BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survei analitik dengan rancangan penelitian cross sectional melalui metoda wawancara secara langsung dengan
menggunakan kuesioner.
51
3.2 Populasi Penelitian
Populasi penelitian adalah golongan lansia edentulus yang memakai dan tidak memakai gigitiruan penuh di Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal
pada tahun 2012.
3.3 Sampel
Cara sampling yang digunakan adalah teknik penarikan sampel non probabiliti secara purposive sampling, yaitu dengan mengadakan penelitian untuk
mengidentifikasi karakteristik populasi dan kemudian menetapkan sampel berdasarkan pertimbangan pribadi, sebagian dari anggota populasi menjadi
sampel.
51,52
Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal terdiri dari 24 lingkungan dengan jumlah penduduk 42.512 jiwa. Berhubung keterbatasan waktu,
tenaga, dan biaya maka pengambilan sampel dibatasi pada tiga lingkungan saja. Berdasarkan pendapat Bailey dan Gay untuk penelitian yang menggunakan analisis
data statistik, ukuran sampel minimum yang digunakan adalah 30.
53
3.3.1 Kriteria Inklusi
1. Masyarakat Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal yang sehat jasmani dan rohani yang berusia di atas 60 tahun.
Universitas Sumatera Utara
2. Masyarakat Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal yang mengalami kehilangan seluruh gigi.
3. Masyarakat Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal yang bersedia di wawancara.
3.3.2 Kriteria Eksklusi
1. Masyarakat Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal yang berusia di bawah 60 tahun.
2. Masyarakat Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal yang kehilangan seluruh gigi namun tidak dalam keadaan jasmani dan rohani yang sehat.
3. Masyarakat Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal yang tidak bersedia di wawancara.
3.4 Variabel Penelitian
3.4.1 Variabel Bebas
Lansia edentulus Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal yang memakai dan tidak memakai GTP berdasarkan:
1. Jenis Kelamin 2. Tingkat Pendidikan
3.4.2 Variabel Terikat
Kualitas hidup
3.4.3 Variabel Terkendali
Peneliti dan alat ukur yang sama
3.4.4 Variabel Tidak Terkendali
Kejujuran dan keakuratan responden dalam menjawab pertanyaan.
Universitas Sumatera Utara
3.5 Definisi Operasional
1. Jenis kelamin adalah jenis kelamin pasien yaitu laki-laki atau perempuan. 2. Tingkat Pendidikan yaitu status pendidikan pasien yaitu tidak tamat SD,
tamat SD, tamat SMP, tamat SMU, atau tamat Perguruan Tinggi. 3. Memakai GTP, lansia yang kehilangan seluruh gigi dan memakai GTP.
4. Yang tidak memakai GTP, lansia yang kehilangan seluruh gigi dan tidak memakai GTP.
5. Kualitas hidup, didefinisikan sebagai penilaian individu terhadap dampak fungsional, psikologi, dan sosial mempengaruhi kesejahteraan yang dinilai dari 14
aspek kualitas hidup.
3.6 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal dimulai pada bulan Maret 2012.
3.7 Prosedur Penelitian
3.7.1 Alat dan Bahan Penelitian
3.7.1.1 Alat Penelitian
1. Alat pemeriksa rongga mulut yaitu kaca mulut, sonde dan pinset 2. Alat tulis
3. Alat pengolah data yaitu komputer dan kalkulator
3.7.1.2 Bahan Penelitian
Lembar Kuesioner
3.7.2 Cara Penelitian
1. Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengurus surat izin penelitian dari FKG USU, surat persetujuan penelitian dari Komisi Etik Penelitian Bidang
Universitas Sumatera Utara
Kesehatan, surat izin dari Dinas Kesehatan Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal dan surat izin dari Kepala Kelurahan.
2. Setelah surat izin penelitian diperoleh, peneliti menjelaskan mengenai penelitian yang akan dilakukan, kemudian subjek penelitian diberikan Informed
Consent yaitu surat persetujuan setelah memperoleh penjelasan. 3. Peneliti mencatat identitas pasien dan melakukan pemeriksaan terhadap
rongga mulut pasien. 4. Peneliti memberi penjelasan kepada sampel penelitian mengenai kuesioner.
Kuesioner OHIP-14 terdiri dari 14 pertanyaan mengenai keterbatasan fungsi, rasa sakit fisik, ketidaknyamanan psikis, ketidakmampuan fisik, ketidakmampuan
psikologis, ketidakmampuan sosial, hambatan handicapped.
54
5. Peneliti melakukan wawancara dengan menggunakan kuesioner yang telah disediakan untuk memperoleh data yang diperlukan. Lansia edentulus yang memakai
GTP diwawancara menggunakan kuesioner bagian II, dan lansia edentulus yang tidak memakai GTP diwawancara menggunakan kuesioner bagian III.
6. Tabulasi data. Kuesioner diklasifikasikan berdasarkan karakteristik memakai, tidak
memakai, jenis kelamin dan tingkat pendidikan. Data hasil kuesioner OHIP-14 diberi skor 0 – 4 sesuai jawaban pasien yaitu 0 tidak pernah; 1 hampir tidak pernah; 2
kadang-kadang; 3 agak sering; 4 sangat sering.
55
7. Pengolahan data. Kemudian dilakukan pengkategorian data menjadi 2 yaitu 0 – 2 tidak
pernah; dan 3 – 4 sering untuk melihat perbedaan aspek kualitas hidup.
10,53
Demikian dilakukan untuk seluruh pertanyaan. Kualitas hidup ditentukan dengan pengkategorian di mana apabila skor di antara 0 – 33.33 0 – 18.66 dari jumlah
skor OHIP-14 yaitu 56 100 dikatakan memiliki kualitas hidup yang baik, apabila skor di antara 33.34 - 66.66 18.67 – 37.33 dari jumlah skor OHIP-14 56
dikatakan memiliki kualitas hidup yang sedang, dan apabila skor di antara 66.67 - 100 37.67 – 56 dari jumlah skor OHIP-14 56 dikatakan memiliki kualitas hidup
yang buruk.
Universitas Sumatera Utara
3.8 Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dengan coding card. Data disajikan dengan menghitung persentase distribusi, kemudian dilakukan uji signifikan dengan Chi-
Square untuk menganalisis hubungan antar variabel. Berdasarkan hasil uji Chi- Square dapat ditentukan variabel yang menunjukkan hubungan yang signifikan bila p
0.05.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL PENELITIAN
Jumlah lansia yang diwawancara adalah sebanyak 30 orang yang edentulus. 15 orang lansia edentulus yang memakai GTP dan 15 orang lansia edentulus yang
tidak memakai GTP sesuai dengan kriteri inklusi. Data yang diperoleh dihitung frekuensi distribusi dan dilakukan uji statistik dengan uji statistik Fisher’s Exact Test.
Data yang telah dianalisis disajikan dalam bentuk tabel.
4.1 Karakteristik Lansia Edentulus yang Memakai dan Tidak Memakai Gigitiruan Penuh di Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan
Sunggal Tahun 2012
Pada penelitian ini, lansia edentulus yang memakai dan tidak memakai GTP di Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal dikelompokkan menjadi dua
karakteristik, yaitu jenis kelamin dan tingkat pendidikan. Berdasarkan jenis kelamin, lansia edentulus yang memakai GTP terdiri atas 4 orang laki-laki 26,67 dan 11
orang perempuan 73.33. Berdasarkan tingkat pendidikan, lansia edentulus yang memakai GTP dibagi kepada lima kelompok yaitu kelompok tidak sekolah TS
terdiri atas 1 orang perempuan 6.67, kelompok sekolah dasar SD sebanyak 2 orang perempuan 13.33, kelompok sekolah menengah pertama SMP sebanyak 2
orang laki-laki 13.33 dan 3 orang perempuan 20.00, kelompok sekolah menengah atas SMA sebanyak 1 orang laki-laki 6.67 dan 4 orang perempuan
26.67 dan kelompok perguruan tinggi PT terdiri atas 1 orang laki-laki 6.67 dan 1 orang perempuan 6.67.
Lansia edentulus yang tidak memakai GTP di Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal dikelompokkan menjadi 2 karakteristik yaitu jenis
kelamin dan tingkat pendidikan. Berdasarkan jenis kelamin, bagi lansia edentulus yang tidak memakai GTP terdiri atas 7 orang laki-laki 46.67 dan 8 orang
Universitas Sumatera Utara