Perdamaian Pengadilan Tinjuan Yuridis Upaya Hukum Yang Dilakukan Debitur Terhadap Penarikan Benda-Benda Bergerak Yang Ditarik Paksa Oleh Leasing/ Kreditur

mengambil paksa dan melakukan perbuatan secara brutal terhadap benda bergerak yang menjadi objek jaminan fidusia apabila pemberi fidusia atau kreditur terlambat atau tidak melaksanakan kewajibannya. Selanjutnya dalam Pasal 34 ayat 1 dinyatakan bahwa Undang- undang mengatur apabila hasil eksekusi yang dilakukan dalam pelelangan umum [ sesuai Pasal 29 ayat 1 butir b] dan melaui proses penjualan di bawah tangan [ Pasal 29 ayat 1 butir c ] melebihi nilai penjaminan maka penerima fidusia lessor wajib mengembalikan kelebihan tersebut kepada pemberi fidusia, begitu juga sebaliknya Pasal 34 ayat 2 juga menegaskan bahwa apabila hasil eksekusi tidak mencukupi untuk pelunasan hutang debitur tetap bertanggung jawab untuk melunasi hutang- hutangnya yang belum terbayar.

E. Penyelesaian Sengketa Terhadap Penarikan Benda Bergerak yang Ditarik Paksa Oleh Lessor

Dalam hal terjadi perselisihan ada beberapa cara yang dapat dipakai untuk menyelesaikan perselisihan yang timbul dari kedua belah pihak, yaitu dengan cara sebagai berikut: 1. Perdamaian diluar Pengadilan 2. Pengadilan 3. Arbitrase

1. Perdamaian

Arti kata damai disini adalah bahwa antara pihak lessor dengan pihak lessee mengadakan suatu perdamaian sendiri di luar Pengadilan. Pelaksanaan Universitas Sumatera Utara perdamaian tersebut tergantung dari kedua pihak sehingga terjadilah persetujuan dari kedua belah pihak agar perselihan ini tidak dilanjutkan ke pengadilan. Akan tetapi perlu dijelaskan bahwa perdamaian yang dilakukan kedua belah pihak diluar pengadilan tersebut hanya berkekuatan sebagai persetujuan kedua belah pihak belaka yang apabila tidak ditaati oleh salah satu pihak maka masih harus diajukan melalui proses di Pengadilan . Jadi persoalannya hanya sesaat sementara dan sama sekali tidak dijamin bahwa suatu saat tidak akan terjadi perselihan kembali. Dalam perselihan perjanjian leasing apabila terjadi perdamaian antara kedua belah pihak maka pihak lessor akan mengambil kembali barang-barang miliknya yang dikuasai oleh pihak lessee.

2. Pengadilan

Apabila upaya lessor untuk mengambil kembali barang- barang miliknya yang dikuasi oleh lessee tidak dapat dilakukan secara damai negioisasi maka dalam hal ini pihak lessor dapat menyelesaikan persoalan ini melalui Pengadilan Negeri yang berwenang. Untuk memulihkan hak-hak lessor yang telah menderita kerugian akibat ingkar janji dari pihak lessee sebagaimana yang telah disepakati dalam perjanjian dan juga kemungkinan sebagai akibat dari perbuatan pihak lessee yang melawan hukum maka pihak lessor antara lain dapat menuntut ke Pengadilan agar pengadilan : a. Melakukan sita revindicatoir revindicatoir Beslag atas barang-barang yang menjadi obyek perjanjian l lease itu, dengan maksud untuk Universitas Sumatera Utara mengambil kembali barang-barang milik lessor yang berada dalam kekuasaan lessee itu, guna kemudian diserahkan kepada lessor. b. Menghukum pihak lesse membayar ganti rugi kepada pihak lessor atas kerugian yang telah dideritanya sebagai akibat dari tindakan ingkar janjiwanprestasi dan atau melawan hukum yang telah dilakukan oleh pihak lessee yaitu berupa : - Uang sewa yang masih tertunggak - Denda yang tertunggak ditambah bunganya - Seluruh uang sewa yang masih berjalan hingga angsuran yang terakhir - Residual value nilai sisa dari barang yang dileased - Biaya-biaya penagihan termasuk biaya perkara - bunga c. Meletakkan sita jaminan atas harta milik lessee untuk menjamin pembayaran ganti rugi dan lain-lain tuntutan tersebut diatas. d. Mengalihkan segala resiko kepada pihak lesse e. Menghukum pihak lessee membayar segala ongkos perkara f. Menuntut kepada Hakim untuk membatalkan perjanjian lease atau g. Menyatakan perjanjian itu batal akibat adanya ingkar janji.

3. Arbitrase