16
A. Respon
Respon adalah tanggapan, reaksi atau jawaban terhadap sesuatu rangsangan baik dari dalam maupun dari luar dirinya sendiri. Sedangkan respon psikologis adalah
tanggapan atau reaksi seseorang yang bersifat kejiwaan terhadap sesuatu Chandra, 2010. Respon psikologis didefenisikan sebagai derajat afek penilaian positif atau
negatif terhadap suatu subyek psikologis. Manusia akan selalu menerima rangsangan atau stimulus baik dari lingkungan maupun dari dalam dirinya sendiri yang dapat
menyebabkan manusia mengadakan respon terhadap stimulus yang mengenainya Setiawati, 2009.
B. Kecemasan
Kecemasan adalah perasaan yang tergeneralisasikan atas kecemasan dan kekhawatiran yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk dan segera terjadi Tarwoto,
2010. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan adalah: a.
Dukungan Keluarga. Adanya dukungan keluarga akan menyebabkan seorang lebih siap dalam menghadapi permasalahan, hal ini dinyatakan oleh
Kasdu 2002. b.
Kondisi Lingkungan. Kondisi lingkungan sekitar ibu dapat menyebabkan seseorang menjadi lebih kuat dalam menghadapi permasalahan, misalnya
lingkungan pekerjaan atau lingkungan bergaul yang tidak memberikan cerita negatif tentang efek negatif suatu permasalahan menyebabkan seseorang
lebih kuat dalam menghadapi permasalahan, hal ini dinyatakan oleh Baso, 2000.
Universitas Sumatera Utara
17
C. Persalinan
1. Defenisi Persalinan Setelah ibu menjalani proses kehamilan, maka ibu akan mengalami
proses yang kedua yaitu melahirkan. Pada proses persalinan ibu akan mengeluarkan bayi yang dikandungnya selama sembilan bulan dalam keadaan
hidup. Persalinan merupakan rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu Varney, 2008.
Pada persalinan ditandai dengan kontraksi uterus yang menyebabkan penipisan, dilatasi serviks, dan mendorong janin keluar melalui jalan lahir. Ibu
merasakan mules yang menjalar dari perut sampai ke pinggang. Respon tubuh tidak akan sama dirasakan pada setiap ibu, karena diakhir kehamilan terjadi
peningkatan hormone oksitosin yang menyebabkan respon aktif his pada rahim ibu Sarwono, 2008.
Persalinan adalah proses yang diawali dengan membuka dan menipisnya serviks, dan janin akan turun kedalam jalan lahir. Bayi akan melalui jalan lahir
lunak dan jalan lahir keras. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir Saifuddin, 2006.
2. Jenis persalinan Kehamilan dan persalinan merupakan proses yang normal dan alamiah,
yang akan dialami oleh setiap wanita sepanjang siklus kehidupannya. Namun, dalam beberapa kasus kehamilan yang tadinya berjalan normal dan fisiologis,
bisa berubah menjadi kehamilan yang patologis dan harus mendapatkan perawatan yang khusus, seperti pada kasus ibu hamil dengan solutio plasenta.
Universitas Sumatera Utara
18
Demikian juga dengan proses persalinan, pada awalnya kita hanya mengenal proses persalinan yang normal melalui jalan lahir normal yaitu persalinan
pervaginam, tetapi karena ada masalah yang menyebabkan ibu tidak dapat melahirkan normal, maka dokter akan menganjurkan persalinan melalui proses
pembedahan di bagian perut ibu Musbikin, 2005. Saifuddin 2006 jenis persalinan ada dua, yaitu persalinan melalui jalan
lahir persalinan per vaginam dan persalinan melalui jalan lain persalinan perabdominal.
2.1 Persalinan melalui jalan lahir persalinan per vaginam Menurut Yeyeh, dkk 2009 persalinan berdasarkan proses terjadinya
terbagi menjadi tiga yaitu persalinan spontan, persalinan buatan dan persalinan anjuran. Persalinan spontan yaitu persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu
sendiri dan melalui jalan lahir. Persalinan buatan adalah persalinan dengan tenaga dari luar dengann ekstraksi forceps, ekstraksi vakum dan seksio
sesarea.Persalinan anjuran dimana persalinan tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin
aprostaglandin.
2.2 Persalinan melalui jalan lain persalinan perabdominal Menurut Saifuddin 2006 persalinan melalui jalan lain persalinan
perabdominal yang juga disebut dengan seksio sesarea adalah suatu tindakan untuk melahirkan bayi, melalui sayatan pada dinding uterus yang masih utuh.
Pada proses persalinan perabdominal atau seksio sesarea, sebelum janin
Universitas Sumatera Utara
19
dikeluarkan terlebih dahulu ibu dibius, sehingga ibu tidak merasa sakit saat dokter melakukan pembedahan pada dinding perut ibu.
3. Proses persalinan melalui jalan lahir persalinan pervaginam
Pada proses persalinan normal, ibu akan mengalami berbagai tahapan sebelum janin benar-benar keluar ke dunia. Menurut Yeyeh 2009, partus
persalinan dibagi menjadi 4 kala. Pada kala I seviks membuka sampai terjadi pembukaan 10 cm. Kala I dinamakan pula kala pembukaan. Kala II disebut pula
kala pengeluaran, oleh karena his yang adekuat dan kekuatan mengedan ibu janin didorong ke luar sampai lahir. Dalam kala III atau kala uri, plasenta
terlepas dari dinding uterus dan dilahirkan. Kala IV mulai dari lahirnya plasenta dan lamanya 1 jam. Pada kala IV ibu akan lebih diawasi dan dipantau, apakah
ada ancaman terjadi perdarahan postpartum atau tidak. a. Kala I
Secara klinis dinyatakan partus dimulai bila timbul his dan wanita tersebut mengeluarkan lendir yang bercampur darah bloody show. Lendir yang
bercampur darah ini berasal dari lendir kanalis servikalis karena serviks mulai membuka atau mendatar. Sedangkan darahnya berasal dari pembuluh-
pembuluh kapiler yang berada di sekitar kanalis servikalis itu pecah karena pergeseran-pergeseran ketika serviks membuka. Proses membukanya serviks
sebagai akibat his dibagi dalam 2 fase, yaitu fase laten : berlangsung selama 8 jam. Pembukaan berlangsung sangat lambat sampai mencapai ukuran diameter
3 cm, fase aktif : dibagi dalam 3 fase lagi, yakni fase akselerasi, dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm, fase dilatasi maksimal dalam waktu 2
Universitas Sumatera Utara
20
jam pembukaan berlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm, fase deselerasi pembukaan menjadi lambat kembali, dalam waktu 2 jam pembukaan
dari 9 cm menjadi lengkap. Fase-fase ini dijumpai pada primigravida. Pada multigravida pun terjadi demikian, akan tetapi fase laten, fase aktif dan fase
deselerasi terjadi lebih pendek dan lebih cepat. b. Kala II
Kala II disebut juga kala pengeluaran, pada kala II merupakan tahap dimana bayi akan dilahirkan sehingga kondisi yang terjadi pada kala II ini his
akan menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai 3 menit sekali. Karena biasanya dalam hal ini kepala janin sudah masuk diruang panggul, maka
pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan, semakin kuat dan teraturnya his, maka akan
mendorong janin untuk dilahirkan dengan pimpinan persalinan oleh bidan atau dokter kebidanan. Pada primigravida kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam dan
pada multigravida kala II berlangsung rata-rata 0,5 jam. c. Kala III
Kala III merupakan kala pengeluaran uri atau plasenta. Setelah bayi lahir, maka pada perabaan uterus akan terasa keras dengan fundus uteri agak di atas
pusat. Beberapa menit kemudian uterus akan berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta atau uri, yang ditandai dengan tersemburnya darah tiba-
tiba dan pada saat dilakukan peregangan tali pusat akan bertambah panjang, biasanya plasenta akan keluar setelah 15 menit secara spontan atau dengan
Universitas Sumatera Utara
21
tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran plasentadisertai dengan pengeluaran darah.
d. Kala IV Pada kala ini perlu diamati apakah ada perdarahan postpartum, sehingga
kala IV disebut juga kala pengawasan, ibu akan diobservasi selama 2 jam memperbaiki keadaan umum ibu dengan pemberian cairan yang cukup,
pemeriksaan vital sign dan pengawasan kontraksi uterus dan ibu juga bisa memberikan ASI pertamanya bagi bayi Sarwono, 2008.
D. Persalinan Seksio Sesarea