58
BPD, 25,00 masyarakat diundang rapat, 14,00 masyarakat diundang rapat, dan 9,00 menyatakan bahwa tidak pernah bermusyawarah dengan masyarakat.
Hasil kuisioner ini didukung hasil wawancara dengan Kepala Desa Kuala Tanjung Sofiah dan Kepala Desa Kuala Indah Dra. Tiurlan Napitupulu
menyatakan bahwa “ PT. Inalum sering memberikan bantuan kepada masyarakat dan sebelum memberikan bantuannya selalu bermusyawarah dengan tokoh masyarakat,
BPD dan aparat desa. Kalau inisiatif berasal manajemen, PT. Inalum melempar ke tokoh masyarakat dan BPD apakah bantuan yang akan dijalankan dibutuhkan. Dan
sebahagian besar bantuan PT. Inalum adalah usul dari masyarakat sekitar yang disetujui pihak manajemen”.
4.5 Hasil Penelitian terhadap Program Community Development PT. Inalum
4.5.1 Pemberdayaan Masyarakat
Untuk memberdayakan masyarakat sekitar, setiap tahunnya PT. Inalum telah mengadakan pelatihan keterampilan. Untuk ibu rumah tangga dan remaja putri
diberikan pelatihan menjahit dan tata rias pengantin. Kemudian PT. Inalum juga memberikan pelatihan pembuatan pupuk kompos, pelatihan peternakan kambing dan
sapi, dan yang baru dilaksanakan adalah Pelatihan Manajemen Usaha Kecil Berkelanjutan.
Dari 100 orang responden, terdapat 23 orang responden yang memperoleh pelatihan keterampilan. Kemudian dari 23 orang tersebut, 3 orang yang memperoleh
pelatihan peternakan kambing dan sapi, 15 orang yang memperoleh pelatihan
Universitas Sumatera Utara
59
menjahit dan salon, 3 orang pelatihan pembuatan pupuk kompos dan pertanian, 1 orang memperoleh pelatihan manajemen usaha kecil, dan 1 orang memperoleh
pelatihan pembuatan sapu. Kemudian masyarakat ikut dilibatkan dalam proyek-proyek pembangunan
infrastuktur seperti pembangunan jalan, pembuatan drainase, dan pembangunan Tempat Pelelangan Ikan. Pada pembangunan jalanjembatan, bahwa dari 100 orang
responden, 84 orang mengetahui bahwa PT. Inalum pernah membangun jalan dan jembatan, sisanya 16 orang tidak mengetahui. Dari 84 orang responden; 61,90 52
orang yang menyatakan bahwa pembangunan jalanjembatan tersebut dikerjakan kontraktor; 32,14 27 orang masyarakat ikut bekerja dan diberi upah; 3,57 3
orang masyarakat luar yang mengerjakan, dan 2,38 2 orang masyarakat ikut secara sukarela. Dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut:
32.14
3.57 2.38
61.90
Ikut secara suka rela Ikut dan diberi upah
Dari masyarakat luar Dikerjakan kontraktor
Gambar 4.3 Diagram Keterlibatan Masyarakat Tenaga Kerja dalam Pembangunan JalanJembatan
Universitas Sumatera Utara
60
Pada pembangunan Tempat Pelelangan Ikan TPI di dusun IV Pantai Desa Kuala Indah, dari 100 orang responden hanya 10 yang mengetahui bahwa PT. Inalum
yang membangunnya, sebab memang disana lokasinya. Dari 10 orang responden, 6 orang yang menyatakan bahwa pembangunan jalanjembatan tersebut dikerjakan
kontraktor dan 4 orang lagi menyatakan masyarakat ikut bekerja dan diberi upah. Pada pembangunan drainase, bahwa dari 100 orang responden, 62 orang
mengetahui bahwa PT. Inalum pernah membuat drainase, sisanya 38 orang tidak mengetahui. Dari 62 orang responden; 41,94 26 orang yang menyatakan bahwa
pembangunan jalanjembatan tersebut dikerjakan kontraktor; 41,94 26 orang masyarakat ikut bekerja dan diberi upah; 16,13 10 orang masyarakat ikut secara
sukarela, dan tidak ada responden yang menyatakan masyarakat luar yang mengerjakan, dapat dilihat pada Gambar 4.4 berikut:
41.94 0.00
16.13 41.94
Ikut secara suka rela Ikut dan diberi upah
Dari masyarakat luar Dikerjakan kontraktor
Gambar 4.4 Diagram Keterlibatan Masyarakat Tenaga Kerja dalam dalam Pembuatan Drainase
Universitas Sumatera Utara
61
Pada masa pembangunan jalanjembatan, pembangunan tempat pelelangan ikan dan pembuatan drainase dapat ditarik kesimpulan bahwa masyarakat sekitar ikut
dilibatkan dengan diberi upah dan kontraktor berasal dari pengusaha setempat. Hal ini senada dengan apa yang dikemukakan oleh Bapak Edison Sanggele bahwa
“Pembuatan drainase dilakukan secara manual oleh tenaga manusia, bertepatan pada saat itu Pemerintah sedang menjalankan Program Jaring Pengaman Sosial.
Masyarakat Kuala Tanjung dan Kuala Indah bergilir mengerjakan pembuatan drainase dan diberi upah Rp.15.000,- perhari”.
4.5.2 Pengembangan Kelembagaan