59
Untuk jenis persalinan yang akan dipilih ibu jika ibu hamil kembali, ada partisipan memilih untuk melahirkan normal, memilih operasi melahirkan dan mengikuti
saran dokter.
C. Interprestasi dan Diskusi Hasil
Dari hasil penelitian yang telah diperoleh melalui wawancara akan diuraikan pembahasan dengan beberapa literatur yang ada, yakni hal-hal yang berkaitan dengan
alasan ibu melahirkan secara seksio sesarea setelah persalinan normal, respon ibu pre operasi, keadaan bayi saat lahir, respon saat melihat bayi, respon tentang perawatan post
operasi di rumah sakit, respon terhadap lama waktu perawatan post operasi yang diperlukan di rumah sakit, respon terhadap aktivitas merawat bayi setelah pulang dari
rumah sakit, respon tentang proses pemulihan setelah melahirkan normal dan melahirkan seksio sesarea, respon tentang pengalaman melahirkan yang paling berkesan
dan jenis persalinan yang akan dipilih ibu jika ibu hamil kembali. 1. Respon ibu yang melahirkan secara seksio sesarea setelah persalinan normal
Ada beberapa respon yang disampaikan oleh partisipan berkaitan dengan alasan mengapa ibu melahirkan secara seksio sesarea setelah persalinan normal, yakni rasa
sakit yang hilang timbul, kelainan letak pada janin dan disertai dengan ketuban pecah sebelum waktunya, kehamilan kembar, peningkatan tekanan darah pada ibu .
Alasan rasa sakit yang hilang timbul merupakan salah satu penyebab ibu melahirkan secara seksio sesarea, salah satu tanda-tanda ibu akan melahirkan adalah
adanya kontraksi pada rahim ibu yang akan membuka servik dan mendorong janin untuk
Universitas Sumatera Utara
60
segera lahir, jika kontraksi lemah atau tidak ada maka akan terjadi kegagalan proses persalinan normal, sebagaimana menurut Cendika dan Indarwati 2010 bahwa salah
satu sebab seksio sesarea pada proses persalinan normal yang lama atau kegagalan proses persalinan normal dystocia. Biasanya, sebelum diambil tindakan operasi, dokter
akan memberikan induksi untuk membantu kontraksi. Namun, jika belum berhasil juga, untuk menyelematkan bayi dari stress dan komplikasi lain, maka akan dilakukan seksio
sesarea. Sebab lain yang menjadi alasan ibu melahirkan seksio sesarea adalah karena
ketuban pecah sebelum waktunya atau disebut juga ketuban pecah dini KPD yaitu keluarnya cairan ketuban sebelum ibu memasuki fase persalinan. Menurut Sarwono
2008, ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu yaitu apabila pembukaan pada primipara kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm.
Ketuban pecah dini merupakan masalah penting dalam bidang kesehatan yang berkaitan dengan penyulit kelahiran prematur dan terjadinya infeksi korioamnionitis
sampai sepsis, serta menyebabkan infeksi pada ibu yang menyebabkan meningkatnya morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi Prawirohardjo, 2002. Ketuban pecah dini
kemungkinan besar menimbulkan risiko tinggi infeksi dan bahaya kompresi tali pusat, maka dalam penatalaksanaan perawatannya dianjurkan untuk pemantauan ibu maupun
janin dengan ketat Sarwono, 2008, untuk menghindari terjadinya bahaya pada ibu dan janin, maka persalinan harus segera dilakukan, bila dalam 24 jam setelah kulit ketuban
pecah belum ada tanda-tanda persalinan maka dilakukan induksi persalinan dan bila gagal dilakukan bedah caesar.
Universitas Sumatera Utara
61
Kelainan letak janin atau malpresentase adalah bagian terendah janin yang berada di segmen bawah rahim. Dalam keadaan normal, presentasi janin adalah
belakang kepala dengan penunjuk ubun-ubun kecil dalam posisi transversal saaat masuk pintu atas pangul dan posisi anterior setelah melewati pintu tengah panggul.
Apabila janin dalam keadaan malpresentase atau malposisi, maka dapat terjadi persalinan yang lama bahkan macet sehingga memerlukan tindakan seksio sesarea
Sarwono, 2008. Gameli atau kehamilan kembar adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih.
Pada kehamilan kembar sering terjadi kesalahan presentasi dan kedua posisi janin. Bila ada kelinan letak pada anak kedua, misalnya melintang atau terjadi prolaps tali pusat dan
solusio plasenta, maka janin dilahirkan dengan tindakan secsio sesarea Kasdu, 2003. Peningkatan tekanan darah atau hipertensi adalah tekanan darah sistolik dan
diastolic 14090 mmHg. Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5-15 penyulit kehamilan dan merupakan salah satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan
morbiditas ibu bersalin Sarwono, 2008. Untuk mengurangi resiko pada ibu dengan hipertensi saat bersalin dilakukan tindakan secsio sesarea Liu, 2007.
2. Respon ibu pre operasi Respon psikologis telah dikemukakan oleh partisipan, bahwa sebelum ibu
menjalani proses operasi ibu mengatakan adanya rasa takut, pasrah dan bahkan ada juga yang merasa tenang dan biasa saja. Seperti apa yang dikemukakan Nolan 2010 selama
masa persalinan berlangsung, ada kemungkinan seseorang menjadi tidak terkontrol. Menjalani persalinan adalah pengalaman yang menakutkan dan mengundang rasa cemas
Universitas Sumatera Utara
62
bagi sebagian besar wanita. Namun, bagi wanita yang sudah mempersiapkan diri secara matang sebelum ia menjalani proses persalinan maka biasanya wanita tersebut akan
merasa lebih tenang Kaufman, 2006. 3. Respon terhadap keadaan bayi saat lahir
Dari hasil penelitian diperoleh keadaan bayi saat lahir adalah lima dari enam partisipan mengatakan kondisi bayinya saat lahir segera menangis, itulah reaksi yang
menandakan responnya terhadap perbedaan dunia dalam rahim dan luar rahim. Selain itu, tangisan bayi bisa dijadikan petunjuk bahwa paru-parunya sudah mampu bekerja
dengan baik Kasdu, 2003. 4. Respon ibu saat melihat bayinya telah lahir meliputi perasaan bahagia, senang dan
haru. Setiap ibu pasti menunggu kelahiran bayi mereka dengan selamat, anugerah yang terbesar bagi seorang wanita ketika mampu melahirkan seorang bayi yang akan menjadi
penerus garis keturunan. Ibu lebih bahagia dengan bayi yang berwarna merah muda dan bernapas sendiri dibanding bayi yang kebiruan, tidak sadar dan memerlukan intervensi
segera Kaufman, 2006. 5. Respon terhadap perawatan post operasi di rumah sakit
Dari hasil penelitian diperoleh ada beberapa respon yang disampaikan ibu mengenai perawatan post operasi di rumah sakit antara lain kondisi ibu post operasi
selama dua jam berbeda-beda, ada yang belum bisa bergerak, ada yang sudah merasakan reflex nyeri pada bagian operasi. Mobilisasi dini yang ibu lakukan post operasi yakni
mereng kanan-kiri. Pada dua jam pertama post operasi ibu juga belum bisa bergerak, dan
Universitas Sumatera Utara
63
pada beberapa kasus ada yang mengalami mual dan muntah, untuk mencegah agar ibu tidak mengalami mual muntah sebaiknya sebelum operasi ibu diberikan antasida yang
dapat menaikkan pH isi lambung untuk mengurangi aspirasi selama induksi anastesi Rayburn, 2001.
Pada awal post operasi biasanya ibu akan dianjurkan untuk melakukan mobilisasi dini untuk mempercepat proses pemulihan ibu pos operasi, sebagaimana menurut teori
mobilisasi dini ialah kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing penderita keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya selekas mungkin untuk berjalan
Mundy, 2004. Mobilisasi dini dilakukan oleh semua ibu post partum, baik ibu yang mengalami
persalinan normal maupun persalinan dengan tindakan dan mempunyai variasi tergantung pada keadaan umum ibu, jenis persalinan atau tindakan persalinan. Adapun
manfaat dari mobilisasi dini antara lain dapat mempercepat proses pengeluaran lochea dan membantu proses penyembuhan luka Kaufman, 2006.
6. Respon terhadap lama waktu perawatan post operasi di rumah sakit Lama perawatan yang diperlukan ibu dirumah sakit setelah persalinan secara seksio
sesarea adalah empat sampai lima hari. Rata-rata wanita yang menjalani seksio elektif tanpa komplikasi bisa tinggal di rumah sakit 3 hari atau bahkan dibutuhkan waktu yang
lebih lama dan akan selalu ada kemungkinan infeksi Mundy, 2004.
Universitas Sumatera Utara
64
7. Respon ibu terhadap aktivitas dalam merawat bayi Semua partisipan dapat melakukan aktivitas dalam merawat bayi, walaupun masih
terbatas seperti memangku bayi, memberikan ASI pada bayi, dan ibu tetap dibantu oleh perawat atau bidan maupun keluarga dalam melakukan aktivitas merawat bayi.
Seperti halnya melahirkan normal, melahirkan secara sekiso sesarea juga akan mengalami masa nifas, dimana ibu akan mengeluarkan darah kotor atau yang disebut
Lochea, dan ibu akan mengalami nyeri seperti senggugut saat haid, akibat adanya
kontraksi rahim yang berguna untuk mengembalikan bentuk dan ukuran rahim seperti sedia kala, seperti yang dikemukakan oleh Whalley, Simkin dan Keppler 2009 bahwa
bedah sesar memiliki resiko yang bisa dialami oleh ibu seperti masalah yang berhubungan dengan anastesi, rasa sakit selama beberapa minggu pascapersalinan, lebih
sulit untuk ibu dalam merawat bayi. 8. Respon ibu tentang proses pemulihan setelah melahirkan normal dan seksio
sesarea Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa lima dari enam partisipan mengatakan
bahwa proses pemulihan yang lebih cepat yaitu pada persalinan normal. Hal ini sesuai dengan teori yaitu waktu pemulihan pada persalinan normal cepat dibandingkan dengan
waktu pemulihan secara seksio sesarea Mundy, 2004. 9. Respon ibu terhadap pengalaman melahirkan yang paling berkesan
Dalam penelitian ini semua partisipan yang melahirkan secara secsio sesarea setelah persalinan normal lima orang diantaranya lebih suka melahirkan dengan cara normal
Universitas Sumatera Utara
65
dari pada melahirkan dengan cara secsio sesarea karena dengan melahirkan secara normal proses penyembuhan lebih cepat dan menyusui bayi pun lancar. Dan satu orang
memilih lebih suka melahirkan secara secsio sesarea karena sewaktu melahirkan normal mengalami perdarahan sehingga proses pemulihannya lama dan membutuhkan istirahat
yang lama ini sesuai dengan teori Roan 2010 seseorang yang sudah pernah mengalami berbagai hal, kemudian menilai pengalamannya tersebut dan dapat mengambil atau
memilih langkah yang terbaik dari pengalamannya tersebut. Keinginan untuk pulih lebih cepat merupakan alasan yang paling banyak diungkapkan mengingat mereka yang sudah
punya anak lain di rumah yang juga harus dirawat. Kaufman, 2006. 10. Jenis persalinan yang akan dipilih ibu jika ibu hamil kembali
Jenis persalinan yang akan dipilih ibu jika ibu hamil kembali, ada partisipan memilih untuk melahirkan normal. Menurut Kaufman 2006 sebagian wanita berhasil dalam
persalinan seksio sesarea setelah persalinan normal akan memandang persalinan normal sebagai suatu kemenangan sehingga persalinan normal akan menjadi pilihan yang paling
baik bagi mereka. Mereka menyambut gagasan bahwa persalinan pervaginam adalah hal yang normal.
Ada partisipan memilih jenis persalinan dengan seksio sesarea, karena dengan operasi dia merasa cepat sehat dibanding yang normal. Dan dua orang telah melakukan
KB tutup. Cunningham 2005 menulis bahwa salah satu alasan meningkatnya angka seksio sesarea adalah dikarenakan adanya semangat yang tinggi untuk membentuk
keluarga kecil, sehingga banyak wanita memilih seksio berulang yang kemudian diikuti dengan sterilisasi tuba.
Universitas Sumatera Utara
66
Mengikuti saran dokter merupakan merupakan pilihan partisipan lainnya jika hamil kembali. Ada banyak hal yang tidak dapat diperkirakan manusia, demikian juga
dengan proses persalinan. Ada hal yang tidak terduga yang harus dilakukan untuk memperoleh bayi yang sehat. Dalam proses persalinan juga ada beberapa pilihan namun
yang terpenting adalah memiliki bayi yang sehat dan membesarkannya. Persalinan hanyalah permulaan dan mungkin dengan memilih mengikuti proses itu tanpa adanya
suatu keinginan yang menggebu-gebu tentang suatu jenis persalinan, maka akan diperoleh hasil yang lebih baik dari pengalaman -pengalaman melahirkan sebelumnya.
D. Keterbatasan Penelitian