4. Esterifikasi Proses  esterifikasi  bertujuan  untuk  mengubah  asam-asam  lemak  dari
trigliserida  dalam  bentuk  ester.  Reaksi  esterifikasi  dapat  dilakukan  melalui  reaksi kimia yand disebut
interesterifikasi atau pertukaran ester yang didasarkan atas prinsip transesterifikasi
friedel-craft.  Dengan  menggunakan  prinsip  reaksi  ini,  hidrokarbon rantai  pendek  dalam  asam  lemak  seperti  asam  butirat  dan  asam  kaproat  yang
menyebabkan bau tidak enak, dapat ditukar dengan rantai panjang yang bersifat tidak menguap. Ketaren S, 1986, hal: 29
2.7. Asam Lemak
Asam lemak adalah bagian integral dari biomolekul lipid, jarang ditemukan bebas di alam  karena  selalu  terikat  sebagai  ester.  Suatu  molekul  asam  lemak  dengan  berat
molekul  tinggi  memperlihatkan  sifat  lipid,  karena  itu  kadang-kadang  suatu  asam lemak  disamakan  dengan  lipid.  Asam  lemak  adalah  asam  karboksilat,  suatu  asam
organik. Berdasarkan kerangka hidrokarbon, asam lemak dibedakan atas dua golongan utama, yaitu:
1. asam lemak jenuh saturated acid: asam lemak yang tidak mempunyai ikatan rangkap.
Contoh: asam palmitat, asam stearat dan asam kaprat. Sumber: sebagian besar pada lemak hewan.
2. asam lemak tak jenuh unsaturated acid: yaitu asam lemak yang mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap.
Contoh: asam palmitat, asam linoleat dan asam linolenat.
Universitas Sumatera Utara
Sumber: minyak nabati pada biji-bijian atau kacang-kacangan. Yazid, E., 2006, hal: 43.
selain dua golongan diatas, dikenal juga dua golongan lain dari asam lemak yaitu: 1. asam lemak bercabang branched chain acid
2. asam lemak siklis cyclic acid Hawab HM, 2004, hal: 133-135.
2.8. Bilangan Iodin
Bilangan Iod adalah jumlah gram iod yang dapat diikat oleh 100 gram lemak. Ikatan rangkap  yang terdapat pada asam lemak  yang tidak jenuh akan bereaksi dengan iod
atau senyawa-senyawa iod. Gliserida dengan tingkat ketidakjenuhan yang tinggi, akan mengikat  iod  dalam  jumlah  yang  lebih  besar.  Karena  iodium  diserap  oleh  ikatan
rangkap,  maka  bilangan  iodium  ini  menjadi  ukuran  banyaknya  ikatan  rangkap  pada lemak atau minyak. Girindra, A., 1986, hal: 64.
Bilangan  iod  ditetapkan  dengan  melarutkan  sejumlah  contoh  minyak  atau lemak  0,1  sampai  0,5  gram  dalam  kloroform  atau  karbon  tetraklorida.  Kemudian
ditambahkan halogen secara berlebihan. Setelah didiamkan pada tempat gelap dengan periode waktu yang dikontrol, kelebihan iod yang tidak bereaksi diukur dengan jalan
mentitrasi  larutan  campuran  tadi  dengan  natrium  tiosulfat  Na
2
S
2
O
3
.  Pada  cara Hanus,  larutan  standar  iod  dibuat  dalam  asam  asetat  glasial  yang  tidak  hanya
mengandung iod saja, tetapi juga mengandung iodin bromida yang akan mempercepat jalannya reaksi pengikatan iod oleh ikatan rangkap. Reaksi dari iod yang berlebihan
tersebut adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
2 Na
2
S
2
O
3
+     I
2
2NaI     +      Na
2
S
4
O
6
Titik akhir titrasi dinyatakan dengan hilangnya warna biru dengan indikator amilum.
Bilangan iod dapat menyatakan derajat ketidakjenuhan dari minyak atau lemak dan  dapat  juga  dipergunakan  untuk  menggolongkan  jenis  minyak  pengering   dan
minyak  bukan pengering . Minyak  pengering  mempunyai bilangan iod yang lebih dari  130.  Minyak  yang  mempunyai  bilangan  iod  antara  100  sampai  130  bersifat
setengah mengering. Ketaren S, 1986, hal: 31-32.
2.9. Penentuan Bilangan Iodin