2.3.2 Gigitiruan Penuh
Gigitiruan Penuh GTP adalah gigitiruan yang menggantikan seluruh gigi asli dan jaringan sekitarnya yang hilang pada rahang atas dan rahang bawah.
19,32,41
2.3.2.1 Fungsi Gigitiruan Penuh
Gigitiruan penuh memilki beberapa fungsi yaitu:
32,41,42
a Pengunyahan Gigitiruan penuh harus memiliki keseimbangan oklusi yang tepat untuk
memperoleh stabilitas GTP yang optimum pada saat menerima beban pengunyahan.
b Estetis Anasir gigitiruan pada GTP dapat memperbaiki vertikal dimensi, memberi
dukungan kepada bibir dan pipi serta mengembalikan kontur wajah yang hilang.
c Bicara Gigitiruan penuh dapat mengembalikan pengucapan huruf-huruf yang
dihasilkan melalui bantuan gigi, bibir dan lidah yaitu
:
i. Bilabial b, p, m didukung oleh kedua bibir atas dan bawah ii. Labiodental f, v didukung oleh gigi insisivus atas dan bibir bawah
iii. Linguoalveolar t, d, s, z, v, j, l didukung oleh lidah dengan bagian anterior palatum
iv. Linguodental th, ch, sh didukung oleh lidah di antara gigi anterior atas dan bawah.
2.3.2.2 Indikasi Pemakaian Gigitiruan Penuh
Indikasi pemakaian GTP adalah:
43
a Individu yang seluruh giginya telah hilang atau dicabut. b Individu yang masih memiliki beberapa gigi yang harus dicabut karena
kerusakan gigi yang masih ada tidak mungkin diperbaiki.
Universitas Sumatera Utara
c Bila dibuatkan GTSL, gigi yang masih ada akan mengganggu keberhasilannya.
d Keadaan umum dan kondisi mulut pasien sehat. e Ada persetujuan mengenai waktu, biaya dan prognosis yang akan
diperoleh.
2.3.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Gigitiruan Penuh
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan GTP adalah:
43,44
a Retensi Retensi adalah kemampuan GTP untuk menahan pergeseran yang terjadi
ketika gigitiruan dipasang ke dalam rongga mulut.
32
Faktor-faktor yang mempengaruhi retensi adalah faktor fisis, adaptasi yang baik antara gigitiruan dengan
mukosa mulut, perluasan basis gigitiruan yang menempel pada mukosa fitting surface, linggir sisa dan faktor kompresibilitas jaringan lunak dan tulang di
bawahnya. Dalam penelitian Lauriba L dkk makanan sering tersisa di bagian bawah basis GTP karena pembuatan GTP tidak begitu sempurna akibat GTP yang longgar.
45
Penelitian Zainab dkk 2008 menunjukkan bahwa lansia yang memakai GTP merasa ketidaknyamanan karena makanan tersisa karena kelonggaran GTP.
10
b Stabilitas Stabilitas gigitiruan menurut GPT dapat diartikan sebagai sifat gigitiruan
untuk tetap bertahan ditempatnya melawan tekanan fungsional yang
menggerakkannya, tidak mudah berubah posisi bila diberikan tekanan. Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas adalah tinggi vertikal linggir sisa, kualitas jaringan
lunak yang menutupi linggir, kualitas hasil pencetakan, oklusal rim dan kontur permukaan yang dipoles.
c Dukungan Dukungan adalah daya tahan terhadap gaya vertikal pengunyahan, gaya
oklusal dan gaya yang lain. Untuk mendapatkan dukungan yang baik, maka basis gigitiruan harus menutupi bagian denture-bearing seluas mungkin. Hal ini dapat
membantu dalam mendistribusikan gaya seluas mungkin.
Universitas Sumatera Utara
d Estetis Untuk mendapatkan estetis yang harmonis, hasil cetakan pada daerah forniks
harus dapat dicapai seakurat mungkin. Selain itu, skema estetis untuk gigi anterior
GTP dipengaruhi oleh bentuk rahang gigituran. Wax rim yang dibuat harus disesuaikan untuk menghasilkan posisi bukolingual yang diinginkan dari anasir
gigitiruan dan ketinggian bidang oklusal. Orientasi pada bidang oklusal mempengaruhi jumlah gigi yang kelihatan dan inklinasi labiolingual yang akan
mempengaruhi estetis. Jika ketinggian bidang oklusal diatur terlalu rendah atau jika gigi anterior diatur pada bidang oklusal yang terlalu datar, maka gigi akan terlalu
kelihatan. Selain itu, jika orientasi bidang oklusal tidak sejajar dengan garis interpupil maka senyum akan kelihatan miring.
45
2.4 Kualitas Hidup
Kualitas hidup didefinisikan sebagai penilaian individu terhadap dampak fungsional, psikologi, dan sosial yang mempengaruhi kesejahteraan.
15,16
Kualitas hidup adalah hasil pengukuran yang dinilai dari dampak kehilangan gigi.
17
Istilah kualitas hidup digunakan secara luas dalam konteks kesehatan rongga mulut yang
berhubungan dengan dampak penyakit terhadap pengalaman pribadi. Perawatan atau pemeliharaan kesehatan rongga mulut yang baik dapat mengurangi kematian dini dan
merupakan faktor yang menentukan untuk meningkatkan kualitas hidup.
5
Banyak penelitian yang menyatakan bahwa kehilangan seluruh gigi berdampak pada
penurunan fungsional, psikologis dan sosial sehingga kondisi tersebut mempunyai dampak negatif terhadap kualitas hidup pada lansia terkait dengan fungsi
pengunyahan, penampilan, kemampuan berbicara dan keyakinan diri.
8,10,11
Salah satu perawatan yang umum digunakan untuk memperbaiki kualitas hidup lansia edentulus
adalah dengan menggunakan GTP.
17,18
Adam 2006 mengatakan bahwa pemakaian GTP memperbaiki kualitas hidup lansia yang telah mengalami kehilangan gigi.
46
Menurut penelitian Chomjai 2009 di provinsi Roi-et, Thailand mengenai kepuasan pemakaian GTP, hampir seluruh pasien dalam penelitian ini memilih skor 0 dan 1
bagi semua pertanyaan Oral Health Related Impact Profile OHIP dan hal ini
Universitas Sumatera Utara