Penyebab Pre-menstrual Syndrome Faktor Peningkat Resiko Cara Mengatasi Pre-menstrual syndrome PMS

2. Pre-menstrual Syndrome 2.1. Pengertian Sindrome Pre-menstruasi premenstrual syndrome adalah sekelompok gejala fisik maupun tingkah laku yang timbul pada pertengahan siklus menstruasi, dan disusul dengan periode tanpa gejala Mary, 2005. Sindrome pre-menstrual merupakan gangguan siklus yang umum terjadi pada wanita muda dan pertengahan, ditandai dengan gejala fisik dan emosional yang konsisten dan biasanya terjadi secara reguler pada 7-14 hari sebelum datangnya menstruasi Saryono, 2009. Syndrome Premenstruasi adalah gabungan dari gejala fisik dan psikologis yang biasanya terjadi mulai beberapa hari sampai satu minggu sebelum haid dan menghilang setelah haid datang Mitayani, 2009.

2.2. Penyebab Pre-menstrual Syndrome

Saryono 2009 menjelaskan penyebab premenstrual syndrome PMS belum jelas. Beberapa penyebab premenstrual Syndrome antara lain : 1. Faktor hormonal, yaitu ketidakseimbangan antara hormon estrogen dan progesteron 2. Estrogen dominan hormon estrogen yang berlebihan 3. Respon pre-menstrual syndrome disebabkan cara estrogen dan progesteron hormon menstruasi berinteraksi dengan senyawa kimia otak serotomi 4. Gangguan perasaan, faktor kejiwaan, masalah sosial, atau fungsi serotonin yang dialami penderita. 5. Hipoglikemia kadar gula darah rendah yang abnormalhypotyroid Universitas Sumatera Utara 6. Berhubungan dengan hormon prostaglandin dan neurotransmitter di otak 7. Karena kurang asupan vitamin B, Kalsium dan Magnesium.

2.3. Faktor Peningkat Resiko

Adapun faktor resiko peningkat Pre-menstrual Syndrome PMS yaitu Saryono, 2009. 1. Wanita yang pernah melahirkan Pre-menstrual Syndrome semakin berat setelah melahirkan beberapa anak, terutama bila pernah mengalami kehamilan dengan komplikasi seperti toksima. 2. Status perkawinan wanita yang sudah menikah lebih banyak mengalami pre- menstrual syndrome dibandingkan yang belum. 3. Usia Pre-menstrual Syndrome semakin sering dan mengganggu dengan bertambahnya usia, terutama antara usia 30-45 tahun. 4. Stres faktor stres memperberat gangguan pre– menstrual syndrome. 5. Diet faktor kebiasaan makan seperti tinggi gula, garam, kopi, teh, coklat, minuman bersoda, produk susu, makanan olahan, memperberat gejala pre- menstrual syndrome. 6. Kekurangan zat-zat gizi seperti kurang vitamin B terutama B6, vitamin E, vitamin C, magnesium, zat besi, seng, asam lemak linoleat. Kebiasaan merokok dan minum alkohol juga dapat memperberat gejala pre-menstrual syndrome PMS. 7. Kegiatan fisik kurang berolahraga dan aktivitas fisik menyebabkan semakin beratnya pre-menstrual syndrome. Universitas Sumatera Utara

2.4. Gejala-Gejala Pre-menstrual Syndrome

Gejala-gejala atau perubahan-perubahan fisik dan mental yang sering dikeluhkan oleh para penderita Pre- menstrual Syndrome diantaranya yaitu: Gilly, 2009.

2.4.1 Gejala Fisik

1. Kenaikan berat badan 2. Perasaan bengkak dan Pembengkakan perut, jari, tungkai, pergelangan kaki, dan lain-lain 3. Ketidaknyamanan buah dada pembesaran, nyeri tekan, terasa berat, terasa kaku 4. Sakit kepala dan serangan migrein 5. Pegal dan nyeri pada otot 6. Dismenore kongestif, yaitu sakit perut atau pinggang bagian bawah 7. Kram pada kandung kemih 8. Perubahan kulit, termasuk bisul, jerawat, bercak putih, dan pembengkakan-pembengkakan lain.

2.4.2 Gejala mental Psikis

1. Perubahan nafsu makan, nafsu makan meningkat khususnya makanan yang manis, asin atau menurun. 2. Mudah tersinggungmarah, mood berubah-ubah 3. Menangis tiba-tiba 4. Perubahan libido Universitas Sumatera Utara 5. Konsentrasi dan daya ingat menurun 6. Ketegangan dan cepat marah emosonal 7. Depresi, termasuk kurang percaya diri dan perasaan tidak berharga 8. Stres

2.5 Tipe Pre-menstrual syndrome PMS Berdasarkan Gejalanya

Adapun tipe – tipe Pre-menstrual Syndrome PMS berdasarkan gejalanya sebagai berikut : Saryono, 2009. 2.5.1 Pre-menstrual syndrome PMS Tipe A Pre-menstrual syndrome PMS tipe A anxiety ditandai dengan gejala seperti : 1. Rasa cemas, sensitif, saraf tegang, perasaan labil. Bahkan beberapa wanita mengalami defresi ringan sampai sedang saat sebelum mendapat haid. 2 Ketidak seimbangan hormon estrogen dan progesteron dimana hormon estrogen terlalu tinggi dibandingkan dengan hormon progesteron.

2.5.2 Pre-menstrual syndrome PMS tipe H Hyperhydration

Pre-menstrual Syndrome PMS tipe H hyperhydration memiliki gejala seperti : 1 Edema pembengkakan, perut kembung, nyeri pada buah dada, pembengkakan tangan dan kaki, peningkatan berat badan sebelum haid. Universitas Sumatera Utara 2 Gejala tife ini dapat juga dirasakan bersamaan dengan tipe Pre- menstrual Syndrome PMS lain. Pembengkakan itu terjadi akibat berkumpulnya air pada jaringan di luar sel ekstrasel karena tingginya asupan garam atau gula pada diet penderita.

2.5.3 Pre-menstrual Syndrome PMS tipe C craving

PMS tipe C craving ditandai dengan : 1 Rasa lapar ingin mengkonsumsi makanan yang manis-manis biasanya coklat dan karbohidrat sederhana biasanya gula. 2 Pada umumnya sekitar 20 menit setelah menyantap gula dalam jumlah banyak, timbul gejala seperti pusing, jantung berdebar dan kelelahan.

2.5.4 Pre-menstrual syndrome PMS tipe D Depression

PMS tipe D depression ditandai dengan gejala rasa defresi, ingin menangis, lemah, gangguan tidur, pelupa, bingung, sulit dalam mengucapkan kata-kata verbalisasi, bahkan kadang-kadang muncul rasa ingin bunuh diri atau mencoba bunuh diri.

2.6. Cara Mengatasi Pre-menstrual syndrome PMS

Cara mengatasi Pre-menstrual Syndrome PMS adalah kurangi makanan bergaram, seperti kentang goreng, kacang-kacangan, dan makanan berbumbu untuk mengurangi penahanan air berlebihan, kurangi makanan berupa tepung, gula, kafein, cokelat, tambahkan makanan yang mengandung kalsium dan vitamin Universitas Sumatera Utara C dosis tinggi, seminggu sebelum menstruasi, makan makanan berserat dan perbanyak makan makanan atau suplemen yang mengandung zat besi agar terhindar dari anemia serta perbanyak minum air putih Gilly, 2009.

2.7. Penatalaksanaan Secara Medis

Dokumen yang terkait

Hubungan Tingkat Sadar Gizi Keluarga dan Status Gizi Balita di Puskesmas Padang Bulan Medan

2 34 80

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN MP-ASI DINI DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA BAYI USIA 6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA Hubungan Antara Pemberian MP-ASI DINI Dengan Kejadian Gizi Lebih Pada Bayi Usia 6-24 Bulan Di Wilayah Kerja PUSKESMAS Kartasura, Sukoharjo.

0 1 18

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN MP-ASI DINI DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA BAYI USIA 6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA Hubungan Antara Pemberian MP-ASI DINI Dengan Kejadian Gizi Lebih Pada Bayi Usia 6-24 Bulan Di Wilayah Kerja PUSKESMAS Kartasura, Sukoharjo.

0 1 22

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA USIA 2-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Diare Pada Balita Usia 2-5 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar.

0 1 13

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA USIA 2-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Diare Pada Balita Usia 2-5 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar.

0 0 16

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA WANITA USIA SUBUR.

0 2 14

Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks Pada Wanita Usia Subur di Puskesmas Padang Bulan Tahun 2015

0 0 11

Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks Pada Wanita Usia Subur di Puskesmas Padang Bulan Tahun 2015

0 0 2

Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks Pada Wanita Usia Subur di Puskesmas Padang Bulan Tahun 2015

0 0 4

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS PRAMBANAN

0 0 7