Permasalahan Manfaat Penentuan Bilangan Iodin Dari Asam Lemak Fab-H Yang Dihasilkan Oleh Unit Hidrogenasi Di PT. Sinar Oleochemical International (SOCI)

Dalam hal ini penulis hanya mengkhususkan mengenai penentuan bilangan iodin. Bilangan iodin dipergunakan untuk menyatakan derajat ketidakjenuhan dari minyak atau lemak. Penentuan bilangan iodin di PT. SOCI menggunakan metode Wijs.

1.2. Permasalahan

Dalam dunia industri, peranan kendali mutu adalah sangat penting, karena mutu dari suatu produk yang dihasilkan harus dapat dijamin. Apabila terjadi kesalahan didalam proses yang dapat menyebabkan mutu barang menjadi rusak, maka dapat dideteksi oleh bagian kendali mutu, sehingga keluarnya barang yang tidak memenuhi standar kualitas dapat dicegah. Dalam hal ini, kendali mutu tidak terlepas dari analisa produk yang akan dipasarkan dan juga analisa terhadap bahan yang sedang dalam proses. Hal ini dilakukan sebagai kontrol sampai sejauh mana proses sudah berlangsung. Untuk memperoleh suatu produk asam lemak di PT. SOCI, diperlukan parameter yang sesuai dengan standar agar hasil yang diperoleh nantinya memenuhi mutu bahan baku yang telah ditetapkan. Berdasarkan hal ini, saya tertarik untuk membahas masalah Penentuan Bilangan Iodin Dari Asam Lemak FAB-H Yang Dihasilkan Oleh Unit Hidrogenasi di PT. Sinar Oleochemical International SOCI Medan. 1.3. Tujuan Universitas Sumatera Utara 1 Untuk melihat bilangan iodin dari sampel asam lemak FAB-H sebelum dan sesudah proses hidrogenasi. 2 Untuk melihat aktivitas daripada unit hidrogenasi dimana pada proses ini seluruh ikatan rangkap akan dihidrogenasi menjadi ikatan tunggal yang menyebabkan bilangan iodin mengalami penurunan dari tingga menjadi rendah.

1.4. Manfaat

1. Untuk melihat cara menentukan bilangan iodin yang diiginkan oleh para konsumen yaitu maksimal 1 dalam produk asam lemak FAB-H dari unit hidrogenasi. 2. Untuk melihat proses hidrogenasi telah berlangsung dengan baik, dengan melihat penurunan bilangan iodin dari tinggi menjadi rendah. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Kelapa Sawit Kelapa sawit Elaeis guinensis JACQ bukan merupakan tanaman asli Indonesia, tetapi berasal dari Afrika. Kelapa sawit pada awal mulanya didatangkan ke Indonesia sebagai tanaman hias di Kebun Raya Bogor. Teguh W, 2006, hal: 1. Tanaman kelapa sawit Elaeis guinensis JACQ berasal dari Guinea dipesisir Afrika Barat, kemudian diperkenalkan ke bagian Afrika lainnya, Asia Tenggara dan Amerika Latin. Kelapa sawit tumbuh baik pada daerah iklim tropis. Rondang T, 2006, hal:21. Kelapa sawit mempunyai beberapa jenis atau varietas yang dikenal sebagai Dura, Tenera dan Pisifera. Ketiga jenis ini dapat dibedakan dengan cara memotong buahnya secara memanjangmelintang. Dura memiliki inti besar dan bijinya sedikit dikelilingi sabut. Deli dura memiliki inti besar dan cangkang tebal serta dipakai oleh pusat-pusat penelitian untuk memproduksi jenis Tenera. Tenera merupakan hasil persilangan antara Dura dan Pisifera, memiliki cangkang tipis dengan cincin serat di sekeliling biji. Pisifera tidak mempunyai cangkang dengan inti kecil sehingga tidak dikembangkan sebagai tanaman komersial. Universitas Sumatera Utara Tanaman kelapa sawit baru dapat berproduksi setelah berumur sekitar 30 bulan setelah ditanam di lapangan. Buah yang duhasilkan disebut tandan buah segar TBS atau fresh fruit bunch FFB. Produktivitas tanaman kelapa sawit meningkat mulai umur 3-14 tahun dan akan menurun kembali setelah umur 15-25 tahun. Setiap pohon sawit dapat menghasilkan 10-15 TBS per tahun. TBS diolah di pabrik kelapa sawit untuk diambil minyak dan intinya. Minyak dan inti yang dihasilkan dari pabrik kelapa sawit merupakan produk setengah jadi. Minyak mentah atau crude palm oil CPO, dan inti harus diolah lebih lanjut untuk dijadikan produk jadi lainnya. Iyung, P., 2006, hal: 221-223. Tanaman kelapa sawit dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu bagian vegetatif dan bagian generatif. Bagian vegetatif kelapa sawit meliputi akar, batang dan daun, sedangkan bagian generatif yang merupakan alat perkembangbiakan terdiri dari bunga dan buah. Yan Fauzi, 2006, hal: 25. Pada saat ini, perkebunan kelapa sawit telah berkembang lebih jauh sejalan dengan kebutuhan dunia akan minyak nabati dan produk industri oleochemical. Produk minyak sawit merupakan komponen penting dalam perdagangan minyak nabati dunia. Iyung, P., 2006, hal: 69. Perkebunan kelapa sawit merupakan jenis usaha jangka panjang. Kelapa sawit yang ditanam saat ini baru akan dipanen hasilnya beberapa tahun kemudian. Sebagai tanaman tahunan perennial crop, pada kelapa sawit dikenal periode tanaman belum menghasilkan TBM yang lamanya bervariasi antara 2-4 tahun. Iyung, P., 2006, hal: 84. Universitas Sumatera Utara

2.2. Minyak Sawit dan Minyak Inti Sawit