partisipan 2 “..Jauh lebih cepat normal, 2 hari udah sehat. Kalau operasi hampir
sebulanlah gak bisa ngapa-ngapai, gak bisa kerja. ..” Partisipan 3
“…Melahirkan normal itu 2 hari kita udah sehat, udah bisa ngapa- ngapain. Kalau operasi itu sampai berbulan-bulan lamany baru sehat…”
Partisipan 4
“…Kalau yang normal sakitnya sebentar, waktu ngedan itu aja, udah lahir anaknya gak ada sakit lagi. Kalau yang operasi lama sehatnya…”
Partisipan 5
9. Respon ibu tentang pengalaman melahirkan yang paling berkesan Semua partisipan yang melahirkan secara seksio sesarea setelah persalinan
normal lima orang diantaranya lebih suka melahirkan dengan cara normal dari pada melahirkan dengan cara seksio sesarea karena dengan melahirkan secara normal proses
penyembuhan lebih cepat dan menyusui bayi pun lancar. Dan satu orang memilih lebih suka melahirkan secara secsio sesarea karena sewaktu melahirkan normal mengalami
perdarahan sehingga proses pemulihannya lama dan membutuhkan istirahat yang lama. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan berikut:
Universitas Sumatera Utara
56
a. Terkesan dengan persalinan normal “..Yaah,, kalau itu lebih suka normal lah, sakitnya gak seberapa
dibanding yang normal itu. Yang normal itu sebentar aja sakitnya pas mau ngedan itu aja, udah lahir anaknya uda gak sakit lagi, uda sehat
kurasa
..” Partisipan 1
“..Suka normal lah,, sakitnya sebentar aja, cepat lagi sehatnya. Kalau yang operasi berbulan-bulan lamanya baru sehat, nyusui anak pun
terganggu… ”
Partisipan 2 “..Lebih berkesan
normal lah,, gak repot aku dibuatnya. Repot nyusui bayi, repot lagi perawatan lukanya..”
Partisipan 3 “..Lebih suka normal lah, 2 hari aja aku uda sehat, udah bisa ngapa-
ngapain. Kalau yang operasi ini udah berbulan-bulan sampai sekarang masih terasa sakitnya, macam berdenyut-denyut gitu…”
Partisipan 4
“..Ya pasti normal lah, lebih berkesan, melahirkan dengan tenaga sendiri, sakitnya pas ngedan itu aja, udah lahir anknya gak ada sakit
lagi. Kalau operasi sakitnya lama kali..” Partisipan 5
b. Terkesan dengan operasi “Maulah,, lebih berkesan operasi kurasa. Udah pulang kerumah, udah
sehat kurasa, udah bisa aku nyuci sama masak. Waktu normal aku lama sehatnya karena perdarahan itu harus istirahat yang banyak lah,,,”
Partisipan 6
10. Jenis persalinan yang akan dipilih ibu jika ibu hamil kembali Untuk jenis persalinan yang akan dipilih ibu jika ibu hamil kembali, ada
partisipan memilih untuk melahirkan normal, memilih operasi melahirkan, mengikuti saran dokter dan dua orang partisipan yang mengalami seksio sesarea diikuti dengan
KB tutup. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
57
a. Memilih normal “…Yaa pilih normal lah, gak repot aku dibuatnya…”
Partisipan 3 b. Memilih operasi
“…Operasi ajalah, lebih enak rasaku...” Partisipan 6
c. Mengikuti saran dokter “…Maunya normal sih,, tapi gimana ya,, kalau dokternya bilang harus
operasi mau gimana lagi...” Partisipan 1
“…Pengennya normal, tapi kalau dokternya bilang gak bisa normal harus operasi seperti yang sekarang, yaa harus operasi…”
Partisipan 4 d. KB tutup
“…Aku udah tutup, udah sekalian pas operasi itu...” Partisipan 2
“…Sekalian KB aku waktu itu. Dokternya bilang: Kalau seandainya hamil lagi, bisa jadi ini yang buat aku meninggal, yaudahlah sekalian
tutup aja...”
Partisipan 5
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa beberapa respon yang disampaikan ibu sebagai alasan dilakukannya seksio sesarea setelah
persalinan normal adalah karena rasa sakit yang hilang timbul, kelainan letak janin disertai ketuban pecah sebelum waktunya, kehamilan dengan kembar janin dan
peningkatan tekanan darah pada ibu . Respon psikologis yang ibu alami pre operasi ada yang merasa takut, pasrah dan
ada juga yang merasa tenang dan biasa saja. Keadaan bayi saat lahir adalah lima dari
Universitas Sumatera Utara
58
enam partisipan mengatakan keadaan bayi saat lahir segera menangis, perasaan ibu saat mendengar bayinya telah lahir berbeda-beda ada yang merasa bahagia, senang dan haru.
Respon tentang perawatan post operasi di rumah sakit antara lain kondisi ibu post operasi selama 2 jam, mobilisasi dini yang ibu lakukan post operasi adalah miring
kiri dan kanan, aktivitas dalam merawat bayi masih terbatas seperti memangku bayi, memberikan ASI dan ibu tetap dibantu oleh perawat atau bidan maupun keluarga dalam
melakukan aktivitas merawat bayi. Lama waktu perawatan yang dialami partisipan di rumah sakit post secsio sesarae adalah empat sampai lima hari.
Proses pemulihan post operasi yang ibu alami tidak sama, ada yang proses penyembuhannya berjalan lancar, ada yang proses penyembuhannya lambat, bahkan ada
yang infeksi sehingga menggangu dalam menyusui bayinya. Ibu juga menyampaikan respon reflex nyeri pada bekas operasi dan ibu juga harus menjaga bekas operasi. Lima
dari enam partisipan menyatakan bahwa proses pemulihan yang lebih cepat adalah persalinan normal.
Dari semua partisipan yang melahirkan secara secsio sesarea setelah persalinan normal lima orang diantaranya lebih suka melahirkan dengan cara normal dari pada
melahirkan dengan cara secsio sesarea karena dengan melahirkan secara normal proses penyembuhan lebih cepat dan menyusui bayi pun lancar. Dan satu orang lagi
mengatakan lebih suka dengan operasi melahirkan karena merasa trauma mengalami perdarahan sewaktu melahirkan normal.
Universitas Sumatera Utara
59
Untuk jenis persalinan yang akan dipilih ibu jika ibu hamil kembali, ada partisipan memilih untuk melahirkan normal, memilih operasi melahirkan dan mengikuti
saran dokter.
C. Interprestasi dan Diskusi Hasil